Pendahuluan Ritonavir
Ritonavir adalah obat antiretroviral golongan protease inhibitor yang digunakan dalam terapi infeksi HIV. Ritonavir dapat mengurangi produksi partikel virus HIV dengan cara berikatan bagian aktif aspartil protease virus sehingga mencegah poliprotein HIV berikatan dengan bagian tersebut.[1-3]
Selain digunakan sebagai regimen pengobatan HIV, ritonavir dinilai berpotensi sebagai tatalaksana COVID-19 dalam bentuk PaxlovidTM yang terdiri dari 300 mg nirmatrelvir dan 100 mg ritonavir. Meski demikian, belum banyak penelitian yang dapat mendukung penggunaannya sebagai terapi COVID-19.[4,16,20]
Penelitian juga menunjukkan potensi ritonavir sebagai obat antikanker melalui mekanisme inhibisi berbagai jalur protein yang menstimulasi apoptosis sel kanker, meningkatkan konsentrasi obat antikanker lainnya, serta meningkatkan sistem imun.[4-7]
Ritonavir juga ditemukan dapat meningkatkan kerja obat-obatan yang dikonsumsi jangka panjang, seperti opioid dan inhibitor protease lain, dengan menghambat metabolisme obat di hepar via inhibisi sitokrom CYP3A4.[3,9]
Ritonavir dapat diberikan pada ibu hamil tetapi tidak boleh diberikan pada ibu menyusui. Selain itu, ritonavir dilaporkan memiliki banyak interaksi dengan berbagai macam obat sehingga Dokter perlu memerhatikan riwayat pengobatan pasien sebelum meresepkan obat ini. Beberapa obat yang tidak boleh diberikan bersamaan dengan ritonair adalah alfuzosin, amiodarone, quinidine, kolkisin, turunan ergot, cisapride, simvastatin, sildenafil, dan midazolam.[2]
Penggunaan ritonavir dapat menyebabkan peningkatan risiko pankreatitis dan penggunaannya perlu diperhatikan pada bayi prematur, gangguan hati, penderita dislipidemia, hemofilia, dan diabetes melitus. Pemeriksaan laboratorium, seperti kadar trigliserida, kolestrol, SGOT, SGPT, GGT, kreatinin, dan asam urat perlu dilakukan secara berkala karena konsumsi ritonavir dapat meningkatkan kadar komponen-komponen tersebut.[2]
Rumus molekul: C37H48N6O5S2.[8]
TABEL 1. Deskripsi Singkat Ritonavir
Perihal | Deskripsi |
Kelas | Antiinfeksi[1] |
Subkelas | Antivirus[1] |
Akses | Resep dokter |
Wanita hamil | Kategori FDA : B[2] Kategori TGA : B3[10] |
Wanita menyusui | Pengguna ritonavir tidak dianjurkan untuk menyusui bayi[2] |
Anak-anak | Ritonavir aman diberikan pada anak-anak dengan profil efek samping yang serupa dengan pemberian pada dewasa[2,11] |
Bayi/Infant | Ritonavir aman diberikan pada bayi ≥ 1 bulan. Penelitian mengenai keamanan penggunaan obat pada bayi <1 bulan masih belum diketahui secara pasti[2,12] |
FDA | Approved[2] |
Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja