Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui Tamoxifen
Penggunaan tamoxifen pada ibu hamil tidak dianjurkan, demikian pula pada ibu yang sedang menyusui.[2,8]
Penggunaan pada Kehamilan
Tamoxifen dikategorikan D oleh FDA yang mana berarti terdapat bukti positif mengenai risiko terhadap janin manusia, tetapi besarnya manfaat yang diperoleh mungkin lebih besar dari risikonya.[2,8]
Sementara berdasarkan TGA, tamoxifen diberi kategori B3 yang berarti obat yang telah dikonsumsi oleh sejumlah kecil wanita hamil atau wanita usia subur, tanpa peningkatan frekuensi cacat lahir atau efek membahayakan baik langsung maupun tidak langsung pada janin. Penelitian pada hewan menunjukkan bukti peningkatan angka kejadian gangguan janin hewan coba. Pada manusia, gangguan janin akibat obat kategori ini masih belum dapat ditentukan.[2,8]
Pada wanita hamil, tamoxifen dan metabolitnya berinteraksi dengan jaringan embrionik dan fetus sehingga dapat menimbulkan efek teratogenik. Berdasarkan salah satu studi pada manusia didapatkan 16 bayi dengan malformasi kongenital dan 122 bayi lainnya tanpa malformasi kongenital. AstraZeneca Safety Database melaporkan 11 kejadian malformasi kongenital dari 44 bayi, disertai 18 fetal loss dan 3 stillbirth.
Terdapat pula laporan kasus bayi dengan sindrom Goldenhar dan Pierre Robin Sequence dalam pemberian tamoxifen pada kehamilan. Berbagai panduan mengkontraindikasikan penggunaan tamoksifen dalam kehamilan dan menggunakan kondom hingga 2 bulan setelah penghentian tamoxifen oleh karena pemanjangan waktu paruh dari metabolitnya.[12,13]
Penggunaan pada Ibu Menyusui
Data mengenai ekskresi tamoxifen ke dalam ASI belum diketahui hingga kini. Tamoxifen diketahui dapat menekan pengeluaran prolaktin sehingga tidak boleh diberikan pada pada ibu menyusui.[2,13]
Direvisi oleh: dr. Dizi Bellari Putri