Pendahuluan Chlorambucil
Chlorambucil adalah obat antineoplastik golongan agen alkilasi yang digunakan untuk mengobati leukemia limfositik kronis (LLK), limfoma Hodgkin, dan limfoma non-Hodgkin. Chlorambucil secara farmakologi merupakan obat kemoterapi agen alkilasi turunan dari chlormethine.[1-3]
Obat ini bekerja dengan cara mengganggu proses replikasi DNA dan transkripsi RNA dengan menambah gugus alkil dan gugus lainnya, sehingga mengganggu fungsi asam nukleat dan terjadi apoptosis sel.[1-3]
Selain menjadi salah satu terapi utama dari leukemia limfositik kronis, limfoma Hodgkin, dan limfoma non-Hodgkin, chlorambucil juga dapat diberikan sebagai terapi pada pasien makroglobulinemia Waldenstrom yang tidak dapat diberikan imunokemoterapi, monoterapi rituximab, atau inhibitor bruton tyrosine kinase lainnya.[1,2,23]
Efek samping yang sering ditimbulkan adalah depresi sumsum tulang. Efek samping lainnya dapat berupa infertilitas dan reaksi alergi. Penggunaan terhadap ibu hamil dapat membahayakan bayi.[2]
Nama Kimia: Benzenebutanoic acid, 4-[bis(2-chloroethyl)amino][4]
Unsur Kimia: C14H19Cl2NO2[4]
Tabel 1. Deskripsi Singkat Chlorambucil
Perihal | Deskripsi |
Kelas | Antineoplastik[5] |
Subkelas | Sitotoksik[5] |
Kategori | Resep Dokter |
Cara Kerja | Menghambat replikasi DNA dan transkripsi RNA[3] |
Wanita hamil | FDA: Kategori D[4] TGA: Kategori D[3] |
Wanita menyusui | Belum ada studi apakah chlorambucil diekskresikan melalui ASI atau tidak |
FDA | Approved[4] |
Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja