Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
general_alomedika 2022-09-29T09:35:57+07:00 2022-09-29T09:35:57+07:00
Diltiazem
  • Pendahuluan
  • Farmakologi
  • Formulasi
  • Indikasi dan Dosis
  • Efek Samping dan Interaksi Obat
  • Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui
  • Kontraindikasi dan Peringatan
  • Pengawasan Klinis

Pendahuluan Diltiazem

Oleh :
Debtia Rahmah
Share To Social Media:

Diltiazem merupakan calcium channel blocker non-dihidropiridin yang digunakan sebagai terapi hipertensi, angina pektoris, dan aritmia. Diltiazem bekerja dengan menurunkan influks kalsium ke dalam sel, yang mengakibatkan vasodilatasi dan penurunan tekanan darah.[1–3]

Selain sebagai vasodilator, diltiazem memiliki efek kronotropik dan inotropik negatif. Melalui efek tersebut, diltiazem menurunkan kebutuhan oksigen miokard, sehingga efektif untuk terapi angina pektoris stabil. Diltiazem dapat memperlambat otomatisasi nodus sinoatrial (SA) dan reduksi konduksi nodus atrioventrikular (AV), sehingga sesuai untuk tata laksana dan pencegahan aritmia.[1,4]

Diltiazem tersedia dalam formulasi oral, berupa tablet dan kapsul pelepasan lambat, serta dalam larutan injeksi untuk pemberian intravena. Kapsul pelepasan lambat sebaiknya dikonsumsi sebelum makan, dan tidak boleh dikunyah. Pemberian bolus intravena, harus dilakukan perlahan, sekitar 2 menit, serta dilakukan pemantauan tekanan darah, dan pemeriksaan elektrokardiografi (EKG).[3,5]

Efek samping tersering akibat pemberian diltiazem per oral adalah edema perifer, sakit kepala, asthenia, dan blok AV derajat 1, sedangkan pada pemberian intravena efek samping yang paling umum adalah hipotensi dan aritmia. Peringatan penggunaan diltiazem ditujukan bagi pasien dengan gagal jantung, karena diltiazem dapat memperberat penyakit tersebut.[5,6]

Diltiazem tidak direkomendasikan bagi ibu hamil dan ibu menyusui. Pengawasan klinis penggunaan diltiazem dilakukan dengan memantau tekanan darah, denyut jantung, dan elektrokardiografi, terutama pada pemberian intravena. Pemeriksaan fungsi hepar, seperti SGOT dan SGPT, serta kadar gula darah juga perlu dilakukan secara berkala.[5,6]

Tabel 1. Deskripsi Singkat Diltiazem

Perihal Deskripsi
Kelas Obat kardiovaskular[1]
Subkelas Antihipertensi, antiangina, antiaritmia[1]
Akses Resep[7]
Wanita hamil

Food and Drugs Administration (FDA): Kategori C[6]

Therapeutic Goods Administration (TGA): Kategori C[5]

Wanita menyusui Tidak direkomendasikan[5,6]
Anak-anak Penggunaan diltiazem pada anak tidak direkomendasikan. Manfaat dan keamanan penggunaan diltiazem pada anak-anak belum dapat dipastikan[5]
Infant Penggunaan diltiazem pada infant tidak direkomendasikan. Manfaat dan keamanan penggunaan diltiazem pada infant belum dapat dipastikan[5]
FDA

Approved[2]

 

 

Direvisi oleh: dr. Livia Saputra

Referensi

1. Drugbank. Diltiazem. 2022 https://go.drugbank.com/drugs/DB00343
2. Talreja O, Cassagnol M. Diltiazem. StatPearls Publishing. 2022 https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK532937/
3. Drugs.com. Diltiazem Prescribing Information. 2022 https://www.drugs.com/pro/diltiazem.html#LINK_781ca361-e6c9-4998-a1ef-7277904eaf31
4. Rodríguez Padial L, Barón-Esquivias G, Hernández Madrid A, et al. Clinical Experience with Diltiazem in the Treatment of Cardiovascular Diseases. Cardiol Ther. 2016 Jun;5(1):75-82. doi: 10.1007/s40119-016-0059-1.
5. Australian Product Information.Diltiazem Hydrochloride. 2020 https://www.ebs.tga.gov.au/ebs/picmi/picmirepository.nsf/pdf?OpenAgent&id=CP-2010-PI-06082-3&d=20220926172310101
6. American Society of Health-System Pharmacists. Diltiazem. Drugs.com. 2022 https://www.drugs.com/monograph/diltiazem.html
7. PIO Nas. Diltiazem Hidroklorida. BPOM. 2015 https://pionas.pom.go.id/monografi/diltiazem-hidroklorida

Farmakologi Diltiazem

Artikel Terkait

  • Pilihan Obat Antihipertensi pada Orang dengan Penyakit Kardiovaskuler
    Pilihan Obat Antihipertensi pada Orang dengan Penyakit Kardiovaskuler
  • Serba-serbi Pengukuran Tekanan Darah dengan Digital Sphygmomanometer
    Serba-serbi Pengukuran Tekanan Darah dengan Digital Sphygmomanometer
  • Pemilihan Obat Antihipertensi Lini Pertama
    Pemilihan Obat Antihipertensi Lini Pertama
  • Waktu Optimal Konsumsi Obat Antihipertensi: Pagi atau Malam?
    Waktu Optimal Konsumsi Obat Antihipertensi: Pagi atau Malam?
  • Pedoman Penatalaksanaan Hipertensi ESC 2024 – Ulasan Guideline Terkini
    Pedoman Penatalaksanaan Hipertensi ESC 2024 – Ulasan Guideline Terkini

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 29 Maret 2025, 19:48
Apakah pasien HT terkontrol dg tensi >180/90 boleh dilakukan vaksinasi meningitis?
Oleh: Anonymous
3 Balasan
Alo dokter, izin bertanya apakah pasien dengan tensi >180/90 boleh dilakukan vaksin meningitis? Atau harus dilakukan penundaan terlebih dahulu, jika iya...
Anonymous
Dibalas 15 Maret 2025, 13:59
Apakah dokter umum boleh memberikan obat hipertensi pada ibu hamil
Oleh: Anonymous
8 Balasan
Alo Dokter. Saya izin bertanya, ada pasien ibu hamil tensi 150/80mmHgDicek protein urine negatifSebaiknya kami sebagai dokter umum memberikan rujukan poli...
Anonymous
Dibalas 24 Februari 2025, 10:12
CAPTOPRIL SUBLINGUAL VS ORAL
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo Dokter, izin bertanya pada kasus HT urgensi dengan dispepsia. TD 198/122. Keluhan menyesak di dada. EKG normal. Tatalaksana awal utk menurunkan TD nya...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.