Efek Samping dan Interaksi Obat Diltiazem
Efek samping diltiazem yang umum terjadi adalah edema perifer, bradikardia, hipotensi, sakit kepala dan fatigue. Interaksi obat dapat terjadi antara diltiazem dengan propanolol atau digoxin yang dapat meningkatkan efek samping diltiazem.[1,3,5]
Efek Samping
Efek samping diltiazem formulasi oral yang paling sering ditemukan, antara lain edema, sakit kepala, dizziness, asthenia, dan blok atrioventrikular (AV) derajat 1. Pada penggunaan secara intravena, efek samping yang paling umum adalah hipotensi, reaksi lokal pada lokasi injeksi, misalnya rasa panas atau gatal, serta vasodilatasi, dan aritmia.[6,11]
Efek Samping Neuropsikiatri
Efek samping pada neuropsikiatri dapat berupa pusing, nyeri kepala, insomnia, tremor, tinnitus, dan amnesia. Halusinasi, perubahan kepribadian, perubahan mood, dan depresi juga telah dilaporkan.[6,11]
Efek Samping Kardiovaskular
Beberapa efek samping pada sistem kardiovaskular, antara lain edema tungkai bawah, hipotensi, blok atrioventrikular (AV) derajat 1–3, bradikardia, sinkop, dan ventricular extrasystole.[3,11]
Efek Samping Gastrointestinal
Anoreksia, diare, disgeusia, dispepsia, rasa haus, dan peningkatan berat badan merupakan beberapa efek samping gastrointestinal yang pernah dilaporkan terkait diltiazem. Selain itu, dapat juga terjadi sedikit peningkatan SGPT dan laktat dehidrogenase (LDH).[3,11]
Efek Samping Dermatologi dan Imunologi
Efek samping pada kulit dapat berupa timbulnya ruam, pruritus, petekie, urtikaria, angioedema, serta eritema multiforme, termasuk Sindrom Stevens-Johnson dan toxic epidermal necrolysis. Reaksi alergi, seperti angioedema, juga dilaporkan pernah terjadi.[3,11]
Interaksi Obat
Diltiazem dimetabolisme oleh enzim sitokrom CYP3A4, sehingga obat-obat lain yang bekerja pada enzim tersebut berinteraksi dengan diltiazem. Diltiazem juga memiliki efek terhadap konstriksi vaskular, kontraktilitas serta sistem konduksi jantung sehingga dapat berinteraksi dengan obat yang memiliki efek serupa, seperti beta blocker dan agen anestesi.
Peningkatan Efek Samping Diltiazem
Terdapat interaksi obat antara diltiazem dengan obat yang memiliki efek serupa, misalnya beta blocker, seperti propranolol atau atenolol, berupa peningkatan risiko efek samping blok atrioventrikular, depresi fungsi ventrikel, hingga bradikardia simtomatik. Interaksi obat ini juga terjadi pada penggunaan bersama dengan digoxin, clonidine, dan antagonis reseptor H2, seperti cimetidine dan ranitidine.
Peningkatan efek samping diltiazem juga dapat ditemukan akibat interaksi obat antara diltiazem dengan zat anestesi, misalnya halothane, isoflurane, atau enflurane. Efek samping yang dapat terjadi, antara lain penurunan kontraktilitas jantung, konduktivitas, dan otomatisasi, serta dilatasi pembuluh darah.[5,11,12]
Penurunan Konsentrasi Diltiazem
Interaksi obat antara diltiazem dengan rifampicin akan meningkatkan laju metabolisme diltiazem, sehingga terjadi penurunan konsentrasi dan efektivitas obat. Penggunaan bersama diazepam juga menyebabkan kadar diltiazem plasma menurun.[3]
Peningkatan Konsentrasi Obat Lain
Diltiazem dapat menyebabkan interaksi berupa penurunan laju metabolisme obat pada penggunaan bersama dengan carbamazepine, kolkisin, cyclosporine, sirolimus, tacrolimus, digoxin, lithium, fenitoin, dan benzodiazepine. Hal ini menyebabkan konsentrasi obat-obatan lain akan meningkat dalam tubuh, dan berpotensi meningkatkan toksisitas obat.[3]
Direvisi oleh: dr. Livia Saputra