Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui Diltiazem general_alomedika 2022-09-29T09:54:30+07:00 2022-09-29T09:54:30+07:00
Diltiazem
  • Pendahuluan
  • Farmakologi
  • Formulasi
  • Indikasi dan Dosis
  • Efek Samping dan Interaksi Obat
  • Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui
  • Kontraindikasi dan Peringatan
  • Pengawasan Klinis

Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui Diltiazem

Oleh :
Debtia Rahmah
Share To Social Media:

Penggunaan diltiazem pada kehamilan dikategorikan sebagai kategori C oleh Food and Drugs Administration atau FDA. Sebaiknya, obat ini tidak diberikan selama kehamilan. Pada ibu menyusui, pemberian diltiazem juga sebaiknya tidak direkomendasikan.

Penggunaan pada Kehamilan

Berdasarkan FDA, diltiazem termasuk ke dalam kategori C. Artinya, studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin, tetapi belum ada studi terkontrol pada wanita hamil.

Diltiazem juga termasuk ke dalam kategori C menurut Therapeutic Goods Administration (TGA), yang berarti obat diduga menyebabkan efek membahayakan bagi janin manusia atau fetus, tetapi tidak tidak mengakibatkan malformasi. Efek membahayakan ini mungkin bersifat reversible.

Bukti klinis menunjukkan adanya efek teratogenik pada hewan, tetapi data pada manusia masih sangat terbatas. Sebaiknya, diltiazem dihindari selama kehamilan, juga pada wanita usia reproduktif yang tidak menggunakan kontrasepsi efektif.[13,14]

Penggunaan pada Ibu Menyusui

Diltiazem tidak direkomendasikan untuk ibu menyusui. Diltiazem diekskresikan pada air susu ibu (ASI). Studi terdahulu menunjukkan kadar puncak diltiazem tercapai setelah 2 jam konsumsi regimen diltiazem 60 mg per oral, 4 kali/hari, sebesar 190-230 μg/L. Kadar obat dalam ASI hampir serupa dengan kadar dalam plasma.

Alternatif obat lain yang dapat digunakan, antara lain nifedipin atau verapamil. Jika pasien tidak dapat menghentikan terapi dengan diltiazem, maka sebaiknya pasien berhenti menyusui.[3,13]

 

 

Direvisi oleh: dr. Livia Saputra

Referensi

3. Drugs.com. Diltiazem Prescribing Information. 2022 https://www.drugs.com/pro/diltiazem.html#LINK_781ca361-e6c9-4998-a1ef-7277904eaf31
13. Drugs.com. Diltiazem Pregnancy and Breastfeeding Warnings. 2022 https://www.drugs.com/pregnancy/diltiazem.html
14. Regitz-Zagrosek V, Roos-Hesselink JW, Bauersachs J, et al. ESC Scientific Document Group. 2018 ESC Guidelines for the management of cardiovascular diseases during pregnancy. Eur Heart J. 2018 Sep 07;39(34):3165-3241.

Efek Samping dan Interaksi Obat ...
Kontraindikasi dan Peringatan Di...

Artikel Terkait

  • Pilihan Obat Antihipertensi pada Orang dengan Penyakit Kardiovaskuler
    Pilihan Obat Antihipertensi pada Orang dengan Penyakit Kardiovaskuler
  • Serba-serbi Pengukuran Tekanan Darah dengan Digital Sphygmomanometer
    Serba-serbi Pengukuran Tekanan Darah dengan Digital Sphygmomanometer
  • Pemilihan Obat Antihipertensi Lini Pertama
    Pemilihan Obat Antihipertensi Lini Pertama
  • Waktu Optimal Konsumsi Obat Antihipertensi: Pagi atau Malam?
    Waktu Optimal Konsumsi Obat Antihipertensi: Pagi atau Malam?
  • Pedoman Penatalaksanaan Hipertensi ESC 2024 – Ulasan Guideline Terkini
    Pedoman Penatalaksanaan Hipertensi ESC 2024 – Ulasan Guideline Terkini

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 29 Maret 2025, 19:48
Apakah pasien HT terkontrol dg tensi >180/90 boleh dilakukan vaksinasi meningitis?
Oleh: Anonymous
3 Balasan
Alo dokter, izin bertanya apakah pasien dengan tensi >180/90 boleh dilakukan vaksin meningitis? Atau harus dilakukan penundaan terlebih dahulu, jika iya...
Anonymous
Dibalas 15 Maret 2025, 13:59
Apakah dokter umum boleh memberikan obat hipertensi pada ibu hamil
Oleh: Anonymous
8 Balasan
Alo Dokter. Saya izin bertanya, ada pasien ibu hamil tensi 150/80mmHgDicek protein urine negatifSebaiknya kami sebagai dokter umum memberikan rujukan poli...
Anonymous
Dibalas 24 Februari 2025, 10:12
CAPTOPRIL SUBLINGUAL VS ORAL
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo Dokter, izin bertanya pada kasus HT urgensi dengan dispepsia. TD 198/122. Keluhan menyesak di dada. EKG normal. Tatalaksana awal utk menurunkan TD nya...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.