Efek Samping dan Interaksi Obat Bumetanide
Efek samping dari bumetanide yang umum terjadi adalah hiperurisemia, hipokloremia, hipokalemia, azotemia, dan ototoksisitas, yang dapat ditemukan pada pemberian intravena dosis tinggi atau pada pasien dengan penurunan fungsi ginjal. Interaksi obat berupa peningkatan atau penurunan konsentrasi obat serta adanya risiko toksisitas lithium yang berpotensi fatal dapat terjadi pada pemberian bumetanide dengan obat-obatan lainnya secara bersamaan.[4,5]
Efek Samping
Terdapat tiga kategori efek samping utama dalam penggunaan bumetanide, yaitu yang berhubungan dengan diuresis dan natriuresis, reaksi hipersensitivitas, dan ototoksisitas.[3-5]
Terkait Diuresis and Natriuresis
Hipokalemia, alkalosis, hipovolemia, dan hiperurisemia merupakan efek samping terkait diuresis dan natriuresis yang dapat terjadi pada pemakaian bumetanide. Risiko ini dapat terjadi terutama pada pasien yang mendapatkan terapi digitalis dan diuretik untuk gagal jantung kongestif, sirosis hati dan asites, keadaan kelebihan aldosteron dengan fungsi renal normal, potassium-losing nephropathy, diare, atau riwayat aritmia ventrikel.
Hipersensitivitas Terhadap Bumetanide
Reaksi hipersensitivitas yang dapat muncul berupa kemerahan pada kulit, atau nefritis interstitial akut, sebagaimana dapat juga ditemukan pada efek samping dari obat sulfonamide. Sejumlah penelitian mempertanyakan pengaruh dari komponen sulfo pada bumetanide.
Ototoksisitas
Pasien dapat mengalami tuli sementara (berlangsung selama 30 menit hingga 24 jam) atau tuli permanen. Ototoksisitas primer terjadi pada dosis tinggi dan peningkatan frekuensi pemberian pada kasus dengan gangguan fungsi ekskresi renal.[3-5,10,11]
Efek samping bumetanide terhadap sistem organ di tubuh dapat berupa:
- Sistem endokrin/metabolik, berupa: hiperurisemia (18,4%), hipokloremia (14,9%), hipokalemia (14,7%), hiperglikemia, hipomagnesemia, dan gynecomastia
- Sistem saluran kemih, berupa: gagal ginjal, azotemia (10,6%)
- Sistem kardiovaskular, berupa: hipotensi, abnormalitas gelombang EKG
- Sistem dermatologi, berupa: sindrom Steven-Johnson
- Sistem gastrointestinal, berupa: nausea
- Sistem muskuloskeletal, berupa: arthralgia, kram, fraktur, kelemahan otot, mialgia, penurunan mobilitas, dan penurunan kepadatan mineral tulang.
- Sistem neurologi, berupa: nyeri kepala, ensefalopati.
- Sistem reproduksi, berupa: ejakulasi dini dan kesulitan mempertahankan ereksi
- Sistem pernapasan, berupa: fibrosis paru
- Sistem hematologi: trombositopenia (0,2%), deviasi pada hemoglobin (0,8%), waktu protrombin (0,8%), hematokrit (0,6%), sel darah putih (0,3%) dan jumlah diferensial (0,1%)
- Sistem indera: ototoksisitas
Interaksi Obat
Pemberian bumetanide bersamaan dengan obat-obatan lainnya dapat menimbulkan interaksi obat berupa penurunan efektivitas diuretik dan risiko nefrotoksisitas, peningkatan risiko ototoksisitas, meningkatkan risiko ototoksisitas lithium, serta meningkatkan risiko kardiotoksisitas.
Menurunkan Efektivitas Diuretik dan Risiko Nefrotoksisitas
Penggunaan bumetanide bersamaan dengan obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS), seperti aceclofenac, acemetacin, amtolmetin guacil, aspirin, diklofenak, ketorolac, indomethacin, ibuprofen, dan asam mefenamat, dapat meningkatkan risiko nefrotoksisitas karena terjadi penurunan pembentukan prostaglandin dan aliran darah renal yang bergantung pada dosis OAINS. Maka dari itu, penggunaan OAINS dan diuretik secara bersamaan memerlukan pemantauan terhadap tanda-tanda perburukan fungsi renal dan respon terapi diuretik, termasuk efek terhadap tekanan darah.[1,3,4]
Selain itu, penggunaan probenesid bersamaan dengan bumetanide dapat mengurangi efek diuretik dan natriuretik sehingga penggunaan secara bersamaan tidak direkomendasikan.[3,4]
Meningkatkan Risiko Ototoksisitas
Penggunaan bumetanide bersamaan dengan aminoglikosida (amikacin, gentamicin, neomycin, streptomycin, dan tobramycin) meningkatkan risiko ototoksisitas (tinnitus, tuli permanen/ sementara, pusing, vertigo) karena menurunkan sintesis prostaglandin renal. Gagal ginjal menjadi faktor risiko yang meningkatkan interaksi obat tersebut sehingga pemantauan berkala terhadap pendengaran pada pasien dengan disfungsi renal atau dengan dosis tinggi sangat diperlukan.[1,3,4]
Meningkatkan Risiko Toksisitas Lithium
Penggunaan bumetanide bersamaan dengan lithium meningkatkan risiko toksisitas lithium karena penurunan sintesis prostaglandin renal. Diuretik loop dapat mempengaruhi fungsi renal dan meningkatkan konsentrasi serum lithium serum.[1,3,4]
Penggunaan bumetanide dan litium secara bersamaan mengakibatkan hilangnya natrium, penurunan ekskresi lithium, dan gejala toksisitas lithium sehingga apabila penggunaan bersamaan tidak dapat dihindari, maka dosis awal lithium dapat dikurangi dan dilakukan titrasi perlahan diikuti pemantauan kadar serum lithium secara rutin dan tanda/ gejala toksisitas lithium.[3,4]
Meningkatkan Risiko Kardiotoksisitas
Penggunaan bumetanide bersamaan dengan arsenic trioxide, dofetilide, droperidol, dan sotalol dapat meningkatkan risiko kardiotoksisitas seperti perpanjangan interval QT, torsades de pointes, atau serangan jantung. Pemakaian bumetanide bersamaan dengan dofetilide dapat menyebabkan aritmia ventrikel serius yang berhubungan dengan perpanjangan interval QT dan konsentrasi plasma dofetilide. Selain itu, penggunaan bumetanide bersamaan dengan sotalol dapat menyebabkan hipokalemia dan hipomagnesemia yang meningkatkan risiko toksisitas sotalol sehingga koreksi ketidakseimbangan kalium dan magnesium harus dilakukan sebelum terapi sotalol.[1,3,4]