Farmakologi Urea Topikal
Farmakologi urea topikal mencakup efek melembabkan dan keratolitik. Urea adalah senyawa non toksik dan non alergenik yang dapat mendenaturasi dan melarutkan protein dan meningkatkan kapasitas pengikatan air di stratum korneum sehingga menghasilkan kelembutan dan kelenturan kulit. Namun, mekanisme farmakokinetik urea belum sepenuhnya dipahami dengan jelas.
Farmakodinamik
Urea bekerja sebagai pelembab dan keratolitik. Urea melembutkan daerah yang bersifat keratolitik dengan melarutkan matriks intraseluler yang mengakibatkan melonggarnya lapisan kulit dan pelepasan kulit bersisik secara berkala, atau melembutkan lempeng kulit. Oleh karena itu, urea topikal sering digunakan pada pasien iktiosis dan keratosis pilaris.[1,7,17]
Urea dapat memutus ikatan hidrogen dan mengganggu struktur kuartener keratin sehingga mampu mendispersi dan mendenaturasi keratin tanpa merusak epidermal water-barrier. Urea juga menurunkan indeks sintesis DNA sel-sel epidermis dan pengurangan sel-sel basal epidermis.[1,7,19,20]
Sebagai humektan, urea dapat menarik air dari dua sumber yaitu meningkatkan penyerapan air dari dermis ke epidermis dan dalam kondisi lembab juga dapat membantu penyerapan air dari lingkungan eksternal.[2,7]
Efek urea berbeda tergantung dari konsentrasi yang digunakan:
- 3–10% sebagai pelembab meningkatkan jumlah air pada stratum corneum dan mengurangi transepidermal water loss (TEWL)
- 10–30 % sebagai agen keratolitik memutus rantai hidrogen pada keratin, akselerasi degradasi fibrin, antipruritus, memecah keratin, mengurangi ketebalan stratum korneum
- 30–50% bersifat proteolitik dan dapat melarutkan dan mengelupaskan kuku yang distrofi atau sebelum avulsi [1,7,15,16,20]
Farmakokinetik
Farmakokinetik urea di dalam tubuh menjalani absorpsi, distribusi, metabolisme dan ekskresi.[1,2]
Absorpsi
Urea diabsorbsi secara perkutan tetapi terabsorbsi secara minimal.[1]
Distribusi
Urea terdistribusi ke matriks ekstraseluler.[1]
Metabolisme
Urea terlibat dalam metabolisme dan transport nitrogen dalam tubuh manusia. Urea merupakan end-product katabolisme protein, terbentuk oleh oksidasi asam amino pada hepar, dan diregulasi oleh enzim N-acetylglutamate.[2]
Ekskresi
Sejumlah kecil urea disekresikan di dalam urine.[1]
Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja