Salbutamol
Salbutamol adalah obat bronkodilator golongan agonis reseptor β2 adrenergik selektif short acting yang digunakan dalam pengobatan serangan asthma dan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK).
Salbutamol memiliki gugus butil tersier, sehingga lebih selektif untuk reseptor β2 yang merupakan reseptor utama pada otot polos bronkus. Selektivitasnya sebesar 29 kali lebih tinggi dibandingkan terhadap reseptor β1, sehingga spesifisitasnya juga lebih tinggi untuk reseptor beta paru dibandingkan reseptor β1-adrenergik yang terletak di jantung. Salbutamol selain sebagai stimulan adrenoreseptor β2, salbutamol juga memberikan beberapa fungsi penambahan reseptor β-1 pada pemberian dosis yang lebih tinggi.[1-3]
Salbutamol diformulasikan sebagai campuran rasemat dari R- dan S-isomer. Isomer R memiliki afinitas 150 kali lebih besar untuk reseptor β2 daripada isomer S yang telah dikaitkan dengan toksisitas. Efek samping yang paling sering terjadi akibat pemberian salbutamol adalah kecemasan, takikardia, aritmia, hipotensi, hipokalemia, tremor dan palpitasi. Penambahan dosis salbutamol dibatasi oleh efek sampingnya yang menyebabkan takikardia seiring dengan bertambahnya dosis.[1-4]
Saat ini, penggunaan salbutamol secara tunggal sudah tidak disarankan. Pedoman klinis penanganan asthma oleh Global Initiative for Asthma (GINA) tidak lagi menyarankan salbutamol monoterapi dalam penanganan serangan asthma.[13]
Tabel 1. Deskripsi Singkat Salbutamol
Perihal | Deskripsi |
Kelas | Obat untuk saluran napas[2,7] |
Subkelas | Antiasthma[7,8] |
Akses | Resep[6] |
Wanita hamil | Kategori FDA: C[6] Kategori TGA: A[9] |
Wanita menyusui | Tidak diketahui dikeluarkan ke air susu ibu atau tidak[5,8] |
Anak-anak | Keamanan dan efektivitas untuk usia di bawah 4 tahun belum dipastikan[5,8] |
Infant | Efikasi dan keamanan tidak diketahui, tidak direkomendasikan pada neonatus[5,8] |
FDA | Approved[6] |
Penulisan pertama oleh: dr. DrRiawati MMedPH