Penggunaan Pada Kehamilan dan Ibu Menyusui Salbutamol
Penggunaan salbutamol pada kehamilan masuk kategori C oleh FDA, tetapi kategori A oleh TGA. Penggunaan pada ibu menyusui perlu berhati-hati karena belum diketahui pasti apakah salbutamol dikeluarkan ke ASI pada manusia.[5-8]
Penggunaan pada Kehamilan
FDA memasukkan salbutamol dalam kategori C. Artinya, studi reproduksi pada binatang menunjukkan bahwa terdapat efek samping terhadap janin dan belum ada data yang adekuat dan penelitian terkontrol pada manusia. Namun, deksmedetomidin dapat digunakan jika pertimbangan manfaat lebih besar daripada risiko yang ditimbulkan.
TGA memasukkan salbutamol dalam kategori A. Obat telah diobservasi penggunaannya pada sejumlah besar wanita hamil dan wanita usia subur tanpa terbukti meningkatkan frekuensi malformasi atau efek berbahaya langsung atau tidak langsung lain pada janin.
Salbutamol banyak digunakan untuk penanganan asthma dan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK). Berdasarkan studi hewan mencit, salbutamol diketahui menyebabkan efek teratogenik, sehingga penggunaannya pada wanita hamil harus menimbang risiko yang akan didapat pada fetus.[5,6]
Penggunaan pada Ibu Menyusui
Penggunaan salbutamol pada wanita menyusui memiliki data studi yang terbatas. Belum dapat dipastikan seberapa banyak konsentrasi salbutamol yang terkandung di air susu ibu. Studi pada hewan coba yang diberikan salbutamol mengindikasikan bahwa salbutamol berpotensi menyebabkan tumorigenisitas, sehingga pemberian pada ibu yang menyusui ataupun keputusan untuk tidak menyusui harus menimbang manfaat dan risiko pada ibu dan bayi.[5,6,8]
Penulisan pertama oleh: dr. DrRiawati MMedPH