Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Pengawasan Klinis Dextromethorphan general_alomedika 2024-03-18T13:35:56+07:00 2024-03-18T13:35:56+07:00
Dextromethorphan
  • Pendahuluan
  • Farmakologi
  • Formulasi
  • Indikasi dan Dosis
  • Efek Samping dan Interaksi Obat
  • Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui
  • Kontraindikasi dan Peringatan
  • Pengawasan Klinis

Pengawasan Klinis Dextromethorphan

Oleh :
dr. Reren Ramanda
Share To Social Media:

Pengawasan klinis dextromethorphan jarang diperlukan. Obat ini umumnya dapat ditoleransi dengan baik dan memiliki jendela terapeutik yang lebar.[1] Meski demikian, pada beberapa kondisi, diperlukan pemantauan terkait risiko penyalahgunaan, overdosis, dan sindrom serotonin.

Penyalahgunaan Zat

Penyalahgunaan dextromethrophan pernah dilaporkan. Hal ini karena penggunaan dextromethorphan dalam dosis besar dapat memberi efek euforia, stimulasi saraf pusat, hingga halusinasi visual dan auditori. Oleh karenanya, penggunaan obat ini memerlukan pemantauan dan tidak disarankan pada pasien yang memiliki riwayat penyalahgunaan zat. Di Amerika Serikat, diperkirakan 1 juta dewasa muda melakukan penyalahgunaan obat batuk-pilek setiap tahunnya. Hal ini dikaitkan dengan sekitar 6000 kunjungan ke unit gawat darurat setiap tahun.

Jika dextromethorphan disalahgunakan dalam jangka waktu yang lama, terdapat risiko keracunan bromida karena dextromethorphan umumnya tersedia dalam bentuk dextromethorphan HBr.[1-3]

Overdosis

Dextromethorphan merupakan obat yang dijual bebas dalam bentuk kombinasi dengan obat lain. Obat ini umumnya digunakan untuk meredakan batuk, misalnya pada kasus infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) dan common cold. Dalam dosis terapeutik, dextromethorphan umumnya dapat ditoleransi dengan baik. Namun, overdosis dapat terjadi karena kesalahan penggunaan, misalnya karena penggunaan 2 sediaan obat batuk-pilek dengan komposisi yang tumpang tindih.

Pasien overdosis dapat menunjukkan gejala seperti midriasis, mual, muntah, depresi saraf pusat, eksitasi, letargi, nistagmus, sindrom serotonin, penurunan kesadaran, disarthria, kebingungan, gejala psikotik, dan depresi napas. Tata laksana yang diberikan bersifat suportif dan simptomatik. Selain itu, penggunaan naloxone telah dilaporkan efektif pada beberapa kasus.[2,4]

Sindrom Serotonin

Penggunaan dextromethorphan dapat meningkatkan risiko sindrom serotonin. Risiko akan meningkat jika obat ini digunakan dengan obat serotonergik, seperti fluoxetine dan paroxetine.

Gejala sindrom serotonin antara lain:

  • Perubahan status mental: agitasi, halusinasi, delirium, hingga koma
  • Instabilitas autonom: takikardia, tekanan darah yang tidak stabil, pusing, diaforesis, flushing, dan hipertermia
  • Gejala neuromuskular: tremor, rigiditas, mioklonus, hiperrefleksia, dan inkoordinasi
  • Kejang
  • Gejala gastrointestinal: mual, muntah, dan diare[1,2,4]

Referensi

1. Oh SR, Agrawal S, Sabir S, et al. Dextromethorphan. [Updated 2020 Aug 22]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2021 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK538216/
2. National Center for Biotechnology Information. PubChem Compound Summary for CID 5360696, Dextromethorphan. https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Dextromethorphan. Accessed May 16, 2021.
3. FDA. Highlights of prescribing information: Nuedexta. 2010. https://www.accessdata.fda.gov/drugsatfda_docs/label/2010/021879s000lbl.pdf
4. MIMS. Dextromethorphan. 2021. https://www.mims.com/indonesia/drug/info/dextromethorphan?mtype=generic

Kontraindikasi dan Peringatan De...

Artikel Terkait

  • Suplementasi Vitamin D untuk Mencegah Infeksi Saluran Pernapasan
    Suplementasi Vitamin D untuk Mencegah Infeksi Saluran Pernapasan
  • Hati-Hati Pemberian Obat Batuk Bebas pada Anak
    Hati-Hati Pemberian Obat Batuk Bebas pada Anak
  • Antibiotik pada Anak dengan Batuk Berdahak Kronis
    Antibiotik pada Anak dengan Batuk Berdahak Kronis
  • 5 Alasan Tidak Meresepkan Obat Batuk pada Anak
    5 Alasan Tidak Meresepkan Obat Batuk pada Anak
  • Madu untuk Mengatasi Batuk: Apakah Efektif
    Madu untuk Mengatasi Batuk: Apakah Efektif

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 04 April 2025, 07:58
Kapan kita berikan terapi farmakologi pada pasien bayi dengan keluhan pilek?
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo Dokter, izin bertanya. Bagaimana memulai terapi farmakologi pasien bayi dgn keluhan pilek, bersin? Kapan dikombinasi dengan irigasi nasal dok?
dr.Eurena Maulidya Putri P
Dibalas 20 Februari 2025, 07:40
Terapi Dini Common Cold dengan Obat Kumur Antiseptik - Artikel Alomedika
Oleh: dr.Eurena Maulidya Putri P
2 Balasan
ALO Dokter!Di musim hujan seperti saat ini, kasus common cold meningkat akibat tingginya kelembapan yang mendukung pertumbuhan virus dan bakteri. Salah satu...
Anonymous
Dibalas 30 Oktober 2024, 15:13
Pemberian obat secukinumab atas indikasi ankylosing spondilitis, apa boleh dilanjutkan jika pasien sedang ISPA?
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter, ijin bertanyaAda pasien 30 tahun dengan diagnosa Ankylosing Spondilitis, diberikan obat Secukinumab oleh Dokter yang menangani. Namun kondisi...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.