Efek Samping dan Interaksi Obat Mifepristone
Efek samping mifepristone yang perlu diwaspadai adalah infeksi dan perdarahan yang fatal. Efek samping lain dapat berupa kelelahan atau kelemahan yang berat, hipertensi, infark miokard, juga sesak napas. Mifepristone dapat berinteraksi dengan rifampicin, dexamethasone, ketoconazole, dan erythromycin.
Efek Samping
Mifepristone dapat menimbulkan efek samping ringan hingga berat. Efek samping yang paling sering terjadi adalah mual, muntah, kelemahan, demam atau menggigil, sakit kepala, dan diare. Efek ringan lain yang dapat timbul berupa nyeri perut, sinusitis, gastroesophageal reflux disease (GERD), insomnia, gatal, nyeri pelvis, dan menstruasi yang tidak teratur.
Reaksi yang berat dapat berupa hipokalemia, edema perifer, hipertensi, dispnea, konstipasi, hipoglikemia, perdarahan pervaginam, anemia, insufisiensi adrenokortikal, palpitasi, dan hipotensi. Efek berat lainnya dapat berupa kematian janin, reaksi anafilaksis, toxic epidermal necrolysis, angioedema, dan teratogenesis. Selain itu, konsumsi mifepristone juga dapat menimbulkan abnormalitas fungsi hepar.[2,5]
Efek Samping Berdasarkan Sistem Organ
Konsumsi mifepristone dapat menimbukkan efek samping pada berbagai sistem organ, di antaranya:
- Gangguan sistem kardiovaskular berupa hipertensi dan hipotensi
- Gangguan sistem kelenjar endokrin seperti peningkatan thyroid stimulating hormone (TSH) pada pasien sindrom Cushing dan insufisiensi adrenal
- Gangguan sistem urinaria seperti abdominal cramping, hipertrofi endometrium
- Gangguan sistem pencernaan seperti mual, muntah, diare, dan konstipasi
- Gangguan elektrolit berupa hipokalemia pada sindrom Cushing
- Gangguan sistem metabolik pada sindrom Cushing berupa nafsu makan menurun dan anoreksia
- Gangguan sistem muskuloskeletal berupa arthralgia, nyeri punggung, mialgia, nyeri ekstremitas
- Gangguan sistem saraf seperti sakit kepala dan pusing
- Gangguan psikiatri berupa kecemasan
- Gangguan pernapasan seperti dispnea, sinusitis, dan nasofaringitis
- Gangguan sistem integumen berupa ruam kulit[5,15]
Efek Samping Fatal
Kasus infeksi bakteri serius, termasuk kasus syok septik fatal, telah dilaporkan setelah penggunaan mifepristone untuk induksi abortus. Meskipun efek ini cukup jarang terjadi, dokter perlu waspada terutama jika pasien mengalami demam berkelanjutan (> 4 jam), nyeri perut parah, atau nyeri panggul setelah aborsi medis.
Perdarahan berat berkepanjangan (2 pembalut tebal penuh per jam selama 2 jam berturut-turut) mengindikasikan kemungkinan adanya abortus inkomplit. Untuk mencegah terjadinya syok hipovolemik, pasien perlu dievaluasi.[1,2]
Interaksi Obat
Mifepristone dimetabolisme oleh enzim CYP3A4 sehingga farmakokinetik obat dapat dipengaruhi oleh obat lain yang menginduksi atau menginhibisi enzim ini.
Efek CYP3A4 Inducers
Konsumsi dengan CYP3A4 inducers dapat menurunkan efek dari mifepristone. CYP3A4 inducers ini termasuk rifampicin, dexamethasone, serta antikonvulsan tertentu seperti phenytoin, phenobarbital, dan carbamazepine.[5,15]
Efek CYP3A4 Inhibitor
Terdapat kemungkinan adanya interaksi mifepristone dengan inhibitor CYP3A4. Obat ini termasuk ketoconazole, itraconazole, dan erithromycin.[5,15]