Pendahuluan Eritropoietin Beta
Eritropoietin beta atau yang lebih dikenal dengan istilah epoetin beta, adalah salah satu obat agen stimulasi eritropoiesis. Eritropoietin beta diindikasikan pada pasien anemia kronis akibat penyakit ginjal kronis.
Epoetin sendiri bermakna sebagai rekombinan eritropoietin manusia, yang dihasilkan melalui metode transfeksi pada sel Chinese hamster ovary (CHO). Bersama eritropoietin alfa, eritropoietin beta merupakan agen stimulasi eritropoiesis golongan pertama yang memiliki mekanisme kerja pendek.[1-3]
Keduanya memiliki urutan rantai asam amino sebanyak 165 buah yang sama dengan rantai asam amino eritropoietin endogen, sehingga memiliki farmakodinamik yang serupa. Eritropoietin alfa dan beta memiliki perbedaan dari pola glikosilasi, sehingga untuk membedakan keduanya, para ahli internasional bersepakat untuk menamakannya berdasarkan penamaan romawi, yaitu alfa dan beta. [1-4]
Eritropoietin beta diindikasikan terutama pada kondisi anemia yang berhubungan dengan penyakit ginjal kronis pada pasien yang menjalani hemodialisa (dialisis ginjal) dan anemia simtomatik pada pasien penyakit ginjal kronis yang belum didialisis. Eritropoietin beta dapat meningkatkan nilai retikulosit, hemoglobin dan hematokrit secara bermakna. Eritropoietin beta dikontraindikasikan pada kondisi hipertensi tidak terkontrol dan riwayat hipersensitivitas terhadap produk eritropoietin beta atau bahan penunjangnya.[1,2,5]
Tabel 1. Deskripsi singkat Eritropoietin Beta
Perihal | Deskripsi |
Kelas | Obat yang memengaruhi darah[6] |
Sub-kelas | Hematopoietik[6] |
Akses | Resep |
Wanita hamil | Kategori FDA: (C) dalam bentuk sediaan methoxy polyethylene glycol-epoetin beta[7] Kategori TGA: (B3)[8] |
Wanita menyusui | Belum diketahui apakah eritropoietin beta diekskresikan kedalam air susu ibu atau tidak.[8] |
Anak-anak | Eritropoietin beta aman digunakan pada anak usia diatas 2 tahun dengan anemia akibat gagal ginjal kronik dan juga aman untuk digunakan sebagai profilaksis anemia pada bayi prematur.[8] |
Infant | |
FDA | Blackbox Warning Eritropoietin beta tidak boleh diberikan pada pasien dengan anemia akibat kanker. Berdasarkan penelitian, ditemukan pasien yang diberikan eritropoietin beta memiliki overall survival lebih pendek dibandingkan placebo.[9] |