Kontraindikasi dan Peringatan Dextroamphetamine
Kontraindikasi dextroamphetamine (d-amfetamin atau dexamfetamine) salah satunya adalah pada pasien yang diketahui memiliki hipersensitivitas atau idiosinkrasi terhadap amfetamin, dan pasien yang memiliki kelainan jantung atau riwayat penyalahgunaan zat. Obat ini tidak disarankan untuk pasien usia <6 tahun.
Peringatan risiko kematian mendadak perlu diberikan, terutama pada pasien dengan gangguan jantung. Perhatikan pula interaksi obat yang dapat menyebabkan sindrom serotonin yang fatal. Konsumsi obat disarankan pada pagi hari, tidak pada sore atau malam hari karena dapat menimbulkan insomnia.[6]
Kontraindikasi
Kontraindikasi penggunaan dextroamphetamine adalah:
- Kondisi kardiovaskular: arteriosklerosis lanjut, penyakit kardiovaskular simptomatik, hipertensi derajat sedang hingga berat
- Pasien dengan hipertiroid atau glaukoma
- Pasien yang sedang mengalami agitasi
- Pasien yang diketahui memiliki hipersensitivitas atau idiosinkrasi terhadap dextroamphetamine, amfetamin, ataupun simpatomimetik amine
- Pasien dengan riwayat penyalahgunaan zat (alkohol atau obat)
- Pasien yang mengonsumsi monoamine oxidase inhibitor (MAOI) atau dalam 14 hari setelah menghentikan MAOI, karena peningkatan risiko krisis hipertensi. Contoh MAOI adalah phenelzine, tranylcypromine, dan selegiline[6,8]
Peringatan
Peringatan terkait penggunaan dextroamphetamine sangat diperlukan karena berbagai efek fatal pernah dilaporkan, termasuk kematian mendadak pada pasien dengan gangguan jantung.
Risiko Kejadian Kardiovaskular
Telah dilaporkan kematian mendadak pada pengguna dextroamphetamine yang memiliki abnormalitas struktural jantung atau gangguan jantung berat lainnya.
Terdapat risiko kematian mendadak pada anak-anak dan remaja dengan kelainan struktur jantung. Sebelum penggunaan dextroamphetamine perlu adanya anamnesis yang lengkap dan pemeriksaan fisik untuk menilai apakah ada penyakit jantung. Dextroamphetamine tidak direkomendasikan pada anak-anak atau remaja dengan kelainan struktur jantung, kardiomiopati, atau kelainan ritme jantung.
Kematian mendadak, stroke, dan infark miokard pernah dilaporkan pada orang dewasa yang menggunakan stimulan dengan dosis terapeutik normal untuk attention deficit hyperactivity disorder (ADHD).
Obat stimulan, seperti dextroamphetamine, dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah 2-4 mmHg dan denyut jantung 3-6 kali/menit. Lakukan pemantauan terkait potensi peningkatan tekanan darah dan denyut jantung yang lebih besar, utamanya pada pasien dengan gangguan jantung.[6,10]
Risiko Psikiatri
Pada pasien dengan riwayat psikosis, penggunaan stimulan seperti dextroamphetamine dapat mengeksaserbasi gangguan perilaku dan gangguan pikir. Pada pasien ADHD yang memiliki komorbiditas gangguan bipolar, gunakan dextroamphetamine secara hati-hati karena dapat terjadi induksi episode manik.
Penggunaan stimulan, seperti dextroamphetamine, juga dapat menyebabkan gejala psikotik atau manik awitan baru. Gejala dapat mencakup halusinasi, pemikiran delusional, dan mania. Apabila hal ini terjadi, hentikan pengobatan dengan dextroamphetamine.
Perilaku agresif atau hostilitas pada pasien ADHD yang menggunakan dextroamphetamine telah diamati pada laporan pasca pemasaran, utamanya pada populasi anak dan remaja. Lakukan pemantauan adanya perburukan atau awitan baru dari gejala ini.[6,10]
Gangguan Pertumbuhan
Terdapat laporan penurunan berat badan dan retardasi pertumbuhan pada penggunaan dextroamphetamine jangka panjang. Pantau pertumbuhan anak usia 7 sampai 10 tahun selama pengobatan dengan stimulan; mungkin perlu menghentikan terapi pada pasien yang tidak tumbuh atau bertambah berat badan seperti yang diharapkan.[6,10]
Risiko Vaskulopati
Stimulan, termasuk dextroamphetamine, telah dilaporkan menyebabkan vaskulopati, termasuk fenomena Raynaud. Manifestasi efek samping ini umumnya ringan, namun pada kasus yang jarang dapat timbul ulserasi atau kerusakan jaringan lunak.[6,10]
Sindrom Serotonin
Sindrom serotonin yang berpotensi fatal dapat timbul jika dextroamphetamine digunakan bersama dengan MAOI, selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI), serotonin norepinephrine reuptake inhibitor (SNRI), antidepresan trisiklik, fentanil, lithium, tramadol, buspirone, dan St. John’s Wort.[6,10]
Gangguan Penglihatan
Penggunaan stimulan, termasuk dextroamphetamine, telah dilaporkan menyebabkan gangguan penglihatan dan akomodasi.[6,10]