Efek Samping dan Interaksi Obat Serum Antirabies
Efek samping serum antirabies (SAR) yang dapat terjadi adalah nyeri dan kaku otot pada lokasi injeksi, demam ringan dan nyeri kepala. Selain itu efek samping jenis serum kuda yakni serum sickness yang dapat muncul hingga 1 minggu setelah pemberian. Namun, efek samping tersebut jarang muncul setelah adanya SAR dari serum kuda yang dipurifikasi dan SAR dari serum manusia. Interaksi obat dapat terjadi pada penggunaan bersama vaksin jenis live-attenuated.
Efek Samping
Efek samping SAR umumnya berupa reaksi di lokasi injeksi seperti nyeri, nyeri dan kaku otot, serta efek samping demam ringan dan nyeri kepala. Selain itu, SAR dari serum kuda awalnya memiliki efek samping serum sickness hingga 40%. Bentuk SAR kuda yang sudah dipurifikasi memiliki angka serum sickness yang jauh lebih rendah, yakni 1-3%.
Efek samping tersebut dapat muncul sekitar 1 minggu setelah pemberian injeksi dan dapat dengan mudah diatasi dengan pemberian antihistamin dan analgesik. Gejala serum sickness antara lain sakit kepala, nyeri dan kemerahan pada lokasi penyuntikkan, urtikaria, myalgia, demam, dan arthralgia.
Skin test masih rutin dilakukan sebelum pemberian SAR kuda, walaupun anafilaksis dapat terjadi pada hasil skin test yang negatif. WHO mengatakan bahwa skin test tidak diperlukan sebelum pemberian produk SAR kuda yang telah dipurifikasi.[15]
Skin test tidak bermakna dalam memprediksi kejadian serum sickness. SAR kuda harus tetap diberikan walaupun hasil skin test positif pada kasus gigitan yang berat, gigitan oleh hewan yang terkonfirmasi rabies, serta kasus dimana SAR manusia tidak tersedia. Peralatan resusitasi harus tersedia saat pemberian SAR.[17]
Interaksi Obat
Interaksi obat SAR terjadi pada penggunaan bersama vaksin yang berisi virus live-attenuated. Pemberian SAR dapat mengganggu respon imun terhadap vaksin virus live-attenuated. Pemberian vaksin seperti rubella dan vaksin varicella harus menunggu selang waktu minimal 3 bulan setelah pemberian SAR. Vaksin campak harus menunggu lebih lama, yakni minimal 4 bulan setelah pemberian SAR.[10]
Direvisi oleh: dr. Dizi Bellari Putri