Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Azoospermia general_alomedika 2023-04-05T14:05:30+07:00 2023-04-05T14:05:30+07:00
Azoospermia
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Pendahuluan Azoospermia

Oleh :
dr.Sofie A. Mandasari
Share To Social Media:

Azoospermia didefinisikan sebagai tidak adanya spermatozoa pada semen atau ejakulat. Azoospermia berbeda dengan aspermia, yaitu tidak adanya cairan ejakulat sama sekali. Azoospermia ditemukan pada 1% dari populasi laki-laki dan 10-15% merupakan penyebab infertilitas pada laki-laki.[1,2]

Berdasarkan ada atau tidaknya obstruksi pada duktal di sepanjang saluran reproduksi laki-laki, azoospermia diklasifikasikan menjadi dua tipe yaitu azoospermia obstruktif yang ditemukan pada 40% kasus dan azoospermia non-obstruktif yang merupakan 60% dari kasus azoospermia. Selanjutnya, berdasarkan letak kelainan azoospermia dapat dibagi menjadi pre-testicular, testikular (non-obstruktif), dan post-testicular (obstruktif).[1-3]

Semen,Analysis,,Normal,Sperm,And,Azoospermia.,Male,Reproductive,System,Concept.

Azoospermia non-obstruktif didefinisikan sebagai tidak adanya sperma pada analisis semen setelah sentrifugasi, dengan volume ejakulasi normal. Pemeriksaan harus dikonfirmasi setidaknya 2 kali berturut-turut dengan interval sampel 1-3 minggu.

Azoospermia non-obstruktif disebabkan oleh kegagalan testis primer yang menyebabkan gangguan pada spermatogenesis. Azoospermia non-obstruktif juga dapat disebabkan oleh disfungsi hipofisis atau hipotalamus, kelainan genetik, infeksi dan paparan gonadotoksik.

Advanced assisted reproduction techniques seperti intracytoplasmic sperm injection (ICSI) dan microscopic testicular sperm extraction (micro-TESE) dapat mengobati azoospermia akibat kegagalan testis primer.[1,3-5]

Azoospermia obstruktif disebabkan oleh tidak adanya vas deferens bilateral kongenital, obstruksi saluran ejakulasi dan epididimis, atresia vesikula seminalis, berbagai infeksi pada saluran genitourinari yang mengakibatkan obstruksi, atau operasi yang menyebabkan obstruksi total seperti vasektomi bilateral. Teknik bedah rekonstruktif, seperti vasoepididimostomi dan vasovasostomi merupakan salah satu terapi azoospermia obstruktif.[1,3,5]

 

 

Penulisan pertama oleh: dr.Della Puspita Sari

Direvisi oleh: dr. Bedry Qhinta

Referensi

1. Sharma M, Leslie SW. Azoospermia. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK578191/
2. Wu X, Lin D, Sun F, Cheng CY. Male infertility in humans: An update on non-obstructive Azoospermia (NOA) and Obstructive Azoospermia (OA). Advances in Experimental Medicine and Biology. 2021;:161–73.
3. Andrade DL, Viana MC, Esteves SC. Differential diagnosis of Azoospermia in men with infertility. Journal of Clinical Medicine. 2021;10(14):3144.
4. Harzif AK, Wiweko B. Penanganan Konsensus Infertilitas. Himpunan Endokrinologi Reproduksi dan Fertilitas - Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (HIFERI-POGI). 2019
5. Salonia A, Minhas S. EAU Guidelines on Sexual and Reproductive Health. European Association of Urology. 2022

Patofisiologi Azoospermia

Artikel Terkait

  • Perbedaan IVF dan IUI
    Perbedaan IVF dan IUI
  • Jenis Pengobatan Infertilitas
    Jenis Pengobatan Infertilitas
  • Suplementasi Asam Folat dan Zinc untuk Meningkatkan Jumlah dan Kualitas Sperma
    Suplementasi Asam Folat dan Zinc untuk Meningkatkan Jumlah dan Kualitas Sperma
  • Efikasi Tamoxifen pada Infertilitas Pria
    Efikasi Tamoxifen pada Infertilitas Pria
Diskusi Terbaru
Anonymous
Dibalas 4 jam yang lalu
Seftriaxon 250 mg Injeksi IM harus di larutkan Nacl 0.9% atau Aquabides berapa ml ya dok ?
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Maaf dok, izin bertanya bila ada pasien gonore. Lalu mau diberikan Injeksk Ceftriaxon.  Seftriaxon 250 mg Injeksi IM harus di larutkan Nacl 0.9% atau...
Anonymous
Dibalas 09 Mei 2025, 16:20
Pemberian cotrimoksazol pada pasien Hiv-TB
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Halo dok, izin diskusi. Saya ada pasien tb dan juga terdiagnosis hiv. Hiv (+) lewat RDT saja tanpa cek cd4. Sudah di berikan arv dan cotrimoksazol 1x960mg....
Anonymous
Dibalas 09 Mei 2025, 16:09
Pemberian VAR dan SAR pada pasien terduga rabies
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter, selamat sore. Saya ingin bertanya apakah pemberian VAR/SAR dapat diberikan pada pasien dengan risiko tinggi rabies yang kejadian tergigit hewan...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.