Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penatalaksanaan Rosacea general_alomedika 2024-01-23T11:49:07+07:00 2024-01-23T11:49:07+07:00
Rosacea
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Rosacea

Oleh :
dr. Novita
Share To Social Media:

Tidak ada penatalaksanaan definitif untuk rosacea, sehingga pengobatan difokuskan pada penekanan gejala. Banyak pasien datang karena kekhawatiran terkait penampilan fisik. Terapi nonfarmakologi, seperti menghindari pencetus flushing, penggunaan perawatan kulit yang lembut, dan kosmetik yang menutupi lesi dapat membantu meningkatkan tampilan fisik pasien. Sementara itu, terapi farmakologi yang didasari oleh basis bukti yang kuat untuk eritema pada rosacea adalah brimonidine topikal. Terapi suportif dibutuhkan terutama pada rosacea subtipe okular.[3,4,8]

Nonmedikamentosa

Banyak pasien mencari terapi karena kekhawatiran tentang penampilan fisik mereka. Penatalaksanaan nonmedikamentosa meliputi perawatan kulit yang lembut, menghindari pemicu flushing, dan penggunaan produk kosmetik yang akan membantu menutupi lesi pada wajah.

Perawatan Kulit

Penggunaan pelembab dapat membantu memperbaiki gejala. Minta pasien membersihkan wajah dengan lembut. Selain itu, kosmetik dapat digunakan untuk menyamarkan tampilan lesi pada kulit.

Penggunaan Pelembab:

Aplikasi krim pelembab 2 kali sehari dikaitkan dengan penurunan kekeringan kulit, kekasaran, dan ketidaknyamanan.

Pembersihan Kulit Lembut:

Meskipun kulit sensitif, membersihkan wajah setiap hari tetap dianjurkan. Namun, pasien harus diminta untuk membersihkan kulit dengan air hangat dan menghindari penggosokan mekanis. Pembersih non-sabun biasanya ditoleransi lebih baik dibandingkan sabun tradisional yang mengandung alkalin yang dapat meningkatkan pH kulit ke tingkat yang tidak normal

Kamuflase Kosmetik:

Untuk pasien yang terganggu dengan kemerahan pada wajah, alas bedak dengan semburat hijau dapat membantu menyamarkan ciri-ciri tersebut. Alas bedak serwarna tubuh kemudian diaplikasikan di atasnya.[25]

Menghindari Pemicu Flushing

Pasien mungkin memiliki pemicu kemerahan pada wajah. Pasien direkomendasikan untuk membuat catatan harian tentang episode flushing dan untuk menganalisis pemicu sebelumnya.

Pemicu flushing dapat mencakup:

  • Suhu ekstrim
  • Sinar matahari
  • Makanan pedas, obat, atau alkohol
  • Menopausal hot flashes
  • Olah raga berat
  • Stres psikologis[25]

Medikamentosa

Tujuan dari penatalaksanaan rosacea adalah untuk mengurangi inflamasi agar lesi kulit dapat berkurang atau menghilang. Terapi medikamentosa terbagi menjadi dua, yakni terapi topikal dan terapi oral. Terapi topikal dan oral diutamakan untuk gejala flushing, eritema, pustul, papul, fima, dan keluhan okular.

Ivermectin, metronidazole, dan asam azaleat adalah terapi topikal lini pertama untuk papula dan pustula, sedangkan brimonidine paling efektif untuk eritema wajah persisten.[3,4,8,25]

Terapi Topikal

Terapi topikal atau obat oles kulit berfungsi untuk mengatasi keluhan eritema pada rosacea. Jenis-jenis terapi topikal yang digunakan untuk kulit yakni sebagai berikut.

Brimonidine Tartrate:

Gel Brimonidine tartrate 0,33% berfungsi untuk memicu vasokonstriksi pada kulit sehingga mengurangi gejala eritema. Gel ini dapat digunakan 1 kali per hari. Efek samping yang dapat ditimbulkan yakni gatal, rasa panas, iritasi, kering dan eritema pada kulit.

Ivermectin:

Krim Ivermectin 1% berfungsi sebagai antiparasitik dan antiinflamasi. Penggunaan ivermectin terbukti mengurangi ekspresi gen pada biomarker multipel seperti katelisidin, interleukin, dan TLR. Selain itu, densitas dari Demodex juga dilaporkan berkurang setelah penggunaan ivermectin.

Krim ivermectin digunakan untuk terapi rosacea tipe papulopustular. Ivermectin dapat digunakan 1 kali sehari selama 12 sampai 16 minggu. Efek samping yang dapat ditimbulkan yakni iritasi kulit dan rasa terbakar.

Asam Azaleat:

Asam Azaleat 15% berfungsi sebagai antioksidan dengan menginhibisi produksi reactive oxygen species di dalam neutrofil pada kulit. Gel ini digunakan untuk terapi eritema dan lesi inflamasi, dapat digunakan 1–2 kali per hari. Efek samping yang dapat ditimbulkan yakni rasa terbakar pada kulit atau pedih dan iritasi.

Metronidazole:

Gel atau krim Metronidazole 0,75% atau 1%: berfungsi sebagai antioksidan, serta bermanfaat untuk mengurangi eritema dan inflamasi pada kulit. Gel atau krim dapat digunakan 1-2 kali per hari. Efek samping yang dapat ditimbulkan yakni gatal, iritasi dan kulit kering.

Sulfur:

Krim sulfasetamid 10% atau sulfur 5% berfungsi sebagai antibakterial yang mengatasi gejala papul, pustul dan eritema pada rosacea, dapat digunakan 1-2 kali per hari. Efek samping yang dapat ditimbulkan yakni iritasi, bau tidak sedap akibat krim, dan reaksi alergi.

Oxymetazoline:

Krim Oxymetazoline hidroklorida 1% merupakan alfa 1–agonis yang berfungsi sebagai vasokonstriktor untuk mengurangi gejala eritema. Krim ini dapat digunakan 1 kali per hari. Efek samping yang dapat ditimbulkan yakni iritasi kulit dan rasa terbakar.

Terapi Topikal Mata:

Sedangkan terapi topikal yang dapat digunakan untuk mata adalah fusidic acid, dapat digunakan 1-2 kali per hari pada kelopak mata. Selain itu, bisa juga digunakan gel metronidazole 0,75% 1-2 kali per hari, atau obat tetes mata siklosporin 0,05% 1 tetes per 12 jam.[9,18-20]

Terapi Oral

Terapi oral berfungsi untuk mengatasi keluhan flushing, pustul, papul, atau fima pada wajah, dan rosacea okular. Untuk mengatasi gejala flushing, dapat menggunakan:

  • Propranolol 20-40 mg dikonsumsi 2-3 kali per hari

  • Carvedilol 6,25mg dikonsumsi 2-3 kali per hari
  • Clonidine 50 mcg dikonsumsi 2 kali per hari

Untuk mengatasi gejala papul, pustul, dan fima, dapat menggunakan:

  • Doxycycline 40 mg dikonsumsi 1 kali per hari, selama 8–12 minggu. Untuk rosacea okular digunakan dosis 100 mg 1-2 kali sehari selama 8- 12 minggu

  • Minosiklin 50-100 mg, dikonsumsi 2 kali sehari, selama 8-12 minggu
  • Tetrasiklin 250-500 mg, dikonsumsi 2 kali sehari selama 8-12 minggu

  • Azithromycin 250-500 mg, dikonsumsi 3 kali sehari selama 4-8 minggu

  • Isotretinoin 0,25 mg–0,3 mg/kgBB/hari selama 12–16 minggu[1,19-20]

Tindakan Medis

Tindakan prosedural atau disebut sebagai modalitas fisik diindikasikan untuk rosacea dengan gejala telangiektasia atau eritema wajah difusa dan rosacea fimatosa. Jenis-jenis tindakan yang bisa dilakukan antara lain 585-nm pulsed dye laser (PDL), intense pulsed light (IPL), laser peel karbon dioksida, hingga eksisi.[1,8,19]

Pada telangiektasia atau eritema wajah difusa, jenis tindakan yang paling sering digunakan adalah PDL atau IPL, terapi ini bertujuan untuk mengurangi dilatasi pada pembuluh darah wajah.

Pada rosacea fimatosa atau rinofima, jenis tindakan yang dipilih adalah laser peel karbon dioksida hingga eksisi. Tindakan dapat dilakukan apabila terapi menggunakan isotretinoin tidak lagi berfungsi.

Jenis tindakan medis lain yang bisa dilakukan antara lain dermabrasi, microfocused ultrasound and bipolar radiofrequency (MFU-V), hingga laser NdYAG. Meski demikian, masih sedikit penelitian yang mendukung efikasi dari tindakan prosedural tersebut.[19]

Terapi Suportif pada Rosacea Tipe Okular

Terapi suportif lebih ditujukkan pada penderita rosacea tipe okular. Hal ini dikarenakan gejala klinis yang dialami oleh penderita rosacea okular dapat berlanjut hingga menyebabkan komplikasi seperti blefaritis, hordeolum, hingga kalazion.

Apabila kondisi ini terjadi, selain menggunakan obat topikal atau tetes mata, melakukan kompres hangat dengan menggunakan handuk bersih pada kelopak mata yang mengalami peradangan dapat membantu meringankan gejala. Kemudian, pasien dianjurkan pula untuk membersihkan bulu mata dengan menggunakan sampo bayi.[21,22]

Referensi

3. Rainer BM, Kang S, Chien AL. Rosacea: Epidemiology, pathogenesis, and treatment. Dermatoendocrinol. 2017;9(1):e1361574.
4. Buddenkotte J, Steinhoff M. Recent advances in understanding and managing rosacea. F1000Res. 2018;7:F1000
5. Gallo RL, Granstein RD, Kang S, et al. Standard classification and pathophysiology of rosacea: The 2017 update by the National Rosacea Society Expert Committee. J Am Acad Dermatol 2018; 78:148.
8. Oge LK, Muncie HL, Phillips-Savoy AR. Rosacea: diagnosis and treatment. Am Fam Physician. 2015; 92(3): 187-196.
9. Spoendlin J, Voegel JJ, Jick SS, et al. Risk of rosacea in patients with diabetes using insulin or oral antidiabetic drugs. J Invest Dermatol. 2013; 133:2790-2793.
18. Schaller M, Gonser L, Belge K, et al. Dual anti-inflammatory and anti-parasitic action of topical ivermectin 1% in papulopustular rosacea. J Eur Acad Dermatol Venereol. 2017; 31(11):1907-1911.
19. Del Rosso JQ, Tanghetti E, Webster G, et al . Update on the management of rosacea from the American acne & rosacea society. J Clin Aesthet Dermatol. 2019;12(6):17-24.
20. Zuuren EJ. Rosacea. N Engl J Med. 2017; 377: 1754-1764
21. Vieira AC, Mannis MJ. Ocular rosacea: common and commonly missed. J Am Acad Dermatol. 2013;69(6):S36-S41.
22. Oltz M, Check J. Rosacea and its ocular manifestations. Optometry. 2011;82(2):92103
25. Maier L. Management of rosacea. Uptodate. 2021.

Diagnosis Rosacea
Prognosis Rosacea

Artikel Terkait

  • Pemilihan Bentuk Sediaan Antibiotik untuk Penanganan Rosacea
    Pemilihan Bentuk Sediaan Antibiotik untuk Penanganan Rosacea
  • Efikasi Minocycline Topikal untuk Acne Rosacea Tipe Papulopustular
    Efikasi Minocycline Topikal untuk Acne Rosacea Tipe Papulopustular
Diskusi Terbaru
Anonymous
Dibalas 23 jam yang lalu
Seftriaxon 250 mg Injeksi IM harus di larutkan Nacl 0.9% atau Aquabides berapa ml ya dok ?
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Maaf dok, izin bertanya bila ada pasien gonore. Lalu mau diberikan Injeksk Ceftriaxon.  Seftriaxon 250 mg Injeksi IM harus di larutkan Nacl 0.9% atau...
Anonymous
Dibalas 2 jam yang lalu
Salbutamol dan metilprednisolon tablet
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter, izin bertanya ada pasien bumil minum salbutamol hanya 3 tablet berturut-turut dan metilprednisolon 4mg 1 tablet saat asthmanya kambuh. Pasien UK...
Anonymous
Dibalas 09 Mei 2025, 16:20
Pemberian cotrimoksazol pada pasien Hiv-TB
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Halo dok, izin diskusi. Saya ada pasien tb dan juga terdiagnosis hiv. Hiv (+) lewat RDT saja tanpa cek cd4. Sudah di berikan arv dan cotrimoksazol 1x960mg....

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.