Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Etiologi Hipoalbuminemia general_alomedika 2024-02-19T11:49:35+07:00 2024-02-19T11:49:35+07:00
Hipoalbuminemia
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Etiologi Hipoalbuminemia

Oleh :
dr.Eva Naomi Oretla
Share To Social Media:

Etiologi hipoalbuminemia disebabkan oleh keadaan inflamasi dan asupan protein yang tidak mencukupi kebutuhan protein tubuh. Hipoalbuminemia pada penyakit kronis disebabkan oleh keadaan inflamasi kronis sehingga sintesis albumin menurun, disertai asupan kalori yang tidak memadai. Pada penyakit akut, hipoalbuminemia dapat terjadi karena peningkatan permeabilitas kapiler sehingga terjadi redistribusi albumin dari vaskular ke ruang interstisial. Kelainan pada organ hepar dan ginjal, inflamasi sistemik, malnutrisi, serta infeksi dapat menyebabkan hipoalbuminemia.[8,11,12]

Sirosis Hepar

Sirosis hepar merupakan bentuk lanjut dari fibrosis hepar dengan struktur nodul abnormal. Sirosis hepar adalah penyakit inflamasi kronik pada hepatosit yang bersifat irreversible. Hipoalbuminemia pada penderita sirosis hepar menjadi salah satu faktor prognostik.[3]

Konsentrasi serum albumin yang menurun pada sirosis hepar disebabkan oleh penurunan sintesis albumin oleh hepatosit, dilusi cairan ekstraseluler akibat peningkatan volume plasma, serta retensi air dan natrium. Peningkatan laju aliran transkapiler menuju ruang ekstravaskuler dapat ditemui pada sirosis hepar tahap lanjut, sehingga menjadi salah satu penyebab hipoalbuminemia.[13]

Penyakit Ginjal 

Penyakit ginjal seperti sindrom nefrotik dan penyakit ginjal kronik dapat menyebabkan peningkatan permeabilitas glomerulus, sehingga terjadi proteinuria masif dan hipoalbuminemia. Pada sindrom Fanconi, terjadi proteinuria tubular yang disebabkan oleh kegagalan reabsorbsi protein kecil. Beberapa penelitian juga menyatakan adanya asosiasi antara penyakit gagal ginjal akut dengan kondisi hipoalbuminemia.[5,8,14,15]

Malnutrisi

Malnutrisi adalah keadaan tidak terpenuhinya kebutuhan nutrisi tubuh. Terdapat korelasi yang kuat antara hipoalbuminemia dengan kondisi sindrom kwashiorkor yang disebabkan oleh diet rendah protein dengan kalori normal pada bayi dan anak. Kondisi malnutrisi energi tidak terkait dengan hipoalbuminemia karena tubuh melakukan mekanisme homeostasis melalui pelepasan protein dari jaringan, seperti degradasi otot untuk mempertahankan kadar serum albumin dalam batas normal. Oleh karena itu, penelitian terbaru menyatakan bahwa hipoalbuminemia tidak dapat menjadi penanda malnutrisi yang baik.[6,8]

Systemic Inflammation Responses Syndrome dan Sepsis

Kondisi systemic inflammation responses syndrome (SIRS) dan sepsis dapat menyebabkan hipoalbuminemia melalui peningkatan respon sitokin yang mengakibatkan peningkatan permeabilitas vaskular dan akselerasi ekskresi albumin dari sirkulasi. Pada keadaan sepsis berat yang berkaitan dengan multi organ dysfunction syndrome (MODS), tubuh mengalami hipoperfusi, hipotensi, dan oliguria atau anuria sehingga terjadi keadaan hipermetabolisme dan peningkatan katabolisme. Kondisi ini disebabkan oleh peningkatan kebutuhan protein dan energi oleh tubuh yang memicu terjadinya hipoalbuminemia.[9,3,16]

Kanker

Hipoalbuminemia dapat dijumpai pada pasien kanker, terutama pada fase pengobatan dengan kemoterapi yang menyebabkan kemotoksisitas pada hepar. Selain itu, malnutrisi protein pada pasien kanker stadium akhir juga dapat menyebabkan kondisi hipoalbuminemia[6,17]

Faktor Risiko

Individu tertentu berisiko tinggi mengalami hipoalbuminemia, antara lain:

  • Pasien sirosis hepar
  • Penderita gangguan ginjal: sindrom nefrotik, gangguan ginjal kronik, gagal ginjal akut, kelainan herediter pada ginjal seperti sindrom Fanconi
  • Wanita berusia di atas 65 tahun
  • Kondisi malnutrisi protein
  • Pasien penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) yang disertai dengan gagal napas akut
  • Pasien yang mengalami syok kardiogenik

  • Penderita kanker
  • Pasien yang mengalami systemic inflammation responses syndrome (SIRS) dan sepsis
  • Pasien trauma, infeksi, maupun setelah menjalani operasi [2-9,11-17]

Referensi

2. Widya Y, Mahmud, Prima A. Hipoalbuminemia: Pengaruhnya pada Farmakokinetika Agen-agen Anestesi. Jurnal Komplikasi Anestesi. 2017;5(1) :83-91.
3. Ilmiah M, Anniwati L, Soehartini. Metode Bromcresol Green (BCG) dan Bromcresol Purple (BCP) pada Sirosis Hepar yang Mendapat Infus Albumin. Indonesian Journal of Clinical Pathology and Medical Laboratory. 2014;20(2) : 73-79 http://dx.doi.org/10.24293/ijcpml.v20i2.1070
4. Weaving G, Batstone G, Jones R. Age and Sex Variation in Serum Albumin Concentration: An Observational Study. Annals of Clinical Biochemistry. 2015;53(1) :106-11https://doi.org/10.1177/0004563215593561
5. Perinandika T, Rachmadi D, Dwiyatnaningrum A. A Study of Hypoalbuminemia and Pleural Effusion In Pediatric Nephrotic Syndrome. Althea Medical Journal 2017;4(2) :188-91
http://dx.doi.org/10.15850/amj.v4n2.1075
6. Soeters PB, Wolfe R, Shenkin A, et al. Hypoalbuminemia: Pathogenesis and Clinical Significance. Journal of Parenteral and Enteral Nutrition. 2018;43(2) :181-93 https://doi.org/10.1002/jpen.1451
7. Yulianda D, Maharani L, Wulandari M. Penggunaan Albumin Oral dan Albumin Injeksi pada Pasien Sirosis Hepar di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto. Acta Pharm Indo. 2020;8(1) :8-15
https://doi.org/10.20884/1.api.2020.8.1.2437
8. Levitt D, Levitt M. Human Serum Albumin Homeostasis: A New Look at The Roles of Synthesis, Catabolism, Renal and Gastrointestinal Excretion, and The Clinical Value of Serum Albumin Measurements. International Journal of General Medicine. 2016;9: 229-55 https://doi.org/10.2147/IJGM.S102819
9. Park J, Choo K, Song J, et al. The C-Reactive Protein/Albumin Ratio as a Predictor of Mortality in Critically Ill Patients. Journal of Clinical Medicine. 2018;7(33): 4-10 https://doi.org/10.3390/jcm7100333
11. Wen-Char C,Yuan-Yih C et al. Severe Hypoalbuminemia is a Strong Independent Risk Factor for Acute Respiratory Failure in COPD: a Nationwide Cohort Study. International Journal of COPD. 2015;10: 1147–54
https://doi.org/10.2147/COPD.S85831
12. Jantti T, Tarvasmaki T, et al. Hypoalbuminemia is a Frequent Marker of Increased Mortality in Cardiogenic Shock. Plos One. 2019; 14(5):1-14.
https://doi.org/10.1371/journal.pone.0217006
13. Caraceni P, Domenicali M, et al. Clinical Indications for the Albumin Use: Still a Controversial Issue. European Journal of Internal Medicine. 2013; 24:721-28
http://dx.doi.org/10.1016/j.ejim.2013.05.015
14. Kim H, Lim Y, et al. A Case of Fanconi Syndrome Accompanied by Crystal Depositions in Tubular Cells in a Patient with Multiple Myeloma. Elsevier. 2014:1-4 http://dx.doi.org/10.1016/j.krcp.2014.04.002
15. Wiedermann C, Wiedermann C, et al. Causal Relationship Between Hypoalbuminemia and Acute Kidney Injury. World Journal of Nephrology. 2017; 6(4): 176-87 DOI 10.5527/wjn.v6.i4.176
16. Hendri H, Sapan H, et al. Contribution of Early Hyperglycemia and Hypoalbuminemia to Multiple Organ Dysfunction Syndrome (MODS) in Multitrauma Patients. Indonesia Journal of Biomedical Science. 2016; 10(1): 21-24 DOI:10.15562/ijbs.v10i2.122
17. Almasaudi A, Dolan R, et al. Hypoalbuminemia Reflects Nutritional Risk, Body Composition and Systemic Inflammation and Is Independently Associated with Survival in Patients with Colorectal Cancer. Cancers. 2020; 12(7):1-16 https://doi.org/10.3390/cancers12071986

Patofisiologi Hipoalbuminemia
Epidemiologi Hipoalbuminemia

Artikel Terkait

  • Hipoalbuminemia sebagai Faktor Prognostik COVID-19
    Hipoalbuminemia sebagai Faktor Prognostik COVID-19
  • Rasionalisasi Pemberian Albumin Intravena
    Rasionalisasi Pemberian Albumin Intravena
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 14 Januari 2024, 18:19
Bagaimana pemberian albumin pada hipoalbuminemia pasien anak dengan dengue fever?
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter, mohon diskusi terkait tatalaksana/pemberian albumin pada hipoalbuminemia pasien anak dengan dengue feverBila memungkinkan dengan sumber rujukan...
dr.Yusman Akbar
Dibalas 05 Desember 2019, 07:21
Keluhan kaki bengkak disertai dengan oliguria
Oleh: dr.Yusman Akbar
10 Balasan
Mohon bantuan sejawat semua kita kira penangan pasien dengan kaki bengkak dan buang air kecil sehari 100 cc sejak 5 bulan yang lalu, hasil lab terlampir,...

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.