Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Intoleransi Laktosa general_alomedika 2023-09-19T16:06:35+07:00 2023-09-19T16:06:35+07:00
Intoleransi Laktosa
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Pendahuluan Intoleransi Laktosa

Oleh :
dr. Virly Isella
Share To Social Media:

Intoleransi laktosa adalah suatu sindrom klinik yang ditandai dengan gangguan pencernaan setelah mengonsumsi laktosa. Pasien yang mengalami malabsorbsi laktosa ini dapat mengalami kembung, nyeri dan distensi abdomen, flatulensi, serta diare. Laktosa adalah disakarida yang terdiri dari komponen glukosa dan galaktosa.[1,2]

Malabsorpsi laktosa merupakan kegagalan absorbsi laktosa pada saluran pencernaan, yang disebabkan oleh defisiensi enzim laktase. Intoleransi laktosa merupakan kondisi medis yang tersebar secara luas dan dapat ditemukan di sebagian besar negara. Sekitar 68% populasi manusia mengalami penurunan kemampuan dalam mencerna laktosa setelah melewati fase bayi.[1,2]

Woman,Hand,Holding,Glass,Of,Milk,Having,Bad,Stomach,Ache

Defisiensi enzim laktase jarang ditemukan pada anak berusia <6 tahun, yang akan meningkat seiring dengan pertambahan usia. Beberapa istilah lain yang perlu diketahui yaitu laktase non-persisten dan laktase persisten. Laktase non-persisten adalah penurunan aktivitas enzim laktase setelah masa penyapihan, sedangkan laktase persisten adalah aktivitas enzim laktase yang masih tinggi pada saat dewasa.[1,2]

Manifestasi klinis intoleransi laktosa muncul setelah ingesti laktosa. Kondisi ini paling utama menimbulkan gejala gastroenteritis, antara lain nyeri perut, diare, kembung, mual, muntah, dan flatus. Selain gejala intestinal, intoleransi laktosa dapat memiliki gejala ekstraintestinal, seperti sakit kepala, asthenia, nyeri otot dan lutut, ulkus mulut, lesi kulit, kelelahan, dan penurunan konsentrasi.[1-3]

Pada pemeriksaan fisik abdomen mungkin dijumpai distensi abdomen, nyeri tekan, borborygmi, atau tidak didapatkan kelainan. Pemeriksaan penunjang yang dapat digunakan antara lain hydrogen breath test, lactose intolerance test, biopsi, dan genetik.[1-3]

Hydrogen breath test merupakan pemeriksaan pilihan, dan dikatakan positif bila kadar hidrogen ekspirasi >20 ppm melebihi kadar baseline. Pemeriksaan biopsi jarang sekali digunakan karena bersifat invasif. Pemeriksaan genetik terutama dilakukan untuk  menentukan 13910 C/T, yaitu pemeriksaan definitif untuk laktase non-persisten pada ras kulit putih.[1-4]

Tata laksana pasien dengan intoleransi laktosa yaitu dengan modifikasi diet, suplementasi laktase, dan manajemen etiologi yang mendasari, terutama pada kasus defisiensi laktase sekunder. Modifikasi diet terutama dengan restriksi asupan makanan yang mengandung laktosa. Suplementasi laktase bertujuan untuk memecah laktosa menjadi glukosa dan galaktosa, sehingga dapat diabsorpsi saluran pencernaan.[1,2,5]

 

 

Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini

Referensi

1. Malik TF, Panuganti KK. Lactose Intolerance. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023 Jan. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK532285/
2. Misselwitz B, Pohl D, et al. Lactose malabsorption and intolerance: pathogenesis, diagnosis and treatment. United European Gastroenterol J. 2013 Jun;1(3):151-9. doi: 10.1177/2050640613484463. PMID: 24917953; PMCID: PMC4040760.
3. Fassio F, Facioni MS, Guagnini F. Lactose Maldigestion, Malabsorption, and Intolerance: A Comprehensive Review with a Focus on Current Management and Future Perspectives. Nutrients. 2018;10:1599.
4. Misselwitz B, Butter M, Verbeke K, Fox MR. Update on lactose malabsorption and intolerance: Pathogenesis, diagnosis, and clinical management. Gut. 2019;68:2080-2091.
5. Szilagyi A, Ishayek N. Lactose Intolerance, Dairy Avoidance, and Treatment Avoidance. Nutrients. 2018.

Patofisiologi Intoleransi Laktosa

Artikel Terkait

  • Alternatif Susu Pengganti pada Bayi Alergi Susu Sapi
    Alternatif Susu Pengganti pada Bayi Alergi Susu Sapi
  • Efektivitas Formula Asam Amino untuk Alergi Susu Sapi Berat
    Efektivitas Formula Asam Amino untuk Alergi Susu Sapi Berat
  • Manajemen Alergi Susu Sapi pada Bayi
    Manajemen Alergi Susu Sapi pada Bayi
  • Manfaat Probiotik Bifidobacterium pada Penanganan Anak Alergi
    Manfaat Probiotik Bifidobacterium pada Penanganan Anak Alergi
  • Formula Rekomendasi dari IDAI untuk Penanganan Alergi Susu Sapi, Check di Sini
    Formula Rekomendasi dari IDAI untuk Penanganan Alergi Susu Sapi, Check di Sini

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 21 Februari 2025, 09:13
Imunisasi pada bayi alergi
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Izin bertanya dokter, apakah pada bayi yang alergi boleh dilakukan imunisasi? Bayi dengan riwayat alergi susu sapi derajat berat, sering muncul ruam merah,...
dr.Shiva Valeska Ardhaniswari
Dibalas 07 September 2024, 08:29
Bila ada alergi susu sapi, apakah pasien dengan malnutrisi tetap bisa diberikan susu F75?
Oleh: dr.Shiva Valeska Ardhaniswari
5 Balasan
Selamat pagi dokter dan TS lainnyan izin konsul, pasien anak perempuan usia 12 th dgn diagnosa TB millier dan malnutrisi, BB 20kg TB 140cm, pasien memiliki...
dr.Ayu rahmi pratiwi
Dibalas 28 Agustus 2023, 10:22
Apakah anak dengan alergi susu sapi bisa juga alergi susu soya?
Oleh: dr.Ayu rahmi pratiwi
2 Balasan
Alo dok, izin bertanya ya... apakah anak dengan alergi susu sapi bisa juga alergi susu soya? Setelah mengetahui alergi susu sapi, anak ini beralih ke susu...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.