Diagnosis Polip Gaster
Pendekatan diagnosis polip gaster atau polip lambung dimulai dengan endoskopi gastrointestinal atas yang memungkinkan visualisasi langsung, penilaian morfologi, serta pengambilan biopsi untuk analisis histopatologis. Biopsi wajib dilakukan pada semua polip >5 mm atau dengan tampilan atipikal untuk menyingkirkan displasia atau keganasan.
Pemeriksaan histologi digunakan untuk membedakan jenis polip, yakni polip hiperplastik, polip kelenjar fundus, atau adenoma, serta untuk menentukan risiko keganasan. Jika dicurigai adanya kondisi genetik seperti familial adenomatous polyposis (FAP) atau sindrom poliposis lain, evaluasi lanjutan dengan pemeriksaan genetik dan kolonoskopi dapat dipertimbangkan.[3,9,10]
Anamnesis
Sebagian besar pasien dengan polip gaster tidak menunjukkan gejala dan polip ditemukan secara insidental saat pemeriksaan endoskopi untuk indikasi lain, seperti dispepsia atau skrining. Namun, anamnesis tetap penting untuk mengevaluasi faktor risiko yang mendasari, seperti riwayat penggunaan jangka panjang proton pump inhibitor (PPI), infeksi Helicobacter pylori, atau riwayat keluarga familial adenomatous polyposis (FAP).
Pada pasien simptomatik, keluhan yang dapat muncul meliputi nyeri epigastrium, mual, muntah, perasaan penuh pasca makan, atau gejala anemia seperti lemas dan pusing, terutama pada polip yang besar, bertangkai, atau mengalami ulserasi. Jika terjadi perdarahan, pasien dapat mengeluhkan hematemesis atau melena. Obstruksi saluran cerna juga dapat terjadi bila polip berukuran besar dan terletak di daerah pilorus.
Anamnesis juga sebaiknya mencakup pertanyaan tentang gejala sistemik atau sindromik seperti perdarahan gastrointestinal berulang, riwayat keluarga kanker gastrointestinal, atau manifestasi lain dari sindrom poliposis seperti pigmentasi mukokutan (Peutz-Jeghers) atau makrosefalus (sindrom Cowden). Riwayat infeksi atau pengobatan H. pylori juga perlu ditelusuri.[1,3,9,10]
Pemeriksaan Fisik
Pada pasien dengan polip gaster, temuan pemeriksaan fisik umumnya bersifat non-spesifik dan seringkali tidak memberikan petunjuk diagnostik langsung. Sebagian besar polip gaster ditemukan secara insidental selama pemeriksaan endoskopi untuk keluhan dispepsia atau gejala gastrointestinal lain seperti nyeri epigastrium, mual, muntah, atau anemia.
Pemeriksaan fisik mungkin menunjukkan tanda-tanda anemia defisiensi besi, seperti konjungtiva pucat atau takikardia, terutama jika polip mengalami ulserasi dan perdarahan kronis. Hepatomegali atau tanda-tanda penyakit sistemik lain dapat muncul bila polip terkait dengan sindrom genetik seperti familial adenomatous polyposis (FAP) atau sindrom Peutz-Jeghers.
Dalam kasus polip gaster yang menyebabkan obstruksi atau perdarahan aktif, pemeriksaan fisik bisa menunjukkan distensi abdomen, nyeri tekan epigastrik, atau tanda-tanda hemodinamik tidak stabil seperti hipotensi dan takikardia. Namun, manifestasi ini jarang terjadi, mengingat sebagian besar polip gaster bersifat jinak, kecil, dan asimptomatik.[1,3]
Diagnosis Banding
Diagnosis banding polip gaster antara lain tumor stromal gastrointestinal dan leiomyoma.
Gastrointestinal Stromal Tumors
GIST berasal dari lapisan submukosa atau muskularis propria dan tampak sebagai massa subepitelial dengan permukaan mukosa yang utuh. Diagnosis banding ditegakkan melalui endoskopi dengan ultrasonografi (EUS), yang menunjukkan GIST sebagai lesi hipoekoik homogen dengan asal lapisan dalam, serta dikonfirmasi dengan imunohistokimia positif untuk KIT (CD117) atau DOG1.[1]
Leiomyoma
Leiomyoma merupakan tumor otot polos yang bervariasi dalam ukuran, dari 0,5 cm hingga 20 cm, dan dapat tumbuh di dalam lapisan jaringan atau sebagai massa eksofitik. Leiomyoma tidak bergejala, biasanya ditemukan secara kebetulan, dan tampak secara endoskopi sebagai lesi submukosa.[1]
Tipe-Tipe Polip Gaster
Terdapat beberapa tipe polip gaster, termasuk di dalamnya polip kelenjar fundus, polip hiperplastik, dan polip adenomatosa. Beberapa studi menunjukkan bahwa polip kelenjar fundus merupakan yang paling banyak ditemukan.[3,6]
Polip Kelenjar Fundus
Polip kelenjar fundus seringkali multipel. Jumlahnya biasanya kurang dari 10 pada kasus sporadis, tetapi jumlah polip dapat lebih banyak pada kasus sindromik. Ukurannya lebih kecil dari 10 mm. Permukaannya tidak bertangkai, hiperemis, tembus cahaya, dan halus. Polip paling sering ditemukan pada area fundus dan korpus gaster.[3,6]
Polip Hiperplastik
Polip ini merupakan tipe polip gaster tersering kedua yang ditemukan. Polip hiperplastik dapat berbentuk sesil atau bertangkai, dan umumnya berukuran kurang dari 2 cm. Tipe polip ini paling sering ditemukan di bagian antrum.[1,2]
Polip Adenomatosa
Polip adenomatosa merupakan prekursor adenokarsinoma, dan paling sering ditemukan di antrum, namun juga dapat ditemukan di berbagai bagian dari gaster. Antral adenoma biasanya berbentuk sesil, tetapi polip yang berada di korpus dan fundus lebih bertangkai.[1]
Polip Neuroendokrin
Polip neuroendokrin biasanya ditemukan di area korpus dan fundus. Polip ini merupakan jenis polip hiperplasia sel mirip enterokromafin sebagai respons terhadap hipergastrinemia. Polip neuroendokrin memiliki empat subtipe.
Polip neuroendokrin tipe I dan II berbentuk polip majemuk yang tersusun berkelompok pada area korpus dan fundus gaster. Tipe I paling umum ditemukan, dan terjadi akibat proses autoimun. Tipe II sering timbul pada kondisi neoplasia majemuk endokrin dan sindrom Zollinger-Ellison.
Polip neuroendokrin tipe III merupakan tipe kedua tersering ditemukan, bersifat sporadis dan soliter, dapat ditemukan di seluruh area gaster, dan sering kali terkait dengan metastasis kanker jika ukurannya melebihi 2 cm. Tipe IV merupakan tipe yang jarang ditemukan. Tipe IV dapat ditemukan di seluruh area gaster, sulit untuk didiferensiasi, sering kali disertai ulkus, dan prognosisnya kurang baik.[1,3]
Polip Cowden
Sindrom Cowden, berhubungan dengan keganasan, seperti kanker payudara, kanker tiroid, dan kanker endometrium. Polip yang timbul umumnya bersifat jinak. Namun, pernah dilaporkan kasus transformasi polip maligna meskipun jarang.[1,5]
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang utama pada polip gaster adalah dengan endoskopi. Endoskopi biasa dilakukan pada pasien dengan gejala seperti nyeri perut, refluks gastroesofageal, atau dispepsia sebagai bagian dari evaluasi anemia atau sebagai skrining atau pengawasan karena riwayat keganasan gastrointestinal keluarga atau pribadi.[1]
Endoskopi dan Biopsi
British Society of Gastroenterology merekomendasikan endoskopi dan biopsi dengan pencitraan di area atrofi dan metaplasia usus bagi mereka yang berisiko tinggi terkena adenokarsinoma gaster, termasuk orang dengan infeksi H. pylori atau gastritis kronis, dan mereka yang memiliki riwayat kanker lambung pribadi atau keluarga.[1]
Mendiagnosis polip hanya berdasarkan tampilan endoskopik cukup sulit, sehingga dibutuhkan pemeriksaan tambahan berupa biopsi polip dan jaringan sekitarnya untuk menegakkan diagnosis polip gaster. Jaringan harus diuji menggunakan imunohistokimia untuk klarifikasi lebih lanjut, dan lesi yang lebih dalam mungkin memerlukan evaluasi dengan ultrasonografi endoskopik.[1,2]
Polip subepitelial harus menjalani evaluasi USG endoskopik dengan biopsi. Jika ditemukan displasia, atau keganasan, atau ditemukan banyak polip, kolonoskopi direkomendasikan untuk menilai FAP. Banyaknya polip kelenjar fundus di dalam korpus gaster, dengan atau tanpa displasia, ditambah dengan lesi adenomatosa dan tidak adanya polip duodenum atau kolon, mengindikasikan adenokarsinoma gaster dan poliposis proksimal.[1]
Polip Kelenjar Fundus:
Secara endoskopi, polip kelenjar fundus biasanya ditemukan di fundus dan korpus gaster. Polip ini kecil (kurang dari 10 mm), bersifat sesil atau semi-sesil (Paris 0-Is), transparan, dengan permukaan halus dan mengkilap, serta warna menyerupai mukosa normal. Kadang terlihat pembuluh darah kecil di permukaannya dan pola titik bulat.
Polip kelenjar fundus sporadik sering soliter, tetapi bisa multipel, sedangkan pada kasus sindromik, bisa ditemukan puluhan hingga ratusan polip. Mukosa sekitarnya tampak normal. Polip kelenjar fundus akibat PPI biasanya membaik setelah penghentian obat.[3]
Polip Hiperplastik:
Polip hiperplastik biasanya ditemukan di antrum. Secara endoskopi, polip hiperplastik bisa sesil (Paris 0-Is) atau pedunkulata (Paris 0-Ip), dengan permukaan lobulasi halus, berwarna kemerahan, dan sering disertai erosi atau eksudat putih.
Polip hiperplastik umumnya soliter, tetapi bisa multipel bila berkaitan dengan inflamasi mukosa berat. Ukurannya bervariasi, umumnya <20 mm, namun bila >25 mm, risiko transformasi neoplastik meningkat. Berbeda dengan polip kelenjar fundus, mukosa di sekitar polip hiperplastik biasanya menunjukkan peradangan aktif.[3]
Polip Adenomatosa:
Adenoma gaster secara endoskopi ditandai dengan bentuk lobulasi pucat, bisa sesil, pedunkulata, atau datar-meninggi (Paris 0-IIa). Umumnya soliter (82%), berukuran <20 mm, dan berada di antrum atau insisura. Pola permukaannya bisa tubular atau villous, dan pola vaskular yang tidak teratur dapat menandakan displasia derajat tinggi.
Ciri khas lainnya adalah adanya white opaque substance (WOS). WOS teratur berasosiasi dengan displasia, sedangkan WOS tidak teratur mengarah ke adenokarsinoma. Polip adenomatosa tipe intestinal atau kelenjar fundus memiliki risiko transformasi keganasan yang lebih tinggi dibanding tipe foveolar atau oksintik.[3]
Polip Hamartoma:
Polip jenis ini jarang (<1% dari semua polip lambung), dan bisa muncul soliter atau multipel tergantung ada tidaknya sindrom genetik. Endoskopi menunjukkan penampakan mirip polip hiperplastik, terutama bila soliter, sehingga sulit dibedakan tanpa histopatologi.
Ukurannya biasanya <10 mm dan terletak di antrum. Bila multipel (pada sindrom), bisa melibatkan korpus, dan lebih berpotensi menjadi ganas. Reseksi direkomendasikan bila >5 mm, diikuti endoskopi berkala setiap 1–3 tahun tergantung sindrom yang mendasari.[3]
Gastric Neuroendocrine Tumors (NET):
NET lambung tipe I adalah yang paling umum dan sering ditemukan secara insidental saat endoskopi. Secara endoskopik, lesi tampak kecil (<10 mm), multipel, berwarna merah terang karena hipervaskularisasi, dan biasanya sesil. Sering ditemukan di fundus dan korpus, kadang ada depresi sentral atau erosi.[3]
Histopatologi
Setiap tipe polip gaster memiliki karakteristik histopatologi yang berbeda-beda.
Polip Kelenjar Fundus:
Polip kelenjar fundus sporadik umumnya berasal dari kelenjar oksintik dan secara histopatologis ditandai oleh dilatasi kistik pada kelenjar fundus yang dilapisi oleh sel parietal, chief, dan sel leher mukosa. Mutasi somatik pada gen beta catenin sering ditemukan, dan penggunaan PPI juga berkaitan erat dengan pembentukan polip kelenjar fundus.
Dalam kasus yang terkait PPI, ada peningkatan proliferasi sel, yang dapat dideteksi dengan penanda Ki67. Polip kelenjar fundus pada pengguna PPI cenderung membaik setelah penghentian PPI.
Pada kasus sindromik, polip kelenjar fundus biasanya lebih kecil, mengandung mikrokista, dan tidak menunjukkan hiperplasia sel parietal atau foveolar. Mutasi germline pada gen APC atau MUTYH menjadi ciri khasnya. Potensi transformasi displastik pada polip kelenjar fundus sporadik sangat rendah, tetapi lebih tinggi pada kasus sindromik.[3]
Polip Hiperplastik:
Polip hiperplastik memiliki karakter reparatif dan terjadi akibat hipergastrinemia dan infeksi Helicobacter pylori. Histopatologinya memperlihatkan hiperplasia mukosa foveolar dengan infiltrasi sel inflamasi kronis, dan dapat berisi sel pilorik, chief, dan parietal. Tidak ditemukan mutasi somatik pada polip hiperplastik kecil yang tidak mengalami displasia.
Namun, pada polip hiperplastik besar (>20–25 mm), mutasi genetik seperti APC, CTNNB1, KRAS, BRAF, dan TP53 bisa ditemukan, terutama jika sudah berkembang menjadi displasia atau kanker. Sekitar 4% polip hiperplastik mengandung displasia, dan risiko transformasi menjadi kanker meningkat seiring ukuran dan adanya perubahan genetik.[3]
Polip Adenomatosa:
Adenoma gaster terdiri dari dua kelompok besar: yang berasal dari epitel permukaan (tipe usus dan foveolar) dan yang berasal dari jaringan kelenjar (tipe pilorus dan oksintik). Histologinya bervariasi tergantung jenis.
- Adenoma tipe usus: mengekspresikan MUC2, CD10, CDX2, dengan mutasi umum pada APC, KRAS, ERBB3, dan TP53.
- Adenoma foveolar: mengekspresikan MUC5AC dan MUC6.
- Adenoma kelenjar pilorus: sering terjadi pada gastritis atrofi kronis atau sporadis; memiliki mutasi GNAS dan KRAS, ekspresi MUC5, dan kadang ekspresi p53 dan beta catenin nuklear.
- Adenoma kelenjar oksintik: mengekspresikan MUC6, memiliki mutasi Wnt/beta-catenin pathway, dan aktivitas proliferasi rendah (Ki67 rendah).[3]
Polip Hamartoma Gaster:
Polip jenis ini sangat jarang (<1%) dan terdiri dari jaringan mukosa yang tumbuh tidak teratur. Biasanya ditemukan dalam konteks sindrom genetik seperti Peutz-Jeghers, poliposis juvenil, atau sindrom Cowden. Histologinya memperlihatkan arsitektur campur aduk dari elemen jaringan normal lambung. Polip tunggal biasanya tidak ganas dan berada di antrum, sedangkan yang multipel pada pasien dengan sindrom genetik berisiko mengalami transformasi ganas.[3]
Gastric Neuroendocrine Tumors (NETs):
Meskipun bukan polip epitelial, NET lambung sering ditemukan lewat endoskopi dan terdiri dari sel neuroendokrin dalam bentuk klaster, dengan ekspresi chromogranin A dan synaptophysin. Tipe I adalah yang paling umum dan berkaitan dengan gastritis atrofi kronis dan hipergastrinemia, serta memperlihatkan aktivitas proliferatif rendah (Ki67 rendah).[3]