Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penatalaksanaan Polip Gaster annisa-meidina 2025-06-12T15:54:24+07:00 2025-06-12T15:54:24+07:00
Polip Gaster
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Polip Gaster

Oleh :
dr. Reren Ramanda
Share To Social Media:

Penatalaksanaan polip gaster atau polip lambung dapat berupa observasi, eradikasi Helicobacter pylori, maupun reseksi endoskopi. Polip kelenjar fundus merupakan tipe yang paling banyak terjadi, yang umumnya bisa tidak diintervensi selama ukurannya kecil dan asimtomatik. Pada kasus polip hiperplastik yang berkaitan dengan H.pylori, polip dapat mengecil setelah eradikasi H.pylori.[3]

Prinsip Penatalaksanaan

Penatalaksanaan polip kelenjar fundus sporadis yang disarankan saat endoskopi adalah dengan mengambil biopsi dari satu atau lebih polip yang representatif, sambil memeriksa polip yang tersisa dengan saksama. Ketika polip menunjukkan morfologi yang tidak biasa atau lebih besar dari 1 cm, mengalami ulserasi, atau terletak di antrum, tindakan terbaik adalah mengangkatnya untuk memastikan diagnosis dan menghilangkan kemungkinan displasia.

Meskipun perdarahan dari polip kelenjar fundus jarang terjadi, perdarahan tersebut dapat diobati dengan reseksi polip dan penghentian terapi PPI. Pengawasan berkala untuk polip kelenjar fundus sporadis biasanya tidak direkomendasikan.[2]

Saat mengevaluasi polip hiperplastik, jaringan di sekitarnya harus diambil sampelnya untuk evaluasi metaplasia, displasia, dan adenokarsinoma. Jika pengujian menunjukkan infeksi H. pylori, terapi antibiotik harus dimulai. Tanpa eradikasi H. pylori, tingkat kekambuhan polip hiperplastik tinggi.[1,2]

American Society of Gastrointestinal Endoscopy mencatat bahwa displasia dan kanker fokal ditemukan pada 5-19% polip hiperplastik. Ukuran lebih besar dari 1 cm dan bertangkai merupakan faktor risiko untuk displasia.[1,2]

American Society of Gastrointestinal Endoscopy juga menganjurkan pengangkatan semua adenoma gaster melalui reseksi submukosa, dengan menyebutkan tingkat kekambuhan sebesar 2,6%. Kanker lambung didiagnosis pada 1,3% orang yang telah menjalani pengangkatan adenoma, dan tindak lanjut yang direkomendasikan untuk reseksi adenoma adalah endoskopi ulang dalam 1 tahun, diikuti oleh pengawasan setiap 3 hingga 5 tahun.[1,3]

Polip fibroid inflamasi gaster mencakup sekitar 0,1% dari polip gaster dan biasanya diobati dengan polipektomi jerat. Polip inflamasi yang lebih besar memerlukan ultrasonografi endoskopi untuk memperjelas anatomi, diikuti oleh reseksi mukosa. Polip inflamasi tidak memiliki potensi ganas tetapi dapat menyebabkan obstruksi saluran keluar gaster.[1]

Penatalaksanaan Polip Kelenjar Fundus

Manajemen polip kelenjar fundus sporadis sangat bergantung pada etiologi dan karakteristik polipnya. Polip sporadik, yang umumnya timbul akibat mutasi somatik pada gen beta-catenin, sering dikaitkan dengan penggunaan jangka panjang proton pump inhibitors (PPIs). Penggunaan PPI lebih dari 6–12 bulan secara signifikan meningkatkan risiko polip kelenjar fundus sporadis.

Polip kelenjar fundus sporadis akibat PPI dapat mengalami regresi dalam 3 bulan setelah penghentian obat. Oleh karena itu, pada pasien yang menggunakan PPI dan ditemukan polip kelenjar fundus sporadis, evaluasi kembali indikasi serta dosis PPI sangat disarankan. Penggunaan P-CAB, seperti vonoprazan, juga dapat menyebabkan hiperplasia kelenjar, meski dengan mekanisme berbeda dari PPI.[3]

Keperluan Reseksi pada Polip Kelenjar Fundus

Reseksi endoskopi tidak diperlukan untuk polip kelenjar fundus sporadik non-sindromik, kecuali bila ditemukan fitur atipikal seperti ukuran >10 mm, lokasi di antrum, permukaan ulseratif, area depresi, erosi, atau pola vaskular abnormal. Jika reseksi tidak memungkinkan, biopsi terarah perlu dipertimbangkan.

Endoskopi kontrol tidak dibutuhkan pada kasus non-sindromik. Namun, pada pasien <40 tahun dengan >20 polip kelenjar fundus sporadis dan kecurigaan displasia, evaluasi untuk sindrom poliposis harus dilakukan, termasuk endoskopi duodenum dan kolonoskopi. Jika ditemukan polip kelenjar fundus sporadis displastik, lakukan reseksi endoskopi dan pemantauan tahunan.[3]

Penatalaksanaan Polip Hiperplastik

Polip hiperplastik bersifat reaktif dan umumnya tidak disebabkan oleh mutasi somatik pada polip kecil tanpa displasia. Polip hiperplastik sering dikaitkan dengan infeksi Helicobacter pylori dan hiperplasia mukosa akibat hipergastrinemia. Infeksi H. pylori ditemukan pada 6–20% polip hiperplastik dan eradikasi H. pylori menyebabkan resolusi polip hiperplastik pada sekitar 79% kasus.[3]

Keperluan Reseksi pada Polip Hiperplastik

Reseksi endoskopi dianjurkan untuk polip hiperplastik >5–10 mm, bertangkai, atau simptomatik (misalnya menyebabkan obstruksi atau anemia), mengingat risiko keganasan yang meningkat. Polip dengan ukuran >20–25 mm memiliki risiko transformasi neoplastik lebih tinggi (0,8–10%), dan dapat dikaitkan dengan kanker lambung di mukosa sekitarnya.

Polip yang telah direseksi perlu dievaluasi secara histologis untuk menilai ada tidaknya displasia. Tindak lanjut endoskopi ditentukan berdasarkan hasil histologi dan faktor risiko lain seperti gastritis atrofi, metaplasia usus, dan riwayat keluarga kanker lambung. Pemantauan mengikuti protokol Sydney yang diperbarui.[3]

Penatalaksanaan Polip Adenomatosa

Polip adenomatosa merupakan lesi premaligna yang harus dikelola dengan agresif. Terdapat dua tipe utama, yakni polip yang berasal dari permukaan epitel (tipe intestinal dan foveolar), serta dari jaringan glandular (pyloric dan oxyntic).

Polip adenomatosa tipe intestinal dan kelenjar fundus memiliki risiko progresi menjadi kanker lambung yang lebih tinggi. Polip adenomatosa sering menunjukkan mutasi pada APC, KRAS, TP53, atau gen jalur Wnt/β-catenin. Infeksi H. pylori, dislipidemia, dan alkohol juga memperberat risiko adenoma.[3]

Keperluan Reseksi pada Polip Adenomatosa

Semua polip adenomatosa >5 mm harus direseksi secara lengkap untuk memungkinkan evaluasi histopatologi yang optimal. Teknik endoscopic submucosal dissection (ESD) direkomendasikan untuk adenoma sessil >15 mm karena memungkinkan eksisi en bloc dan mengurangi risiko residu.

Setelah reseksi, pasien harus menjalani endoskopi kontrol 6–12 bulan kemudian dan pemantauan tahunan selanjutnya berdasarkan jumlah, ukuran, dan derajat displasia dari adenoma.[3]

Penatalaksanaan Polip Gaster Tipe Lain

Polip hamartoma lambung sangat jarang (<1%) dan bisa bersifat sporadik atau berhubungan dengan sindrom genetik. Polip tunggal biasanya tidak berpotensi ganas dan ditemukan di antrum. Namun, polip multipel di korpus lambung yang muncul dalam konteks sindromik memiliki risiko kanker lambung.

Polip >5 mm sebaiknya direseksi endoskopik, meskipun pada kasus sindromik dengan polip multipel, reseksi menyeluruh mungkin tidak memungkinkan. Pasca reseksi, pemantauan endoskopik disarankan setiap 1–3 tahun tergantung sindrom yang mendasari dan beban penyakit.[3]

Referensi

1. Arteaga CD, Wadhwa R. Gastric Polyp. Statpearls. 2024. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK560704/
2. Costa D, Ramai D, Tringali A. Novel classification of gastric polyps: The good, the bad and the ugly. World J Gastroenterol. 2024 Aug 21;30(31):3640–3653.
3. Placencia DR, et al. Gastric Epithelial Polyps: Current Diagnosis, Management, and Endoscopic Frontiers. Cancers (Basel). 2024 Nov 8;16(22):3771.

Diagnosis Polip Gaster
Prognosis Polip Gaster

Artikel Terkait

  • Riwayat Keluarga Kanker Lambung dan Penatalaksanaan Infeksi Helicobacter pylori - Telaah Jurnal Alomedika
    Riwayat Keluarga Kanker Lambung dan Penatalaksanaan Infeksi Helicobacter pylori - Telaah Jurnal Alomedika
Diskusi Terbaru
dr. Ade Wijaya SpN
Dibalas kemarin, 14:17
Fitur Ulasan Pasien di dalam MyPatient - Aplikasi Alomedika
Oleh: dr. Ade Wijaya SpN
7 Balasan
AlodokterSekarang ada option respon terhadap ulasan pasien.Ini fungsinya apa ya?Mohon info.Terima kasih.
Anonymous
Dibalas kemarin, 08:02
Suplemen Ibu Hamil apakah perlu tambah suplemen kalsium dan Fe
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter, apakah konsumsi folamil untuk bumil sudah cukup? atau perlu tambah suplemen kalsium atau fe dari luar? 🙏
dr.Suyanti, Sp.T.H.T.B.K.L
Dibalas kemarin, 08:13
Benda Asing Hipofaring- ALOPALOOZA THT-KL
Oleh: dr.Suyanti, Sp.T.H.T.B.K.L
4 Balasan
pasien wanita 52 tahun, datang dengan keluhan nyeri serta sulit saat menelan dan terasa tertusuk kurang lebih 1 jam setelah mengkonsumsi oncom..dilakukan...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.