Penatalaksanaan Polip Gaster
Penatalaksanaan polip gaster atau polip lambung dapat berupa observasi, eradikasi Helicobacter pylori, maupun reseksi endoskopi. Polip kelenjar fundus merupakan tipe yang paling banyak terjadi, yang umumnya bisa tidak diintervensi selama ukurannya kecil dan asimtomatik. Pada kasus polip hiperplastik yang berkaitan dengan H.pylori, polip dapat mengecil setelah eradikasi H.pylori.[3]
Prinsip Penatalaksanaan
Penatalaksanaan polip kelenjar fundus sporadis yang disarankan saat endoskopi adalah dengan mengambil biopsi dari satu atau lebih polip yang representatif, sambil memeriksa polip yang tersisa dengan saksama. Ketika polip menunjukkan morfologi yang tidak biasa atau lebih besar dari 1 cm, mengalami ulserasi, atau terletak di antrum, tindakan terbaik adalah mengangkatnya untuk memastikan diagnosis dan menghilangkan kemungkinan displasia.
Meskipun perdarahan dari polip kelenjar fundus jarang terjadi, perdarahan tersebut dapat diobati dengan reseksi polip dan penghentian terapi PPI. Pengawasan berkala untuk polip kelenjar fundus sporadis biasanya tidak direkomendasikan.[2]
Saat mengevaluasi polip hiperplastik, jaringan di sekitarnya harus diambil sampelnya untuk evaluasi metaplasia, displasia, dan adenokarsinoma. Jika pengujian menunjukkan infeksi H. pylori, terapi antibiotik harus dimulai. Tanpa eradikasi H. pylori, tingkat kekambuhan polip hiperplastik tinggi.[1,2]
American Society of Gastrointestinal Endoscopy mencatat bahwa displasia dan kanker fokal ditemukan pada 5-19% polip hiperplastik. Ukuran lebih besar dari 1 cm dan bertangkai merupakan faktor risiko untuk displasia.[1,2]
American Society of Gastrointestinal Endoscopy juga menganjurkan pengangkatan semua adenoma gaster melalui reseksi submukosa, dengan menyebutkan tingkat kekambuhan sebesar 2,6%. Kanker lambung didiagnosis pada 1,3% orang yang telah menjalani pengangkatan adenoma, dan tindak lanjut yang direkomendasikan untuk reseksi adenoma adalah endoskopi ulang dalam 1 tahun, diikuti oleh pengawasan setiap 3 hingga 5 tahun.[1,3]
Polip fibroid inflamasi gaster mencakup sekitar 0,1% dari polip gaster dan biasanya diobati dengan polipektomi jerat. Polip inflamasi yang lebih besar memerlukan ultrasonografi endoskopi untuk memperjelas anatomi, diikuti oleh reseksi mukosa. Polip inflamasi tidak memiliki potensi ganas tetapi dapat menyebabkan obstruksi saluran keluar gaster.[1]
Penatalaksanaan Polip Kelenjar Fundus
Manajemen polip kelenjar fundus sporadis sangat bergantung pada etiologi dan karakteristik polipnya. Polip sporadik, yang umumnya timbul akibat mutasi somatik pada gen beta-catenin, sering dikaitkan dengan penggunaan jangka panjang proton pump inhibitors (PPIs). Penggunaan PPI lebih dari 6–12 bulan secara signifikan meningkatkan risiko polip kelenjar fundus sporadis.
Polip kelenjar fundus sporadis akibat PPI dapat mengalami regresi dalam 3 bulan setelah penghentian obat. Oleh karena itu, pada pasien yang menggunakan PPI dan ditemukan polip kelenjar fundus sporadis, evaluasi kembali indikasi serta dosis PPI sangat disarankan. Penggunaan P-CAB, seperti vonoprazan, juga dapat menyebabkan hiperplasia kelenjar, meski dengan mekanisme berbeda dari PPI.[3]
Keperluan Reseksi pada Polip Kelenjar Fundus
Reseksi endoskopi tidak diperlukan untuk polip kelenjar fundus sporadik non-sindromik, kecuali bila ditemukan fitur atipikal seperti ukuran >10 mm, lokasi di antrum, permukaan ulseratif, area depresi, erosi, atau pola vaskular abnormal. Jika reseksi tidak memungkinkan, biopsi terarah perlu dipertimbangkan.
Endoskopi kontrol tidak dibutuhkan pada kasus non-sindromik. Namun, pada pasien <40 tahun dengan >20 polip kelenjar fundus sporadis dan kecurigaan displasia, evaluasi untuk sindrom poliposis harus dilakukan, termasuk endoskopi duodenum dan kolonoskopi. Jika ditemukan polip kelenjar fundus sporadis displastik, lakukan reseksi endoskopi dan pemantauan tahunan.[3]
Penatalaksanaan Polip Hiperplastik
Polip hiperplastik bersifat reaktif dan umumnya tidak disebabkan oleh mutasi somatik pada polip kecil tanpa displasia. Polip hiperplastik sering dikaitkan dengan infeksi Helicobacter pylori dan hiperplasia mukosa akibat hipergastrinemia. Infeksi H. pylori ditemukan pada 6–20% polip hiperplastik dan eradikasi H. pylori menyebabkan resolusi polip hiperplastik pada sekitar 79% kasus.[3]
Keperluan Reseksi pada Polip Hiperplastik
Reseksi endoskopi dianjurkan untuk polip hiperplastik >5–10 mm, bertangkai, atau simptomatik (misalnya menyebabkan obstruksi atau anemia), mengingat risiko keganasan yang meningkat. Polip dengan ukuran >20–25 mm memiliki risiko transformasi neoplastik lebih tinggi (0,8–10%), dan dapat dikaitkan dengan kanker lambung di mukosa sekitarnya.
Polip yang telah direseksi perlu dievaluasi secara histologis untuk menilai ada tidaknya displasia. Tindak lanjut endoskopi ditentukan berdasarkan hasil histologi dan faktor risiko lain seperti gastritis atrofi, metaplasia usus, dan riwayat keluarga kanker lambung. Pemantauan mengikuti protokol Sydney yang diperbarui.[3]
Penatalaksanaan Polip Adenomatosa
Polip adenomatosa merupakan lesi premaligna yang harus dikelola dengan agresif. Terdapat dua tipe utama, yakni polip yang berasal dari permukaan epitel (tipe intestinal dan foveolar), serta dari jaringan glandular (pyloric dan oxyntic).
Polip adenomatosa tipe intestinal dan kelenjar fundus memiliki risiko progresi menjadi kanker lambung yang lebih tinggi. Polip adenomatosa sering menunjukkan mutasi pada APC, KRAS, TP53, atau gen jalur Wnt/β-catenin. Infeksi H. pylori, dislipidemia, dan alkohol juga memperberat risiko adenoma.[3]
Keperluan Reseksi pada Polip Adenomatosa
Semua polip adenomatosa >5 mm harus direseksi secara lengkap untuk memungkinkan evaluasi histopatologi yang optimal. Teknik endoscopic submucosal dissection (ESD) direkomendasikan untuk adenoma sessil >15 mm karena memungkinkan eksisi en bloc dan mengurangi risiko residu.
Setelah reseksi, pasien harus menjalani endoskopi kontrol 6–12 bulan kemudian dan pemantauan tahunan selanjutnya berdasarkan jumlah, ukuran, dan derajat displasia dari adenoma.[3]
Penatalaksanaan Polip Gaster Tipe Lain
Polip hamartoma lambung sangat jarang (<1%) dan bisa bersifat sporadik atau berhubungan dengan sindrom genetik. Polip tunggal biasanya tidak berpotensi ganas dan ditemukan di antrum. Namun, polip multipel di korpus lambung yang muncul dalam konteks sindromik memiliki risiko kanker lambung.
Polip >5 mm sebaiknya direseksi endoskopik, meskipun pada kasus sindromik dengan polip multipel, reseksi menyeluruh mungkin tidak memungkinkan. Pasca reseksi, pemantauan endoskopik disarankan setiap 1–3 tahun tergantung sindrom yang mendasari dan beban penyakit.[3]