Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Etiologi Anemia Aplastik general_alomedika 2025-03-03T08:42:45+07:00 2025-03-03T08:42:45+07:00
Anemia Aplastik
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Etiologi Anemia Aplastik

Oleh :
dr.Eduward Thendiono, SpPD,FINASIM,Fellow IDF
Share To Social Media:

Etiologi anemia aplastik adalah kelainan genetik atau kerusakan pada stem cell atau sumsum tulang. Kerusakan tersebut dapat terjadi akibat kelainan imun, penggunaan obat tertentu, paparan bahan kimia toksik, radiasi, infeksi virus, hingga idiopatik.[1-7]

Kelainan Genetik

Sejumlah kelainan genetik yang terbukti berhubungan dengan anemia aplastik adalah anemia Fanconi dan penyakit telomer, sindrom Shwachman-Diamond, paroksismal nokturnal hemoglobinuria, dan sindrom mielodisplasia.[1-7]

Anemia Fanconi

Anemia Fanconi dapat menimbulkan anemia aplastik lewat mekanisme deficient repair of interstrand DNA cross-links. Kelainan ini terjadi karena defek genetik pada gen 17 FANC. Karakteristik klinisnya adalah lesi café-au-lait, tubuh pendek, anomali skeletal dan urogenital.[1-7]

Penyakit Telomer

Sel darah pada pasien dengan penyakit ini memiliki telomer yang pendek. Contoh penyakit telomer yang berhubungan dengan anemia aplastik adalah diskeratosis kongenital dan mutasi genetik pada TERT atau TERC (familial aplastic anemia). Pada penyakit ini, terjadi defisiensi perbaikan telomer yang mengganggu kapasitas sel stem hematopoietik untuk memperbaiki DNA yang rusak.[1-7]

Sindrom Shwachman-Diamond

Sindrom ini disebabkan oleh mutasi gen SBDS. Penyakit ini ditandai oleh disfungsi eksokrin pankreas dan sitopenia single or multiple lineage.[1-7]

Paroksismal Nokturnal Hemoglobinuria

Ada hubungan dekat antara anemia aplastik dan paroksismal nokturnal hemoglobinuria.  Gangguan klonal ini terjadi pada mutasi gen PIG-A yang menyebabkan hilangnya protein CD59 pada permukaan sel-sel darah, yang mengurangi kemampuan mereka untuk bertahan terhadap destruksi oleh komplemen.[3-7]

Sindrom Mielodisplasia

Sel stem hematopoietik yang mengalami displasia pada sindrom mielodisplasia akan menjadi sasaran destruksi imun atau ditekan oleh limfosit T. Proses ini menyebabkan hipoplasia sumsum tulang yang menjadi karakteristik anemia aplastik.[3-7]

Obat-Obat Tertentu

Obat yang menimbulkan aplasia sumsum tulang dapat bersifat dose-dependent atau bereaksi idiosinkratik. Obat yang bersifat dose-dependent tersebut adalah kemoterapi sitotoksik, misalnya mercaptopurine dan azathioprine. Sementara itu, obat dengan reaksi idiosinkratik meliputi carbamazepine, phenytoin, sulfonamides, chloramphenicol, indometasin, methimazole, propylthiouracil, aurum, dan arsenik.[1-5]

Radiasi

Semua paparan radiasi baik dalam bentuk pengobatan (radioterapi) maupun bukan pengobatan dapat menimbulkan hipoplasia sumsum tulang. Hubungan ini umumnya juga bersifat dose-dependent.[1-5]

Bahan Kimia Toksik

Bahan kimia toksik yang terbukti menyebabkan anemia aplastik adalah benzena dan pestisida. Seperti obat-obatan dan radiasi, anemia aplastik akibat paparan bahan kimia toksik juga bersifat dose-dependent.[1-5]

Infeksi Virus

Infeksi virus yang berhubungan dengan terjadinya anemia aplastik adalah infeksi virus Epstein-Barr, HIV, virus herpes, dan hepatitis seronegatif.[1-5]

Gangguan Imun

Gangguan imun yang berhubungan dengan anemia aplastik adalah eosinofilik fasciitis, sistemik lupus eritematosus, dan penyakit graft vs host.[1-5]

Faktor Risiko

Faktor risiko anemia aplastik adalah kelainan genetik seperti penyakit telomer, sindrom mielodisplasia, dan anemia Fanconi. Selain itu, obat-obatan tertentu, paparan radiasi, paparan bahan kimia toksik, infeksi virus, dan penyakit imun tertentu juga merupakan faktor risiko seperti yang telah dijabarkan di atas.[1-5]

 

 

 

 

Direvisi oleh: dr. Irene Cindy Sunur

Referensi

1. Bakhshi S. Aplastic Anemia. Medscape. 2021. https://emedicine.medscape.com/article/198759-overview
2. Young NS. Aplastic Anemia. N Engl J Med. 2018;379:1643-56. doi:10.1056/NEJMra1413485
3. Olson TS. Aplastic anemia: Pathogenesis, clinical manifestations, and diagnosis. UpToDate. 2021. https://www.uptodate.com/contents/aplastic-anemia-pathogenesis-clinical-manifestations-and-diagnosis
4. Boddu PC, Kadia TM. Updates on the pathophysiology and treatment of aplastic anemia: a comprehensive review. Expert Rev Hematol. 2017 May;10(5):433-448. doi:10.1080/17474086.2017.1313700
5. Shallis RM, Ahmad R, Zeidan AM. Aplastic anemia: Etiology, molecular pathogenesis, and emerging concepts. Eur J Haematol. 2018 Dec;101(6):711-720. doi:10.1111/ejh.13153
6. Ogawa S. Clonal hematopoiesis in acquired aplastic anemia. Blood. 2016 Jul 21;128(3):337-47. doi:10.1182/blood-2016-01-636381
7. Stanley N, Olson TS, Babushok DV. Recent advances in understanding clonal haematopoiesis in aplastic anemia. Br J Haematol. 2017 May;177(4):509-525. doi:10.1111/bjh.14510

Patofisiologi Anemia Aplastik
Epidemiologi Anemia Aplastik
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 10 April 2024, 22:14
Pemeriksaan untuk menyingkirkan dd anemia aplastik
Oleh: Anonymous
5 Balasan
Alo dokter. Kita dapat menyebut pasien dengan anemia, leukositopenia, dan trombositopenia sebagai kondisi pansitopenia. Lalu dengan pemeriksaan apa kita bisa...

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.