Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Prognosis Anemia Aplastik general_alomedika 2025-03-03T08:43:52+07:00 2025-03-03T08:43:52+07:00
Anemia Aplastik
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Prognosis Anemia Aplastik

Oleh :
dr.Eduward Thendiono, SpPD,FINASIM,Fellow IDF
Share To Social Media:

Prognosis pasien anemia aplastik sudah mengalami perbaikan signifikan berkat adanya kemajuan perawatan medis. Estimasi tingkat bertahan hidup dalam 10 tahun untuk pasien anemia aplastik yang mendapatkan terapi imunosupresi adalah 68%, sedangkan untuk pasien yang mendapat transplantasi sel hematopoietik adalah 73%.

Faktor yang memengaruhi prognosis pasien anemia aplastik adalah komplikasi (baik yang berkaitan dengan penyakit maupun dengan terapi), respons terhadap terapi awal, serta umur pasien.[1,11]

Komplikasi

Komplikasi pada pasien anemia aplastik terbagi menjadi komplikasi yang berhubungan dengan penyakitnya dan komplikasi yang berhubungan dengan terapi.

Komplikasi yang Berhubungan dengan Penyakit

Komplikasi yang berkaitan dengan penyakit meliputi komplikasi dari pansitopenia dan komplikasi terkait evolusi penyakit klonal dan transformasi keganasan.

Komplikasi Pansitopenia:

Pansitopenia dapat menimbulkan komplikasi serius. Anemia berat dapat menimbulkan distress pernapasan, gagal jantung, dan failure to thrive pada pasien anak. Neutropenia menyebabkan pasien mudah mengalami infeksi, sedangkan trombositopenia dapat menimbulkan gangguan perdarahan, misalnya petekie dan epistaksis.[1-4]

Evolusi Penyakit Klonal dan Risiko Transformasi Keganasan:

Risiko evolusi penyakit klonal dan transformasi keganasan pada pasien anemia aplastik (seperti sindrom mielodisplasia, acute myeloid leukemia, dan paroksismal nokturnal hemoglobinuria) masih belum dipahami dengan jelas. Data klinis menemukan risiko ini terjadi pada pasien yang sudah mendapat terapi definitif dan pulih.[1,3-5,10,11]

Komplikasi yang Berhubungan dengan Terapi

Komplikasi akibat terapi meliputi serum sickness, risiko infeksi oportunistik, toksisitas obat imunosupresif, dan graft versus host disease.[1,3-5,10,11,17]

Serum Sickness:

Serum sickness sering terjadi 7–10 hari setelah terapi dengan anti thymocyte globulin (ATG). Komplikasi ini dapat dicegah dengan pemberian prednison dalam 2 minggu pertama setelah pemberian ATG.[3-5,11]

Risiko Infeksi Oportunistik:

Terapi definitif pasien anemia aplastik meliputi terapi imunosupresif dan transplantasi sel hematopoietik. Sebelum transplantasi, regimen imunosupresif turut diberikan untuk conditioning guna meningkatkan probabilitas kesuksesan. Meskipun hal ini dilakukan untuk tujuan terapeutik, hal ini meningkatkan risiko infeksi oportunistik (seperti infeksi jamur atau cytomegalovirus) karena kekebalan tubuh pasien ditekan.[3-5,11]

Toksisitas Regimen Obat Imunosupresif:

Komplikasi lain akibat obat imunosupresif baik saat conditioning sebelum transplantasi sel hematopoietik maupun saat terapi definitif (seperti ATG atau siklosporin) adalah toksisitas obat. Toksisitas bervariasi mulai dari hipertensi, nefrotoksik, hipertrofi gingiva, hingga koagulasi intravaskular diseminata.[11]

Graft Versus Host Disease (GVHD):

Penyakit ini dijumpai setelah upaya transplantasi sel hematopoietik karena sel-sel imun pihak donor bisa ikut ditransplantasikan ke resipien. Sel-sel imun donor akan mengenali sel-sel penerima (resipien) sebagai benda asing, sehingga memicu inflamasi dan menyebabkan GVHD serta kegagalan transplantasi.[1,3,17-19]

Prognosis

Sebagian kecil pasien anemia aplastik mungkin sembuh spontan hanya dengan terapi suportif. Namun, mayoritas pasien memerlukan terapi yang lebih kompleks. Survival rate 10 tahun adalah 68% pada pasien yang menerima terapi imunosupresif dan 73% pada pasien yang menerima transplantasi sel hematopoietik. Prognosis terutama lebih baik pada transplantasi. Pada terapi imunosupresif, relaps dan penyakit klonal menjadi risiko yang harus diperhitungkan.[1]

 

 

 

Direvisi oleh: dr. Irene Cindy Sunur

Referensi

1. Bakhshi S. Aplastic Anemia. Medscape. 2021. https://emedicine.medscape.com/article/198759-overview
2. Young NS. Aplastic Anemia. N Engl J Med. 2018;379:1643-56. doi:10.1056/NEJMra1413485
3. Olson TS. Aplastic anemia: Pathogenesis, clinical manifestations, and diagnosis. UpToDate. 2021. https://www.uptodate.com/contents/aplastic-anemia-pathogenesis-clinical-manifestations-and-diagnosis
4. Boddu PC, Kadia TM. Updates on the pathophysiology and treatment of aplastic anemia: a comprehensive review. Expert Rev Hematol. 2017 May;10(5):433-448. doi:10.1080/17474086.2017.1313700
5. Shallis RM, Ahmad R, Zeidan AM. Aplastic anemia: Etiology, molecular pathogenesis, and emerging concepts. Eur J Haematol. 2018 Dec;101(6):711-720. doi:10.1111/ejh.13153
10. Miano M, Dufour C. The diagnosis and treatment of aplastic anemia: a review. Int J Hematol. 2015 Jun;101(6):527-35. doi:10.1007/s12185-015-1787-z
11. Olson TS, Dunbar CE. Treatment of aplastic anemia in adults. UpToDate. 2021. https://www.uptodate.com/contents/treatment-of-aplastic-anemia-in-adults
12. Bacigalupo A. How I treat acquired aplastic anemia. Blood. 2017;129:1428-1436. https://doi.org/10.1182/blood-2016-08-693481
13. Samarasinghe S. Paediatric amendment to adult BSH Guidelines for aplastic anemia. British Journal of Haematology. 2017;180:2. https://doi.org/10.1111/bjh.15066
14. Peffault de LR, et al. Recommendations on hematopoietic stem cell transplantation for inherited bone marrow failure syndromes. Bone Marrow Transplant. 2015;50:1168. doi:10.1038/bmt.2015.117
15. Killick SB, et al. Guidelines for the diagnosis and management of adult aplastic anemia. Br J Haematol. 2016 Jan;172(2):187-207. doi:10.1111/bjh.13853

Penatalaksanaan Anemia Aplastik
Edukasi dan Promosi Kesehatan An...
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 10 April 2024, 22:14
Pemeriksaan untuk menyingkirkan dd anemia aplastik
Oleh: Anonymous
5 Balasan
Alo dokter. Kita dapat menyebut pasien dengan anemia, leukositopenia, dan trombositopenia sebagai kondisi pansitopenia. Lalu dengan pemeriksaan apa kita bisa...

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.