Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Epidemiologi Botulisme general_alomedika 2024-03-27T15:22:07+07:00 2024-03-27T15:22:07+07:00
Botulisme
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Epidemiologi Botulisme

Oleh :
dr. Giovanni Gilberta
Share To Social Media:

Data epidemiologi menunjukkan bahwa kejadian luar biasa (KLB) terkait botulisme tipe foodborne dilaporkan terjadi sebanyak 197 kasus di seluruh dunia pada tahun 1920 hingga 2014. Di Amerika Serikat ada sebanyak 110 kasus botulisme yang terjadi setiap tahun. Kasus botulisme jenis infant paling banyak terjadi pada anak yang berusia kurang dari 6 bulan.[3]

Global

Penelitian yang dilakukan di Armenia selama tahun 2007 hingga 2017 menunjukkan 51 kasus botulisme terjadi selama periode tersebut dengan rerata usia penderita adalah 26 tahun dan berjenis kelamin laki–laki. Sebanyak 524 kasus botulisme jenis infant dilaporkan pada 25 negara yang terletak di Asia, Australia, Eropa, dan Amerika tahun 1976 hingga 2006, meskipun angka tersebut diduga lebih tinggi karena banyaknya kasus yang tidak dilaporkan.[8,12]

Kejadian luar biasa (KLB) terkait botulisme tipe foodborne dilaporkan terjadi sebanyak 197 kasus di seluruh dunia pada tahun 1920 hingga 2014. Mayoritas kejadian berlangsung di Amerika Serikat, yaitu sebanyak 109 KLB atau 55%. Toksin yang paling banyak menyebabkan KLB adalah tipe A dan durasi rerata antara paparan dengan timbulnya gejala adalah 1 hari.

Tipe A paling banyak dilaporkan di negara bagian barat Amerika Serikat, sedangkan tipe E lebih sering terjadi di Alaska terkait dengan predileksi toksin yang terkandung dalam makanan, seperti ikan dan olahannya.[2,3]

Kasus botulisme jenis infant paling banyak terjadi pada anak yang berusia kurang dari 6 bulan. Penelitian epidemiologi yang dilakukan di Italia, salah satu negara dengan insidens botulisme tertinggi di Eropa, menunjukkan bahwa kasus botulisme jenis infant terjadi sebanyak 36 kasus selama tahun 1986–2015. Penderita perempuan lebih banyak daripada laki-laki dan semua penderita mendapatkan perawatan di rumah sakit rata-rata selama 33,6 hari.[5,13]

Data epidemiologi Italia menunjukkan bahwa botulisme tipe wound terjadi sejak tahun 1976. Semua penderita berusia dewasa yang berada pada rentang 24 hingga 61 tahun. Port d’entrée berasal dari cedera akibat jatuh atau kecelakaan kerja, tetapi terdapat satu kasus yang terjadi akibat penggunaan obat-obatan terlarang.[13]

Indonesia

Belum ada data epidemiologi botulisme di Indonesia.

Mortalitas

Angka mortalitas terkait penyakit botulisme mengalami penurunan signifikan sejak tahun 1950. Pada tahun 1950, kematian terkait botulisme adalah sebesar 60%, namun saat ini angka tersebut menurun menjadi 3-5%, bahkan kurang dari 1% pada pasien yang mendapatkan perawatan dengan baik di rumah sakit. Tipe botulisme yang paling banyak kematian adalah tipe foodborne dan wound.

Kematian akibat penyakit botulisme biasa terjadi karena adanya keterlibatan otot pernapasan yang menyebabkan penderita mengalami gagal napas. Penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat pada tahun 1975-2009 menunjukkan bahwa toksin tipe F memiliki mortalitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan tipe A, B, dan E. Kejadian mortalitas akan semakin meningkat seiring dengan bertambahnya usia.[3,14]

 

 

Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli

Referensi

2. Fleck-Derderian S, Shankar M, Rao A, et al. The Epidemiology of Foodborne Botulism Outbreaks: A Systematic Review. Clinical Infectious Diseases. 2017;66(suppl_1):S73-S81.
3. Carrillo-Marquez M. Botulism. Pediatrics in Review. 2016;37(5):183-192.
5. Rosow L, Strober J. Infant Botulism: Review and Clinical Update. Pediatric Neurology. 2015;52(5):487-492.
8. Chalk C, Benstead T, Pound J, et al. Medical treatment for botulism. Cochrane Database of Systematic Reviews. 2019;2019(4):1-25.
12. Grigoryan T, Sargsyan Q, Margaryan S, et al. Epidemiological, clinical and laboratory characteristics of foodborne botulism in Armenia. International Journal of Infectious Diseases. 2019;79(S1):74.
13. Anniballi F, Auricchio B, Fiore A, et al. Botulism in Italy, 1986 to 2015. Eurosurveillance. 2017;22(24):1-8.
14. Jackson K, Mahon B, Copeland J, et al. Botulism mortality in the USA, 1975-2009. The Botulinum J. 2015;3(1):6.

Etiologi Botulisme
Diagnosis Botulisme

Artikel Terkait

  • Botulisme Iatrogenik, Efek Samping Langka Akibat Injeksi Botox
    Botulisme Iatrogenik, Efek Samping Langka Akibat Injeksi Botox
Diskusi Terkait
dr.Peter Fernando
Dibuat 06 Agustus 2023, 08:58
Mnemonic #25 : Gejala Botulisme
Oleh: dr.Peter Fernando
0 Balasan
B - Bicara tergangguO - Otot lumpuh (Paralisis) T - Tidak bisa menelan (Swallowing difficulty) O - Penglihatan gandaL - Lemas (Lethargy)Catatan :Mnemonic...
Anonymous
Dibalas 03 Desember 2020, 13:24
Pemberian bee pollen dan madu untuk bayi
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Selamat siang, Dok, apakah bee pollen sama dengan madu, tidak diperbolehkan utnuk diberikan pada anak bayi? atau apakah sebenarnya boleh diberikan untuk anak...

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.