Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Etiologi Botulisme general_alomedika 2024-03-27T15:22:01+07:00 2024-03-27T15:22:01+07:00
Botulisme
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Etiologi Botulisme

Oleh :
dr. Giovanni Gilberta
Share To Social Media:

Etiologi botulisme adalah mikroorganisme Clostridium botulinum yang bersifat obligat anaerob dan menghasilkan spora yang bersifat neurotoksin atau Botulinum neurotoxin (BoNT). Meskipun sebagian besar disebabkan oleh mikroorganisme tersebut, botulisme juga dapat disebabkan oleh Clostridium butyricum dan Clostridium baratii. Bakteri ini bersifat gram positif dan dapat ditemukan di seluruh dunia, kecuali Antartika.[5,10,11]

Toksin Botulinum

Bakteri Clostridia penghasil neurotoksin dapat ditemukan di tanah, air, sedimen, debu, dan makanan. Bakteri Clostridia juga merupakan bakteri yang ditemukan pada pasien dengan divertikulitis. Terdapat 7 jenis BoNT, yaitu BoNT A hingga G, namun jenis A, B, E, dan F adalah neurotoksin yang umum dijumpai.

Struktur neurotoksin adalah polipeptida tunggal berukuran 150 kDa, yang tidak bisa menembus sawar darah otak akibat ukurannya yang besar tersebut. BoNT berada dalam fase aktif jika berada pada suhu 3 hingga 48 derajat celcius dengan pH 4,8–8,5.[3,11]

Toksin BoNT yang dihasilkan Clostridium botulinum dapat rusak pada suhu tinggi, yaitu 80OC selama 30 menit atau 100OC selama 5 menit. Toksin BoNT merupakan neurotoksin paling poten dan bersifat letal bagi makhluk hidup.

Konsumsi 0,1 gram makanan yang terkontaminasi saja sudah dapat menyebabkan intoksikasi dan kematian. Berdasarkan penelitian, dosis letal pada manusia adalah sebesar 0.09–0.15 mcg jika diberikan secara intravena, 0.80–0.90 mcg jika diberikan secara inhalasi, dan 70 mcg melalui konsumsi per oral.[3,10]

Faktor Risiko

Faktor risiko terjadinya penyakit botulisme, antara lain:

  • Tinggal di daerah pedesaan, peternakan, atau daerah konstruksi
  • Memiliki orang tua yang bekerja di bidang konstruksi
  • Konsumsi makanan yang diawetkan, seperti makanan kalengan, sosis, asinan, daging asap, maupun makanan yang difermentasi
  • Konstipasi pada bayi berusia lebih dari 2 bulan
  • Konsumsi madu dan corn syrup yang tidak dipasteurisasi
  • Pengguna heroin tar hitam via injeksi
  • Penderita crush injury dengan jaringan yang mengalami devitalisasi[3,5,8]

 

 

Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli

Referensi

3. Carrillo-Marquez M. Botulism. Pediatrics in Review. 2016;37(5):183-192.
5. Rosow L, Strober J. Infant Botulism: Review and Clinical Update. Pediatric Neurology. 2015;52(5):487-492.
8. Chalk C, Benstead T, Pound J, et al. Medical treatment for botulism. Cochrane Database of Systematic Reviews. 2019;2019(4):1-25.
10. Scalfaro C, Auricchio B, De Medici D, et al. Foodborne botulism: an evolving public health challenge. Infectious Diseases. 2018;51(2):97-101.
11. Williamson C, Sahl J, Smith T, et al. Comparative genomic analyses reveal broad diversity in botulinum-toxin-producing Clostridia. BMC Genomics. 2016;17(1):180-189.

Patofisiologi Botulisme
Epidemiologi Botulisme

Artikel Terkait

  • Botulisme Iatrogenik, Efek Samping Langka Akibat Injeksi Botox
    Botulisme Iatrogenik, Efek Samping Langka Akibat Injeksi Botox
Diskusi Terkait
dr.Peter Fernando
Dibuat 06 Agustus 2023, 08:58
Mnemonic #25 : Gejala Botulisme
Oleh: dr.Peter Fernando
0 Balasan
B - Bicara tergangguO - Otot lumpuh (Paralisis) T - Tidak bisa menelan (Swallowing difficulty) O - Penglihatan gandaL - Lemas (Lethargy)Catatan :Mnemonic...
Anonymous
Dibalas 03 Desember 2020, 13:24
Pemberian bee pollen dan madu untuk bayi
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Selamat siang, Dok, apakah bee pollen sama dengan madu, tidak diperbolehkan utnuk diberikan pada anak bayi? atau apakah sebenarnya boleh diberikan untuk anak...

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.