Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Atrial Flutter general_alomedika 2023-08-18T15:31:42+07:00 2023-08-18T15:31:42+07:00
Atrial Flutter
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Atrial Flutter

Oleh :
dr. Mia Amelia Mutiara Salikim
Share To Social Media:

Diagnosis atrial flutter ditegakkan jika pada EKG terdapat aktivitas elektrikal atrium yang reguler, cepat, dan berkelanjutan. Gambaran EKG yang paling sering tampak pada atrial flutter adalah pola sawtooth tanpa garis isoelektrik antara kompleks QRS.[1-3]

Anamnesis

Informasi yang didapat dari anamnesis pasien yang dicurigai mengalami atrial flutter tidak terlalu spesifik untuk membedakan kondisi tersebut dari aritmia atrium lainnya. Selain itu, belum ada suatu algoritma klinis spesifik yang dikembangkan untuk mengarahkan tanda dan gejala klinis yang dapat membantu meningkatkan probabilitas diagnosis atrial flutter.[1-3]

Manifestasi Klinis

Gejala yang mungkin berkaitan dengan atrial flutter antara lain berdebar-debar, rasa melayang, mudah lelah, penurunan toleransi aktivitas, sesak, dan nyeri dada. Bila atrial flutter telah berlangsung lama dan tidak mendapat penanganan segera, gejala komplikasi kardiovaskuler akut seperti gagal jantung dan sindrom koroner akut dapat muncul. Sebagai bagian dari takikardia supraventrikuler (SVT), atrial flutter jarang sekali sampai menyebabkan sinkop walaupun keluhan berupa rasa melayang dapat ditemukan.[1-5]

Faktor Risiko

Faktor risiko yang meningkatkan probabilitas pasien terhadap atrial flutter juga harus digali. Pasien perlu ditanyakan apakah pernah mengalami riwayat kelainan irama jantung atau keluhan yang sesuai atrial flutter dan aritmia lainnya. Riwayat pengobatan yang pernah didapatkan, durasi pengobatan, serta prosedur invasif jantung yang pernah dijalani juga perlu ditanyakan.[1-3]

Komplikasi

Sekitar 7% pasien dengan atrial flutter dapat mengalami trombosis aurikel yang berpotensi meningkatkan risiko tromboembolisme, menyebabkan stroke dan acute limb ischemia, sehingga evaluasi risiko perlu dilakukan saat anamnesis. Skor CHADS2 dan CHA2DS2-VASc merupakan sistem skoring yang dapat membantu stratifikasi risiko stroke iskemik pada pasien atrial flutter.[1-5]

Tabel 1. Skor CHADS2 dan CHA2DS2-VASc

Kondisi CHADS2 Poin CHA2DS2-VASc Poin
Gagal Jantung Kongestif C 1 C 1
Hipertensi H 1 H 1
Usia > 75 tahun A 1 A2 2
Diabetes mellitus D 1 D 1
Riwayat stroke atau transient ischemic attack atau tromboembolisme S2 2 S2 2
Penyakit vaskuler (penyakit arteri perifer, infark miokard, plak aorta) V 1
Usia > 65 tahun A 1
Jenis kelamin perempuan SC 1

Sumber: dr. Bedry Qintha, Alomedika, 2023.[19]

Pemeriksaan Fisik

Mayoritas pasien dengan atrial flutter akan menunjukkan denyut nadi perifer yang bersifat irregularly regular akibat variasi konduksi dari nodus atrioventrikular. Tanda lainnya bisa mencakup distensi vena jugularis, ronkhi pada lapang paru, takikardia, dan edema ekstremitas inferior jika terjadi kongesti.[1,3]

Diagnosis Banding

Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik, beberapa diagnosis banding seperti atrial fibrilasi, dan atrioventricular nodal re-entrant tachycardia dapat menjadi pertimbangan. Gambaran elektrokardiogram dapat membedakan dengan atrial flutter.

Atrial Fibrilasi (AF)

Atrial fibrilasi merupakan salah satu aritmia jantung yang paling sering terjadi. Atrial fibrilasi terjadi karena adanya aktivasi atrium yang tidak terkoordinasi sehingga menyebabkan kontraksi atrium yang tidak efektif. Karakteristik pada EKG meliputi interval R-R yang irregularly irregular dan gelombang P yang tidak ada atau sulit dibedakan.[9]

Gambar 4. Atrial Fibrilasi (Sumber : Openi, 2014)

Gambar 1. Atrial Fibrilasi. Sumber: Openi, 2014.

Atrioventricular nodal re-entrant tachycardia (AVNRT)

AVNRT merupakan takikardia kompleks sempit dengan durasi QRS <120 ms. Pada bentuk AVNRT tipikal (slow-fast AVNRT) ,gelombang P retrograde berhubungan dengan QRS secara konstan, tetapi dapat tersembunyi pada kompleks QRS atau terlihat seperti gelombang P’ terminal kecil yang tidak terdapat pada irama sinus. Pada AVNRT atipikal, gelombang P dapat terlihat jelas sebelum QRS, bersifat negatif dan dangkal pada sadapan II, III, aVF dan V6, namun positif pada V1.[2]

Gambar 1. AV Nodal Reentrant Tachycardia (Sumber: Openi, 2003)

Gambar 2. AV Nodal Reentrant Tachycardia. Sumber: Openi, 2003.

Atrioventricular Reciprocating Tachycardia

Pada atrioventricular reciprocating tachycardia (AVRT) gelombang P masih dapat terlihat jelas walaupun kadang tersamarkan oleh gelombang T.[10]

Gambar 2. Atrioventricular reciprocating tachycardia (Sumber : Openi, 2002)

Gambar 3. Atrioventricular Reciprocating Tachycardia. Sumber: Openi, 2002.

Junctional Tachycardia

Junctional tachycardia (JT) biasanya ditemukan pada individu dewasa muda dengan gambaran EKG berupa gelombang P yang sulit diidentifikasi,[12]

Gambar 3. Junctional Tachycardia (Sumber : Openi, 2003)

Gambar 4. Junctional Tachycardia. Sumber: Openi, 2003.

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang utama untuk menegakan diagnosis atrial flutter adalah EKG.

Elektrokardiogram (EKG)

EKG sangat penting dalam menegakan diagnosis atrial flutter dan dapat memberikan informasi dalam membedakan atrial flutter tipikal dengan atipikal. Bentuk paling umum pada atrial flutter tipikal adalah gambaran sawtooth. Gelombang atrium umumnya berkisar dari 250-300 denyut/menit dengan konduksi ventrikular 2:1, 3:1, 4:1, atau konduksi bervariasi akibat fenomena Wenckebach.

Gelombang flutter terlihat lebih jelas pada sadapan II, III, aVF, atau V1. Pada sadapan inferior (II, III, dan aVF) dan V6, gelombang flutter tipikal bersifat negatif akibat arah dari vektor. Sedangkan pada sadapan V1 umumnya positif karena jalur re-entrant yang berlawanan dengan arah jarum jam. [1,3]

Sumber: Openi, 2009.

Gambar 5. Atrial Flutter. Sumber: Openi, 2009.

Echocardiography

Fungsi echocardiography dalam evaluasi atrial flutter adalah untuk memastikan adanya penyakit jantung struktural. Evaluasi dari ukuran dan fungsi kedua atrium dan ventrikel dapat memfasilitasi diagnosis  penyakit katup jantung, hipertrofi ventrikel, dan penyakit perikardium.

Adanya dilatasi dan fibrosis atrium merupakan tanda dari kronisitas yang dapat menyebabkan sirkuit menetap dan sulit dikontrol. Penurunan dari fraksi ejeksi ventrikel kiri dapat menjadi penyebab atau konsekuensi dari atrial flutter karena takikardia persisten dapat menyebabkan kardiomiopati atau sebaliknya.

Transthoracic echocardiography (TTE) umumnya lebih sering dilakukan namun memiliki sensitivitas yang rendah untuk trombus intra-atrium. Transesophageal echocardiography (TEE) merupakan teknik yang lebih baik untuk mendeteksi adanya trombus pada atrium. Deteksi trombus penting untuk dilakukan terutama saat kardioversi dipertimbangkan.[1,3]

Pemeriksaan Lainnya

Pemeriksaan laboratorium perlu dilakukan untuk menilai adanya gangguan elektrolit, anemia, fungsi tiroid abnormal, infeksi, dan hipoksia. Koreksi dari abnormalitas ini dapat memperbaiki gejala dan menurunkan ambang terjadinya atrial flutter. Pemeriksaan fungsi paru dan rontgen dada juga diperlukan untuk melihat adanya penyakit paru.[1]

 

 

Penulisan pertama oleh: dr. Sunita

Referensi

1. Ziccardi MR, Goyal A, Maani CV. Atrial Flutter. StatPearls, 2022; https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK540985/
2. Brugada J, Katritsis DG, Arbelo E, Arribas F, Bax JJ, Blomström-Lundqvist C, et al. 2019 ESC Guidelines for the management of patients with supraventricular tachycardiaThe Task Force for the management of patients with supraventricular tachycardia of the European Society of Cardiology (ESC): Developed in collaboration with the Association for European Paediatric and Congenital Cardiology (AEPC). Eur. Heart J. 2020;41:655–720.
3. Rosenthal L. Atrial Flutter: Practice Essentials, Background, Pathophysiology. Medscape, 2022; https://emedicine.medscape.com/article/151210-overview
4. Diamant MJ, Andrade JG, Virani SA, Jhund PS, Petrie MC, Hawkins NM. Heart failure and atrial flutter: a systematic review of current knowledge and practices. ESC Heart Fail. 2021;8:4484–96.
5. Gucuk Ipek E, Marine J, Yang E, Habibi M, Chrispin J, Spragg D, et al. Predictors and Incidence of Atrial Flutter After Catheter Ablation of Atrial Fibrillation. Am. J. Cardiol. 2019;124:1690–6.
9. Hindricks G, Potpara T, Dagres N, Arbelo E, Bax JJ, Blomström-Lundqvist C, et al. 2020 ESC Guidelines for the diagnosis and management of atrial fibrillation developed in collaboration with the European Association for Cardio-Thoracic Surgery (EACTS): The Task Force for the diagnosis and management of atrial fibrillation of the European Society of Cardiology (ESC) Developed with the special contribution of the European Heart Rhythm Association (EHRA) of the ESC. Eur. Heart J. 2021;42:373–498.
10. Jabbour F, Grossman SA. Atrioventricular Reciprocating Tachycardia. [Updated 2022 Aug 22]. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK539765/
12. Ashraf M, Goyal A. Junctional Ectopic Tachycardia. [Updated 2023 Apr 7]. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK560851/
19. Alshehri AM. Stroke in atrial fibrillation: Review of risk stratification and preventive therapy. J Family Community Med. 2019 May-Aug;26(2):92-97. doi: 10.4103/jfcm.JFCM_99_18. PMID: 31143079; PMCID: PMC6515763.

Epidemiologi Atrial Flutter
Penatalaksanaan Atrial Flutter
Diskusi Terbaru
Anonymous
Dibalas 22 jam yang lalu
Seftriaxon 250 mg Injeksi IM harus di larutkan Nacl 0.9% atau Aquabides berapa ml ya dok ?
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Maaf dok, izin bertanya bila ada pasien gonore. Lalu mau diberikan Injeksk Ceftriaxon.  Seftriaxon 250 mg Injeksi IM harus di larutkan Nacl 0.9% atau...
Anonymous
Dibalas 1 jam yang lalu
Salbutamol dan metilprednisolon tablet
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter, izin bertanya ada pasien bumil minum salbutamol hanya 3 tablet berturut-turut dan metilprednisolon 4mg 1 tablet saat asthmanya kambuh. Pasien UK...
Anonymous
Dibalas 09 Mei 2025, 16:20
Pemberian cotrimoksazol pada pasien Hiv-TB
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Halo dok, izin diskusi. Saya ada pasien tb dan juga terdiagnosis hiv. Hiv (+) lewat RDT saja tanpa cek cd4. Sudah di berikan arv dan cotrimoksazol 1x960mg....

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.