Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Etiologi Atrial Flutter general_alomedika 2023-08-18T15:20:12+07:00 2023-08-18T15:20:12+07:00
Atrial Flutter
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Etiologi Atrial Flutter

Oleh :
dr. Mia Amelia Mutiara Salikim
Share To Social Media:

Beberapa kondisi yang dapat menjadi etiologi atrial flutter antara lain penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), penyakit katup mitral dan trikuspid, serta bekas sayatan pascaoperasi penyakit jantung bawaan.[1,3-5]

Etiologi

Secara garis besar, etiologi atrial flutter adalah adanya mekanisme re-entry untuk menginisiasi takikardia. Untuk menghasilkan sirkuit elektrikal ini, diperlukan adanya elemen seperti area yang memiliki kecepatan konduksi cepat dan lambat dan periode refrakter yang berbeda. Hal ini terdapat pada atrial flutter tipikal pada cavotricuspid isthmus (CTI).

Inisiasi dari atrial flutter terjadi karena adanya denyut ektopik yang mendepolarisasi satu segmen dari jalur sirkuit yang menjadi refrakter dan memulai takikardia dari segmen non-refrakter.[1]

Penyakit Paru Obstruktif Kronis

Risiko atrial flutter meningkat hingga 2 kali lipat pada individu dengan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) dibandingkan individu tanpa PPOK. Selain itu, kebiasaan merokok dianggap sebagai prediktor independen terhadap kekambuhan atrial flutter pasca kardioversi pada wanita dengan PPOK.[1-5]

Gangguan Katup

Pada pasien dengan penyakit katup mitral dan trikuspid, misalnya akibat endokarditis atau penyakit jantung rematik, perubahan pada atrium akibat perjalanan penyakit maupun pengaruh pembedahan untuk mengoreksi kelainan katup dapat berkontribusi pada kejadian atrial flutter.[1-5]

Penyakit Jantung Bawaan

Atrial flutter yang tergantung isthmus juga merupakan bentuk takikardia atrium yang paling sering ditemukan pada pasien dengan penyakit jantung bawaan. Skar atriotomi yang dapat terbentuk pasca operasi penyakit jantung bawaan pada dinding posterolateral atrium kanan dapat menjadi penghambat konduksi antara kedua vena kava dan berperan penting dalam pembentukan atrial flutter.[1-5]

Faktor Risiko

Terdapat beberapa faktor risiko yang mencetuskan mekanisme re-entry dari atrial flutter, termasuk adanya riwayat kelainan jantung sebelumnya.

Kelainan Jantung

Sekitar 30% dari pasien dengan atrial flutter memiliki penyakit jantung koroner dan 30% memiliki penyakit jantung hipertensi. Penyakit jantung rematik, penyakit jantung bawaan, dan kardiomiopati juga dapat meningkatkan risiko atrial flutter.[3,4]

Genetik

Penelitian genomik telah mengidentifikasi gen yang berhubungan dengan atrial flutter. Gen PITX2 pada lokus kromosom 4q25 diketahui memiliki peran besar dalam asimetria jantung kiri-kanan dan memiliki hubungan kuat dengan atrial flutter.[3]

Prosedur Intervensi atau Operasi Jantung

Insidensi atrial flutter mencapai 15% setelah ablasi pada atrial fibrilasi dengan mayoritas proporsi adalah atrial flutter atipikal. Insidensi atrial flutter atipikal setelah ablasi pulmonary vein isolation (PVI) dilaporkan sebanyak 4-20%.

Atrial flutter juga dapat menjadi sekuele setelah operasi jantung terbuka. Hal ini terjadi karena adanya insisi pada atrium atau jaringan parut pada jantung.[3,5]

 

 

Penulisan pertama oleh: dr. Sunita

Referensi

1. Ziccardi MR, Goyal A, Maani CV. Atrial Flutter. StatPearls, 2022; https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK540985/
2. Brugada J, Katritsis DG, Arbelo E, Arribas F, Bax JJ, Blomström-Lundqvist C, et al. 2019 ESC Guidelines for the management of patients with supraventricular tachycardiaThe Task Force for the management of patients with supraventricular tachycardia of the European Society of Cardiology (ESC): Developed in collaboration with the Association for European Paediatric and Congenital Cardiology (AEPC). Eur. Heart J. 2020;41:655–720.
3. Rosenthal L. Atrial Flutter: Practice Essentials, Background, Pathophysiology. Medscape, 2022; https://emedicine.medscape.com/article/151210-overview
4. Diamant MJ, Andrade JG, Virani SA, Jhund PS, Petrie MC, Hawkins NM. Heart failure and atrial flutter: a systematic review of current knowledge and practices. ESC Heart Fail. 2021;8:4484–96.
5. Gucuk Ipek E, Marine J, Yang E, Habibi M, Chrispin J, Spragg D, et al. Predictors and Incidence of Atrial Flutter After Catheter Ablation of Atrial Fibrillation. Am. J. Cardiol. 2019;124:1690–6.

Patofisiologi Atrial Flutter
Epidemiologi Atrial Flutter
Diskusi Terbaru
Anonymous
Dibalas 22 jam yang lalu
Seftriaxon 250 mg Injeksi IM harus di larutkan Nacl 0.9% atau Aquabides berapa ml ya dok ?
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Maaf dok, izin bertanya bila ada pasien gonore. Lalu mau diberikan Injeksk Ceftriaxon.  Seftriaxon 250 mg Injeksi IM harus di larutkan Nacl 0.9% atau...
Anonymous
Dibalas 2 jam yang lalu
Salbutamol dan metilprednisolon tablet
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter, izin bertanya ada pasien bumil minum salbutamol hanya 3 tablet berturut-turut dan metilprednisolon 4mg 1 tablet saat asthmanya kambuh. Pasien UK...
Anonymous
Dibalas 09 Mei 2025, 16:20
Pemberian cotrimoksazol pada pasien Hiv-TB
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Halo dok, izin diskusi. Saya ada pasien tb dan juga terdiagnosis hiv. Hiv (+) lewat RDT saja tanpa cek cd4. Sudah di berikan arv dan cotrimoksazol 1x960mg....

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.