Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Patofisiologi Atrial Flutter general_alomedika 2023-08-18T15:19:18+07:00 2023-08-18T15:19:18+07:00
Atrial Flutter
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Patofisiologi Atrial Flutter

Oleh :
dr. Mia Amelia Mutiara Salikim
Share To Social Media:

Patofisiologi yang mendasari atrial flutter adalah adanya mekanisme re-entry sebagai inisiasi dari takikardia. Beberapa elemen yang menyebabkan sirkuit elektrikal ini adalah adanya area konduksi yang memiliki kecepatan berbeda (cepat dan lambat), periode refraktori yang berbeda, dan pusat fungsional di mana terdapat sirkuit tersebut. Ini terjadi pada atrial flutter tipikal, sedangkan mekanisme atrial flutter atipikal masih belum diketahui pasti.[1,3]

Mekanisme Re-entry pada Atrial Flutter

Mekanisme re-entry pada atrial flutter didasarkan pada pengamatan hewan coba yang menunjukkan bahwa atrial flutter dapat diinduksi dan bertahan apabila ada suatu lesi linier pada atrium, terutama di antara kedua vena kava atau pada dinding atrium kanan. Apabila terdapat garis penghambat pada lokasi ini, gelombang konduksi tidak dapat diteruskan dan dipaksa memutar ke sekitarnya.

Cavotricuspid isthmus (CTI) memiliki peran dalam menyediakan zona protektif konduksi lambat yang penting pada pembentukan sirkuit re-entry atrial flutter. Kecepatan konduksi listrik melewati CTI lebih lambat pada pasien dengan atrial flutter dibandingkan individu tanpa atrial flutter. Hal ini diduga berkaitan dengan fibrosis interseluler akibat penuaan atau dilatasi atrium sehingga mengubah sambungan celah antarsel dan menyebabkan konduksi anisotropik yang tak merata di seluruh jaringan trabekular di CTI.

Struktur lain yang turut mempengaruhi perkembangan barier fungsional pada kejadian atrial flutter adalah krista terminalis. Secara normal, perlambatan konduksi dan hambatan impuls ke arah transversal dapat terjadi pada krista terminalis. Pada atrial flutter, hambatan konduksi transversal di sepanjang krista terminalis tersebut menjadi pembatas lateral dari lokasi atrial flutter.

Atrial flutter tipikal lebih sering muncul pada individu dengan krista terminalis yang tebal dan kontinu, serta menunjukkan hambatan konduksi transversal pada panjang siklus pacu jantung yang lebih lama.[1,3]

Atrial Flutter Tipikal

Gelombang atrial flutter memiliki dua tipe, yakni berlawanan jarum jam dan searah jarum jam dilihat dari perspektif anterior oblik kiri pada sisi ventrikuler di anulus trikuspidalis.

Pada atrial flutter yang berlawanan jarum jam, gelombang berjalan ke arah kaudosefalik menuju sisi septal anulus trikuspidalis lalu ke krista terminalis dan berlanjut ke arah sefalokaudal ke dinding lateral atrium kanan menuju anulus trikuspidalis lateral hingga ke CTI. Atrial flutter yang searah jarum jam sering disebut dengan atrial flutter tipikal terbalik karena arah sirkuitnya berlawanan dari atrial flutter tipikal murni.

Pada kedua jenis atrial flutter tipikal ini, sirkuit atrial flutter terbatas hanya pada atrium kanan saja meskipun aktivasi atrium kiri dapat terjadi sebagai akibat dari terusan konduksi transseptal melewati koneksi inferior sinus koronarius-atrium kiri, berkas Bachmann, dan fossa ovalis.[1,3]

Atrial Flutter Atipikal

Atrial flutter atipikal atau takikardia makro-reentran lainnya memiliki konfigurasi sirkuit yang berbeda dengan sirkuit atrial flutter tipikal. Penelitian elektrofisiologis dan mapping intrakardia dilakukan untuk menentukan mekanisme atau area yang mencetuskan atrial flutter atipikal ini, tetapi patomekanisme pastinya masih belum jelas.

Berbeda dengan atrial flutter tipikal, kebanyakan atrial flutter atipikal dilaporkan berhubungan dengan penyakit jantung struktural yang ada setelah operasi jantung atau prosedur ablasi. Pada pasien yang tidak pernah menjalani intervensi jantung, sirkuit atrial flutter dapat berasal dari area dengan voltase rendah seperti atrium kanan lateral. Hal ini mungkin terjadi secara sekunder dari fibrosis akibat tekanan tinggi atrium kronis, atau kardiomiopati yang menimbulkan fibrosis dari miokardium dan membuat area voltase rendah.[1,3]

Hubungan Atrial Flutter dan Atrial Fibrilasi

Hubungan antara atrial flutter dan atrial fibrilasi (AF) masih belum dapat dipastikan walaupun terdapat bukti bahwa atrial flutter terjadi pada sekitar 33% kasus AF. AF biasanya mendahului awitan atrial flutter dan bahkan dapat timbul pasca tindakan ablasi kateter pada atrial flutter. Kedua kondisi ini juga memiliki beberapa faktor predisposisi yang sama, yakni pertambahan usia, hipertensi, sleep apnea, dan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK).

Sebuah teori mengisyaratkan bahwa remodelisasi struktur dan kelistrikan atrium yang dipicu oleh AF dapat memicu terjadinya atrial flutter. Sebagian bukti lainnya menunjukkan bahwa episode atrial flutter berulang dapat berdegenerasi menjadi AF.[1,3]

 

 

Penulisan pertama oleh: dr. Sunita

Referensi

1. Ziccardi MR, Goyal A, Maani CV. Atrial Flutter. StatPearls, 2022; https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK540985/
3. Rosenthal L. Atrial Flutter: Practice Essentials, Background, Pathophysiology. Medscape, 2022; https://emedicine.medscape.com/article/151210-overview

Pendahuluan Atrial Flutter
Etiologi Atrial Flutter
Diskusi Terbaru
Anonymous
Dibalas 22 jam yang lalu
Seftriaxon 250 mg Injeksi IM harus di larutkan Nacl 0.9% atau Aquabides berapa ml ya dok ?
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Maaf dok, izin bertanya bila ada pasien gonore. Lalu mau diberikan Injeksk Ceftriaxon.  Seftriaxon 250 mg Injeksi IM harus di larutkan Nacl 0.9% atau...
Anonymous
Dibalas 2 jam yang lalu
Salbutamol dan metilprednisolon tablet
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter, izin bertanya ada pasien bumil minum salbutamol hanya 3 tablet berturut-turut dan metilprednisolon 4mg 1 tablet saat asthmanya kambuh. Pasien UK...
Anonymous
Dibalas 09 Mei 2025, 16:20
Pemberian cotrimoksazol pada pasien Hiv-TB
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Halo dok, izin diskusi. Saya ada pasien tb dan juga terdiagnosis hiv. Hiv (+) lewat RDT saja tanpa cek cd4. Sudah di berikan arv dan cotrimoksazol 1x960mg....

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.