Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Epidemiologi Abrasi dan Erosi Gigi general_alomedika 2023-04-06T09:12:40+07:00 2023-04-06T09:12:40+07:00
Abrasi dan Erosi Gigi
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Epidemiologi Abrasi dan Erosi Gigi

Oleh :
drg.Rosalina Intan Saputri, MSc
Share To Social Media:

Epidemiologi abrasi dan erosi gigi bervariasi antar daerah karena etiologi yang sangat beragam. Pola yang seragam adalah peningkatan prevalensi dan insidensi abrasi dan erosi gigi seiring peningkatan usia.

Global

Prevalensi dari keausan/kerusakan jaringan keras gigi secara umum, yang bukan disebabkan oleh karies dentis, adalah 3% pada individu usia 20 tahun, dan meningkat menjadi 17% pada usia 70%. Prevalensi khusus abrasi gigi masih tidak jelas diketahui, tetapi prevalensi abrasi gigi akibat aktivitas menyikat gigi di negara Jerman berkisar antara 5−86%, dan menyebabkan menyikat gigi menjadi etiologi utama abrasi gigi.[2,3,6]

Penelitian lain terkait hubungan abrasi dan menyikat gigi, pada 818 individu, menunjukan prevalensi abrasi servikal sebesar 30% dan prevalensi lesi servikal berbentuk baji sebesar 12%. Sedangkan, insiden dari abrasi pada sementum dan dentin meningkat dari 42% pada pasien usia 20−29 tahun hingga 76% pada pasien usia 50−59 tahun.[2,3,6]

Sulit untuk menentukan prevalensi yang akurat dari erosi gigi karena kurangnya standar universal yang digunakan untuk mengevaluasi kondisi ini secara klinis dari masing-masing negara. Nilai prevalensi median dari erosi dental adalah 34,1% pada anak-anak dengan jarak interkuartil 27,4%, dan 31,8% pada orang dewasa dengan jarak interkuartil 18,7%.[2,3,6]

Indonesia

Epidemiologi abrasi maupun erosi gigi secara nasional belum tersedia. Penelitian di Riau pada 200 responden wanita usia 30−59 tahun menunjukan prevalensi abrasi gigi sebesar 36%. Sedangkan penelitian pada 205 laki-laki dan perempuan di kota Manado menunjukan prevalensi abrasi gigi sebesar 74,15% dengan gigi yang paling banyak mengalami abrasi adalah gigi premolar, baik rahang atas (36,65%) maupun rahang bawah (38%).[7,8]

Penelitian pada 202 siswa SMP di Medan menunjukan prevalensi erosi sebesar 2%, dengan gigi yang paling banyak terkena erosi adalah insisivus rahang bawah. Di Jakarta, prevalensi erosi gigi pada anak usia 5 tahun adalah sebesar 23,3% dan pada anak usia 12 tahun adalah sebesar 88%.[9,10]

Mortalitas dan Morbiditas

Abrasi dan erosi gigi tidak berhubungan secara langsung dengan mortalitas. Namun, abrasi dan erosi gigi dapat menjadi akar munculnya kondisi hipersensitivitas dentin dan pulpitis, karies dentis, gingivitis, dan lesi kombinasi antara abrasi, erosi, dan abfraksi. Data morbiditas dari keausan gigi (tooth wear), termasuk atrisi, abrasi, erosi, dan abfraksi dari populasi 2351 anak usia 14 tahun di Inggris adalah 50%.[11-13]

Referensi

2. Al-Sabbagh M. Etiology and Predisposing Factors to Dentin Hypersensitivity. In Taha S, Clarkson BH, Clinician’s Guide to the Diagnosis and Management of Tooth Sensitivity. 2014. New York : Springer Heidelberg.
3. Morozova SY, Holik P, Ctvrtlik R, Tomastik J, Foltasova L, Harcekova A. Tooth Wear-Fundamental Mechanism and Diagnosis. IOSR Journal of Dental and Medical Sciences 2016. 15(5):84-91.
6. Ren Y-F. Dental Erosion: Etiology, Diagnosis and Prevention. 2014. PennWell. www.ineedce.com.
7. Natamiharja J dan Hayana NB. Abrasi gigi berdasarkan umur, Pendidikan, perilaku menyikat gigi. Dentika Dental Jurnal 2009. 14(1):43-47.
8. Kalangie PB, Gunawan P, Anindita PS. Gambaran abrasi gigi ditinjau dari metode menyikat gigi pada masyarakat di lingkungan II Keluarahan Maasing Kecamatan Tuminting Kota Manado. Pharmacon Jurnal Ilmiah Farmasi-UNSRAT 2016. 5(2):50-59.
9. Primasari A dan Juliani U. Erosi Gigi pada Anak Usia Remaja di SMP Raksana Medan. Jurnal Ilmiah PANNMED 2015. 9(3):245-249.
10. Pratiwi AN dan Ardy OM. Tingkat Pengetahuan Erosi Gigi pada Mahasiswa Profesi di Rumah Sakit Gigi dan Mulut Jakarta. Majalah Sainstekes 2020. 7(1):22-29.
11. Bardsley PF, Taylor S, and Milosevic A. Epidemiological studies of tooth wear and dental erosion in 14-year-old children in North West England. Part 1: The relationship with water fluoridation and social deprivation. British Dental Journal 2004. 197(7):413-16.
12. Hegde MN, Yelapure M, Honap MN, Devadiga D. The Prevalence of Tooth Wear and its Associated Risk Factors in Indian South West Coastal Population: An Epidemiological Study. Journal of the International Clinical Dental Research Organization 2018. 10(1):23-6.
13. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.02.02/MENKES/62/2015 tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Gigi.

Etiologi Abrasi dan Erosi Gigi
Diagnosis Abrasi dan Erosi Gigi

Artikel Terkait

  • Sikat Gigi Elektrik vs Manual dalam Mengurangi Plak dan Gingivitis
    Sikat Gigi Elektrik vs Manual dalam Mengurangi Plak dan Gingivitis
  • Menyikat Gigi – Sebelum atau Sesudah Makan?
    Menyikat Gigi – Sebelum atau Sesudah Makan?
  • Faktor Penyebab dan Cara Pencegahan Erosi Gigi
    Faktor Penyebab dan Cara Pencegahan Erosi Gigi
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 26 April 2022, 11:07
Memperbaiki abrasi gusi - Periodonsia Ask The Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
ALO drg. Nadia, SpPerio.. apakah ada tindakan untuk memperbaiki abrasi gigi? Terutama abrasi gusi pada hampir semua area gigi geligi, soalnya ada pasien yang...
drg.PhimatraJP,Sp.RKG, SubSp.Rad.D(K).M.M.
Dibalas 26 April 2022, 11:40
Gusi disertai darah membeku biru - Periodonsia Ask The Expert
Oleh: drg.PhimatraJP,Sp.RKG, SubSp.Rad.D(K).M.M.
3 Balasan
Selamat pagi menjelang siang dokter ini ada sedikit keluhan pasien dengan kondisi gusi kelihatan seperti ada darah beku di dalam gusi, mulai bengkak tapi...
dr. Hudiyati Agustini
Dibalas 20 Januari 2022, 10:59
Scaling pada anak apakah berisiko abrasi - Kedokteran Gigi Anak Ask the Expert
Oleh: dr. Hudiyati Agustini
1 Balasan
ALO dr. Eka, SpKGA.. Jika membawa anak setiap 6 bulan untuk membersihkan gigi ke dokter gigi apakah berisiko menyebabkan email gigi abrasi? Terimakasih

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.