Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Fluorosis Gigi general_alomedika 2024-10-30T14:24:16+07:00 2024-10-30T14:24:16+07:00
Fluorosis Gigi
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Fluorosis Gigi

Oleh :
drg. Muhammad Garry Syahrizal Hanafi
Share To Social Media:

Diagnosis fluorosis gigi dapat ditegakkan melalui serangkaian pemeriksaan anamnesis, pemeriksaan fisik dan jika diperlukan pemeriksaan penunjang. Kecurigaan dokter terhadap fluorosis gigi harus muncul ketika pada pemeriksaan fisik terdapat noda atau bercak berwarna cokelat tua atau kuning, dan tampak enamel gigi geligi mudah luruh pada saat dilakukan probing.[9]

Selain itu, dari anamnesis bisa didapatkan riwayat mengonsumsi air minum dari sumber air dekat rumah (sumur), dimana lingkungan tempat tinggal pasien berada di kaki pegunungan, tepi pantai, wilayah yang memiliki kandungan kapur tinggi, atau berada pada wilayah yang masuk program fluoridasi air minum.[21]

Anamnesis

Anamnesis yang perlu dilakukan jika dicurigai pasien menderita fluorosis gigi adalah riwayat paparan fluoride di masa lampau. Khususnya adalah paparan fluoride pada usia di bawah 8 tahun, mengingat fluorosis gigi hanya akan terjadi jika terdapat paparan fluoride dalam jumlah masif sebelum usia 8 tahun, yaitu pada masa pertumbuhan dan perkembangan gigi geligi.[5]

Perhatikan sumber air minum pasien. Apakah pasien minum dari sumber air dekat rumah (sumur), perusahaan air minum negara, atau air minum kemasan. Jika minum dari sumber air dekat rumah, maka perhatikan apakah pasien tinggal di area yang secara geologis kaya akan fluoride atau tidak. Jika pasien minum dari perusahaan air minum negara (PDAM), maka perhatikan apakah wilayah tersebut memiliki riwayat program fluoridasi air minum oleh pemerintah atau tidak.

Selain itu, telaah pula kemungkinan asupan fluoride dari sumber lain, seperti makanan ringan atau siap saji yang memiliki kandungan Kalsium Fluorida (CaF2), teh, gelatin, kulit ayam, garam fluoridasi, hingga konsumsi antibiotik amoxicillin pada anak usia 20-24 bulan. Jika pasien memiliki riwayat konsumsi salah satu bahan di atas secara masif, maka perlu dicurigai pasien menderita fluorosis.

Beberapa kelas antibiotik yang diresepkan pada anak dapat menyebabkan terjadinya fluorosis, utamanya golongan tetrasiklin (doxycycline) dan fluoroquinolone (ciprofloxacin). Penggunaan amoxicillin pada anak usia 20-24 bulan juga telah dihubungkan dengan fluorosis pada gigi permanen, namun studi lebih lanjut masih diperlukan.

Riwayat penggunaan pasta gigi juga perlu ditelaah lebih lanjut. Seringkali pada usia anak-anak, pasta gigi tidak sengaja tertelan atau anak-anak memakan pasta gigi secara sengaja karena menyukai rasanya. Jika terjadi secara berkelanjutan, dan pasta gigi yang digunakan mengandung fluoride, maka dapat menyebabkan fluorosis.[14]

Perlu diperhatikan pula paparan fluoride dari sumber lingkungan lain, seperti asap rokok dan polusi industri. Polusi industri yang dimaksud contohnya fluoride yang terkandung dalam debu dan asap dari sisa pembuangan industri baja, alumunium, tembikar, kaca, batu bata, pupuk fosfat, pengelasan, pabrik fluoridasi air, pendinginan, penghilang karat, penyulingan minyak, plastik, farmasi, pasta gigi, bahan kimia, dan mobil.[18]

Pemeriksaan Fisik

Diagnosis fluorosis gigi dapat ditegakkan melalui pemeriksaan fisik gigi, khususnya dengan pemeriksaan visual. Pertama-tama, posisikan pasien agar terpapar sinar alami (cahaya matahari). Kemudian, permukaan gigi yang akan diperiksa harus dalam keadaan kering dan bersih.[21]

Fluorosis gigi ringan ditandai dengan penampakan gigi geligi yang terselimuti serpihan seperti salju yang tidak memiliki batas jelas, berwarna buram, bintik-bintik putih, garis putih sempit mengikuti struktur perikymata.[12]

Fluorosis gigi sedang hingga berat ditandai dengan enamel yang berada di bawah permukaan pada sepanjang gigi menjadi lebih keropos. Enamel tampak berubah warna menjadi kuning, cokelat, atau banyak lesi yang muncul berwarna putih kecoklatan yang tampak seperti karies.[8]

Tingkat keparahan peluruhan enamel juga dapat dilihat dengan melakukan palpasi menggunakan probe atau sonde. Semakin mudah luruh, maka kondisi fluorosis gigi semakin parah.[12]

Diagnosis Banding

Diagnosis banding dari fluorosis gigi merupakan kelainan pada struktur enamel lainnya, seperti:

  • Hipoplasia Turner: fluorosis gigi terjadi lebih tergeneralisir
  • Karies gigi: karies seringkali berwarna hitam, dan jika sudah mendekati kamar pulpa akan menimbulkan rasa sakit

  • Trauma pada gigi: trauma gigi terjadi lebih terlokalisasi, dapat menyebabkan avulsi gigi dan tidak ada riwayat paparan fluorida[9,21]

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang fluorosis gigi dapat dilakukan jika dokter gigi masih ragu akan kondisi klinis, dan untuk melihat tingkat keparahan fluorosis. Pemeriksaan penunjang ini meliputi pemeriksaan radiografi, Sialic Acid/Glycosaminoglycan Test (SA/SAG), pemeriksaan hemoglobin, dan tes kandungan fluoride di dalam air minum, darah dan urine pasien.

Radiografi

Pemeriksaan radiografi yang diperlukan untuk menegakkan diagnosis fluorosis gigi adalah Orthopantomograph (OPG). Pemeriksaan OPG digunakan untuk melihat densitas enamel pada gigi geligi. Hasil dari pemeriksaan ini menjadi pertimbangan dokter gigi untuk melakukan intervensi atau tidak. Semakin sedikit densitas enamel yang terlihat, maka semakin diperlukan tindakan intervensi.[22]

Tes Sialic Acid/Glycosaminoglycan (SA/GAG)

Pemeriksaan penunjang Sialic Acid/Glycosaminoglycan Test (SA/SAG) digunakan untuk deteksi dini toksisitas fluoride. Pemeriksaan ini dapat membedakan fluorosis dari jenis penyakit lain. SA/GAG akan berkurang pada kondisi fluorosis, tapi akan meningkat secara drastis pada kondisi ankylosing spondylitis. Sementara itu, nilai SA/GAG tidak akan berubah secara signifikan pada kondisi arthritis, osteoporosis, dan spondilosis.[23]

Tes Kandungan Fluoride

Kandungan fluoride yang perlu diuji adalah di dalam tubuh dan air minum setempat. Tes yang dapat dilakukan untuk pemeriksaan fluoride di dalam tubuh adalah serum darah dan urine. Namun demikian, serum darah seringkali tidak memberikan hasil yang informatif karena fluoride dalam sirkulasi darah sangat dinamis; langsung diabsorpsi oleh jaringan lain dan diekskresikan.

Tes urine lebih informatif jika dibandingkan dengan serum darah. Fluoride dalam urine pasti akan tinggi ketika pasien mengonsumsi bahan makanan atau obat-obatan yang tinggi fluoride. Selain itu, ketika pasien keluar dari daerah endemik fluoride dan tinggal di daerah non-endemik, ekskresi fluoride pada urine akan tinggi selama jangka waktu 1-2 bulan.[1]

Referensi

1. Iheozor-Ejiofor Z, O’Malley LA, et al. Water fluoridation for the prevention of dental caries. Cochrane Database Syst Rev. 2013;2013(12).
5. Rahila C, Aswath Narayanan MB, et al. Association of COL1A2 (PvuII) gene polymorphism with risk and severity of dental fluorosis – A case control study. Saudi Dent J. 2019;31(4):463–8.
8. Khan SA, Singh RK, et al. Relationship between dental fluorosis and intelligence quotient of school going children in and around lucknow district: A cross-sectional study. J Clin Diagnostic Res. 2015;9(11):ZC10–5.
9. Mohanta A. Dental Fluorosis- Revisited. Biomed J Sci Tech Res. 2018;2(1):2243–7.
12. Mehta DN, Shah J. Reversal of dental fluorosis: A clinical study. J Nat Sci Biol Med. 2013;4(1):138–44.
14. Wang Q, Chen X, et al. Structural changes in the oral microbiome of the adolescent patients with moderate or severe dental fluorosis. Sci Rep. 2021;11(1):1–9.
18. Kebede A, Retta N, et al. Dietary fluoride intake and associated skeletal and dental fluorosis in school age children in rural Ethiopian Rift Valley. Int J Environ Res Public Health. 2016;13(8):1–10.
21. Rigo L, Lodi L, Garbin RR. Differential diagnosis of dental fluorosis made by undergraduate dental students. Einstein (Sao Paulo). 2015;13(4):547–54.
22. Siddiq H, Pentapati KC, Acharya S. Children’s perception of other children with dental fluorosis – A cross-sectional study. J Oral Biol Craniofacial Res. 2020;10(2):72–7.
23. Prasad DAS, Anil DL, Vandana DKL. Sialic acid and glycosaminoglycans as biomarkers in dental fluorosis and periodontal diseases. Int J Mol Biol Open Access. 2020;5(2):6065. DOI: 10.15406/ijmboa.2020.05.00133

Epidemiologi Fluorosis Gigi
Penatalaksanaan Fluorosis Gigi

Artikel Terkait

  • Keamanan Produk Pemutih Gigi Pasaran bagi Kesehatan Rongga Mulut
    Keamanan Produk Pemutih Gigi Pasaran bagi Kesehatan Rongga Mulut
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 26 April 2022, 10:18
Whitening Teeth Komersial - Periodonsia Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Apakah produk whitening teeth komersial seperti arang aman untuk kesehatan gusi, ya Dok? Sama juga dengan UV whitening teeth komersial... Karena sering...

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.