Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Patofisiologi Fluorosis Gigi general_alomedika 2024-10-30T14:21:53+07:00 2024-10-30T14:21:53+07:00
Fluorosis Gigi
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Patofisiologi Fluorosis Gigi

Oleh :
drg. Muhammad Garry Syahrizal Hanafi
Share To Social Media:

Patofisiologi fluorosis gigi dimulai dari paparan fluoride yang berlebih pada fase pertumbuhan dan perkembangan gigi geligi. Paparan fluoride yang berlebih ini kemudian akan menyebabkan hancurnya ameloblas dan timbulnya bintik abnormal pada enamel.[5]

Interaksi Fluoride dan Kalsium Gigi

Saat fluoride memasuki tubuh, baik melalui pembuluh darah di mulut atau melalui jalur intestinal, fluoride akan mencapai berbagai jaringan dan organ di dalam tubuh. Fluoride (F) merupakan unsur elektronegatif, sehingga secara alami akan ditarik oleh ion bermuatan positif, salah satunya adalah kalsium (Ca).[6,7]

Gigi, yang merupakan salah satu organ yang memiliki kandungan Ca tertinggi, akan menarik ion F dalam jumlah besar. Fluoride akan disimpan sebagai kristal kalsium fluorapatit. Pada saat yang sama, kalsium sebagai komponen pembentuk struktur gigi, akan dilepaskan. Hal inilah yang membuat enamel luruh pada kondisi fluorosis.[8,9]

Singkatnya, fluoride akan menyebabkan hipomineralisasi enamel lapisan bawah yang akan menyebabkan porositas. Porositas ini akan meluas ke dentino-enamel junction (DEJ). Seiring dengan perkembangan, gigi akan menjadi lebih rentan terhadap pewarnaan. Hal ini disebabkan karena difusi ion eksogen (misal besi atau tembaga), bercak (mottled) akan berkembang menjadi email yang berpori dan tidak normal, yang terlihat jelas saat pemeriksaan gigi.[9,10]

Konsentrasi Fluoride dan Efek pada Enamel

Enamel merupakan senyawa nano dengan kandungan bahan anorganik 95%, air 4% dan bahan organik 1%. Elemen-elemen yang dibutuhkan untuk pembentukan enamel adalah sel, ion, protein dan matriks ekstraseluler sebagai tempat berlangsungnya mineralisasi. Meskipun belum terdapat konsensus ahli, efek fluoride untuk menyebabkan fluorosis adalah dengan mempengaruhi elemen-elemen tersebut.[11]

Mempengaruhi Ekspresi Sel-Sel Enamel

Hingga saat ini, belum ada konsensus tentang konsentrasi F- (ion fluoride) yang secara biologis dapat menyebabkan terjadinya fluorosis gigi, baik secara in vivo maupun in vitro. Namun demikian, pada penelitian lain dilaporkan bahwa konsentrasi 2-12 µmol/L memiliki efek yang signifikan terhadap kejadian fluorosis. Hal ini didukung dengan penemuan bahwa pada kondisi normal terdapat ion F- dalam plasma yang mempengaruhi kerja ameloblas.[11,12]

Konsentrasi 10 µM ion F- menghasilkan penurunan ekspresi metalloproteinase matriks 20 (MMP-20). Sementara, konsentrasi yang lebih tinggi (10-20 µM) akan meningkatkan apoptosis sel ameloblas, dan di atas 1 mM akan mengakibatkan perubahan dalam proliferasi sel.

Dilaporkan pula, pada konsentrasi 120 µM akan menurunkan ekspresi messenger amelogenin, ameloblastin, enamelin, dan MMP-20; serta faktor vaskularisasi seperti endothelial growth factor (VEGF), protein chemoattractant proteins (MCP-1), dan interferon inducible protein (IP-10).[11]

Konsentrasi F- yang tinggi tersebut akan berdampak pada rusaknya enamel dikarenakan minimnya ekspresi amelogenin, ameloblas, maupun enamelin, mengakibatkan struktur enamel mudah luruh.[13]

Mengubah Keasaman Matriks

Selain mempengaruhi ekspresi sel-sel enamel, konsentrasi fluorida dalam jumlah masif juga akan membuat pH matriks ekstraseluler menjadi asam dalam waktu yang lama. Hal ini akan mempengaruhi pertumbuhan krista enamel, dimana jika dalam kondisi asam, maka sel-sel yang terbentuk akan memiliki ujung yang kasar. Sementara, jika dalam kondisi pH netral, sel-sel yang terbentuk akan memiliki ujung halus.[11]

Pada konsentrasi F- mencapai 250-2000 µM akan menyebabkan peningkatan ion proton (H+), sehingga akan membentuk formasi asam hidroflorik (HF) yang diserap oleh sel dan menyebabkan kerusakan parah dalam metabolisme sel.[7,11]

Rusaknya metabolisme sel ini akan mengaktifkan respon pertahanan tubuh yang disebut dengan unfolded protein response (UPR) yang akan menurunkan sintesis dan sekresi KLK-4. Telah diketahui bahwa KLK-4 penting dalam proses maturasi prisma enamel, sehingga secara tidak langsung konsentrasi F- yang tinggi akan mengganggu maturasi prisma enamel.[9,11]

Selain itu, penelitian in vitro pada tahun 2014 mengungkap bahwa ketika ion F- melewati membran sitoplasma menuju area mineralisasi, akan menghasilkan lapisan enamel yang mengalami hipermineralisasi. Lapisan ini akan mencegah difusi ion dan protein, sehingga menyebabkan terhalangnya bahan-bahan pembentuk krista enamel.[11,14]

Referensi

5. Rahila C, Aswath Narayanan MB, et al. Association of COL1A2 (PvuII) gene polymorphism with risk and severity of dental fluorosis – A case control study. Saudi Dent J. 2019;31(4):463–8.
6. Sabokseir A, Golkari A, Sheiham A. Distinguishing between enamel fluorosis and other enamel defects in permanent teeth of children. PeerJ. 2016;2016(2):1–11.
7. Den Besten, P., Li W. Chronic Fluoride Toxicity : Dental Fluorosis. In: Fluoride and the oral environment. Monogr Oral Sci. 2011;22:81–96.
8. Khan SA, Singh RK, et al. Relationship between dental fluorosis and intelligence quotient of school going children in and around lucknow district: A cross-sectional study. J Clin Diagnostic Res. 2015;9(11):ZC10–5.
9. Mohanta A. Dental Fluorosis- Revisited. Biomed J Sci Tech Res. 2018;2(1):2243–7.
10. Naidu GM, Rahamthullah SAKU, et al. Prevalence and self perception of Dental Fluorosis among 15 year old school children in Prakasham district of south India. J Int oral Heal JIOH. 2013;5(6):67–71.
11. Castiblanco Rubio GA. Pathogenesis Of Dental Fluorosis: Biochemical And Cellular Mechanisms. Rev Fac Odontol. 2017;28(2):408–21.
12. Mehta DN, Shah J. Reversal of dental fluorosis: A clinical study. J Nat Sci Biol Med. 2013;4(1):138–44.
13. Demelash H, Beyene A, et al. Fluoride concentration in ground water and prevalence of dental fluorosis in Ethiopian Rift Valley: Systematic review and meta-analysis. BMC Public Health. 2019;19(1):1–9.
14. Wang Q, Chen X, et al. Structural changes in the oral microbiome of the adolescent patients with moderate or severe dental fluorosis. Sci Rep. 2021;11(1):1–9.

Pendahuluan Fluorosis Gigi
Etiologi Fluorosis Gigi

Artikel Terkait

  • Keamanan Produk Pemutih Gigi Pasaran bagi Kesehatan Rongga Mulut
    Keamanan Produk Pemutih Gigi Pasaran bagi Kesehatan Rongga Mulut
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 26 April 2022, 10:18
Whitening Teeth Komersial - Periodonsia Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Apakah produk whitening teeth komersial seperti arang aman untuk kesehatan gusi, ya Dok? Sama juga dengan UV whitening teeth komersial... Karena sering...

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.