Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Astigmatisme monika-natalia 2023-04-06T14:49:07+07:00 2023-04-06T14:49:07+07:00
Astigmatisme
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Astigmatisme

Oleh :
dr.Michael Wiryadana
Share To Social Media:

Diagnosis astigmatisme atau mata silinder dapat ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan visus, pemeriksaan refraksi, serta pemeriksaan lainnya, seperti topografi, tomografi kornea, dan wavefront aberrometry.

Berdasarkan derajatnya, astigmatisme dibagi:

  • Astigmatisme rendah: 0,25−1,5 D (dioptri)
  • Astigmatisme sedang: 1,5−3 D
  • Astigmatisme tinggi: >3 D [7]

Anamnesis

Astigmatisme menyebabkan objek terlihat melebar dan kabur. Gejala-gejala lain berupa epifora, nyeri kepala, diplopia unilateral, astenopia, dan distorsi.[6,15]

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik dapat dilakukan dengan pemeriksaan visus dan refraksi.

Pemeriksaan Visus

Pemeriksaan tajam penglihatan dengan menggunakan bagan optotype merupakan modalitas pemeriksaan yang dapat dilakukan pada fasilitas kesehatan primer. Bagan-bagan yang dapat digunakan dalam menilai tajam penglihatan berupa Snellen chart, E chart, Landolt C chart, dan LogMAR chart.[16]

Pemeriksaan Refraksi

Pemeriksaan refraksi dapat dilakukan secara objektif dengan retinoskopi, autorefraktor, atau wavefront analyzer. Pada pasien kooperatif, penyesuaian refraksi secara subjektif dapat dilakukan dengan menggunakan phoropter atau trial lens. Penentuan jarak vertex (menggunakan vertex meter) dan sumbu astigmatik yang tepat sangat penting, terutama pada pasien dengan kelainan refraksi tinggi.[2]

Diagnosis Banding

Diagnosis banding astigmatisme dapat berupa kelainan refraksi lainnya, seperti miopia, hiperopia, atau presbiopia.[17]

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan tambahan diperlukan dalam hal pemetaan kornea serta mengukur higher order aberrations (HOAs).

Topografi dan Tomografi Kornea

Topografi kornea adalah istilah yang diberikan kepada pemetaan yang dihasilkan oleh perangkat berbasis Plasido. Perangkat tersebut mengukur kurvatura secara direk dan mengukur elevasi secara indirek.

Tomografi kornea merupakan istilah yang digunakan pada pemetaan yang dihasilkan oleh perangkat berbasis metode pemindai celah (slit-scanning; Orbscan) dan metode pencitraan Scheimpflug (Pentacam). Tomografi kornea memberikan informasi tentang permukaan anterior dan posterior kornea serta ketebalan kornea. Berbeda dengan topografi kornea, tomografi mengukur elevasi secara direk dan mengukur kurvatura secara indirek.[3,18]

Wavefront Aberrometry

Terdapat dua jenis wavefront aberrometry, yaitu: kornea dan okular (total). Tipe korneal mengukur higher order aberrations (HOAs) yang diinduksi oleh astigmatisme kornea ireguler, Tipe okular mengukur HOAs yang diinduksi oleh keseluruhan sistem refraksi mata, meliputi kornea dan lensa kristalina. Wavefront aberrometry merupakan pemeriksaan HOAs yang bersifat kualitatif dan kuantitatif.[3]

Referensi

2. Chuck RS, Jacobs DS, et al. Refractive Errors & Refractive Surgery Preferred Practice Pattern®. Ophthalmology. 2017;125(1):P1–104. DOI: http://dx.doi.org/10.1016/j.ophtha.2017.10.003
3. Sinjab MM. Introduction to Astigmatism and Corneal Irregularities. In: Sinjab MM, Cummings AB, editors. Customized Laser Vision Correction. Cham: Springer International Publishing; 2018. p. 1–64. DOI: https://doi.org/10.1007/978-3-319-72263-4_1
6. Mohammadi SF, Khorrami-Nejad M, et al. Posterior corneal astigmatism: a review article. Clin Optom (Auckl). 2019;11:85–96. DOI : https://doi.org/10.2147%2FOPTO.S210721
7. Núñez MX, Henriquez MA, et al. Consensus on the management of astigmatism in cataract surgery. Clin Ophthalmol. 2019;13:311–24. DOI: https://doi.org/10.2147/opth.s178277
15. Mohammed Dhaiban TS, et al. Types and Presentation of Refractive Error among Individuals Aged 0–30 Years: Hospital-Based Cross-Sectional Study, Yemen. Adv Med. 2021 Jul 5;2021:5557761. DOI: https://doi.org/10.1155/2021/5557761
16. Daiber HF, Gnugnoli DM. Visual Acuity. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK563298/
17. Gurnani B, Kaur K. Astigmatism. Treasure Island (FL): StatPearls. 2022. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK582142/
18. Biscevic A, Pjano M, et al. History of Astigmatism Diagnostics. Int J Biomed Healthc.2019; 7(1):42-48

Epidemiologi Astigmatisme
Penatalaksanaan Astigmatisme

Artikel Terkait

  • Memilih Lensa Kontak - Hard Lens atau Softlens
    Memilih Lensa Kontak - Hard Lens atau Softlens
  • Risiko Glaukoma Kronis Sudut Terbuka pada Myopia
    Risiko Glaukoma Kronis Sudut Terbuka pada Myopia
  • Prevalensi dan Penyebab Gangguan Tajam Penglihatan pada Populasi di Asia Tenggara
    Prevalensi dan Penyebab Gangguan Tajam Penglihatan pada Populasi di Asia Tenggara
  • Progresivitas Miopia pada Anak-Anak Usia Sekolah Selama Pandemi COVID-19
    Progresivitas Miopia pada Anak-Anak Usia Sekolah Selama Pandemi COVID-19
  • Manfaat dan Risiko Phakic IOL
    Manfaat dan Risiko Phakic IOL

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
dr.Anindita Farah Yuwana
Dibalas 06 Februari 2025, 00:10
Pitfall pada Koreksi Refraksi Anak dan Dewasa
Oleh: dr.Anindita Farah Yuwana
3 Balasan
Alo Dokter. Saya dokter iship puskesmas dan di puskesmas saya terdapat trial lens untuk koreksi refraksi. Saya ingin bertanya:1. Apakah langkah koreksi...
dr.Putu Rico Aditya Pangestu
Dibalas 25 Juli 2024, 08:37
Fakoemulsifikasi untuk penderita hipermetropia OS +5
Oleh: dr.Putu Rico Aditya Pangestu
2 Balasan
Izin diskusi dok, apakah fakoemulsifikasi pada penderita hipermetropia usia muda (24 tahun) pada salah satu mata saja merupakan solusi?Dimana pemeriksaannya...
Anonymous
Dibalas 18 Juli 2024, 09:24
Kekuatan Dioptri Softlens
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dok, maaf izin bertanya. Kalau pasien hendak menggunakan softlens apakah kekuatan lensanya perlu diturunkan dari kekuatan lensa kacamatanya atau tidak...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.