Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Patofisiologi Astigmatisme monika-natalia 2023-04-06T14:52:57+07:00 2023-04-06T14:52:57+07:00
Astigmatisme
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Patofisiologi Astigmatisme

Oleh :
dr.Michael Wiryadana
Share To Social Media:

Patofisiologi astigmatisme atau mata silinder adalah perbedaan kekuatan (power) refraksi di meridian, yang dapat terjadi di kornea, intraokuler, atau keduanya. Berdasarkan lokasi kelainannya, astigmatisme dapat dibedakan menjadi astigmatisme kornea (corneal astigmatism), astigmatisme internal atau astigmatisme residual, dan astigmatisme total.[4,5]

Astigmatisme kornea jika perbedaan magnifikasi pada meridian utama permukaan kornea bagian anterior. Astigmatisme internal jika kelainan terjadi pada komponen optik internal, yaitu permukaan kornea bagian posterior dan lensa kristalina. Sementara itu, kombinasi dari astigmatisme kornea dan astigmatisme interna disebut astigmatisme total.[4,5]

Secara garis besar, gangguan refraksi astigmatisme dapat diklasifikasikan ke dalam kelompok reguler dan ireguler.

Klasifikasi Astigmatisme Reguler

Astigmatisme reguler terjadi ketika meridian utama, yaitu meridian yang paling melengkung dan paling rata, terletak saling tegak lurus (90°). Astigmatisme ireguler terjadi ketika terdapat perubahan pada orientasi meridian utama atau pada magnitudo astigmatisme dari satu titik ke titik lainnya.[3,6]

Pada mata dengan astigmatisme reguler, terdapat dua meridian utama (principal meridians), yaitu meridian dengan kekuatan terendah (kurvatura yang paling mendatar) dan meridian dengan kekuatan tertinggi (kurvatura yang paling curam). Kedua meridian tersebut saling tegak lurus. Oleh karena itu, berkas sinar yang masuk ke mata akan dipusatkan pada 2 titik fokus yang berbeda.[3]

Klasifikasi astigmatisme regular dapat dibagi lagi menjadi subklasifikasi berdasarkan hubungan antara bayangan yang terbentuk dan retina (berbasis lokasi), atau pada posisi meridian pembiasan (berbasis meridian).[3]

Subklasifikasi Berdasarkan Lokasi

Berdasarkan lokasi kedua titik fokus, astigmatisme reguler dapat dibagi menjadi astigmatisme simpleks, astigmatisme kompositus, dan astigmatisme campuran.[3]

Astigmatisme Reguler Simpleks:

Astigmatisme simpleks ketika salah satu titik fokus berada tepat pada retina. Apabila titik fokus lain berada di depan retina, maka disebut sebagai astigmatisme miopia simpleks (simple myopic astigmatism). Tipe ini dikoreksi dengan lensa silindris minus.[3]

Apabila titik fokus lain berada di belakang retina, maka disebut sebagai astigmatisme hipermetropia simpleks (simple hypermetropic astigmatism). Tipe ini dikoreksi dengan lensa silindris plus.[3]

Astigmatisme Kompositus:

Astigmatisme kompositus ketika kedua titik fokus berada pada sisi yang sama relatif terhadap retina. Apabila kedua titik fokus berada di depan retina, maka disebut sebagai astigmatisme miopia kompositus (compound myopic astigmatism). Tipe ini dikoreksi dengan lensa sferis-silindris minus.[3]

Apabila kedua titik fokus berada di belakang retina, maka disebut sebagai astigmatisme hipermetropia kompositus (compound hypermetropic astigmatism). Tipe ini dikoreksi dengan lensa sferis-silindris plus.[3]

Astigmatisme Campuran:

Astigmatisme (mixed astigmatism) campuran ketika satu titik fokus berada di depan retina dan titik fokus lainnya berada di belakang retina. Tipe ini dikoreksi dengan lensa sferis minus yang dikombinasikan dengan lensa silindris plus, atau dengan lensa sferis plus yang dikombinasikan dengan lensa silindris minus.[3]

Subklasifikasi Berdasarkan Meridian

Sementara itu, berdasarkan orientasi dari meridian dengan power tertinggi, astigmatisme regular dapat diklasifikasikan menjadi astigmatisme lazim, astigmatisme tidak lazim, dan astigmatisme oblik.[1,3]

Astigmatisme Lazim:

Astigmatisme lazim (with-the-rule astigmatism) jika meridian dengan kekuatan refraksi maksimum berada dalam rentang 90°±30°. Pada tipe astigmatisme ini kurvatura paling lengkung terletak pada meridian vertikal kornea (gambaran menyerupai bola rugby yang terletak pada sisinya). Tipe astigmatisme ini lebih umum dijumpai pada anak-anak. Koreksi dengan lensa silindris plus dapat ditempatkan pada axis sekitar 90°.[1,3]

Astigmatisme Tidak Lazim:

Astigmatisme tidak lazim (against-the-rule astigmatism) jika meridian dengan kekuatan refraksi maksimum berada dalam rentang 180°±30°. Pada tipe astigmatisme ini kurvatura paling lengkung terletak pada meridian horizontal kornea (gambaran menyerupai bola rugby yang berdiri pada ujungnya). Koreksi dengan lensa silindris plus dapat ditempatkan pada axis sekitar 180°.[1,3]

Astigmatisme Oblik:

Astigmatisme oblik jika meridian utama terletak mendekati 45° atau 135°.[1,3]

Astigmatisme Ireguler

Berdasarkan hubungan antara meridian/hemi-meridian, astigmatisme ireguler dapat diklasifikasikan menjadi regularly irregular astigmatism (periodik), irregularly irregular astigmatism (non-periodik) dan kombinasi (mixed irregular astigmatism).[3]

Referensi

1. Brodie SE. Optics of the Human Eye. In: 2022-2023 Basic and Clinical Science Course, Section 03 Clinical Optics. California, San Fransisco: American Academy of Opthalmology; 2022. p. 136–9.
2. Chuck RS, Jacobs DS, et al. Refractive Errors & Refractive Surgery Preferred Practice Pattern®. Ophthalmology. 2017;125(1):P1–104. DOI: http://dx.doi.org/10.1016/j.ophtha.2017.10.003
3. Sinjab MM. Introduction to Astigmatism and Corneal Irregularities. In: Sinjab MM, Cummings AB, editors. Customized Laser Vision Correction. Cham: Springer International Publishing; 2018. p. 1–64. DOI: https://doi.org/10.1007/978-3-319-72263-4_1
4. Namba H, Sugano A, et al. Age-Related Changes in Astigmatism and Potential Causes. Cornea. 2020 Nov;39 Suppl 1:S34–8. DOI: https://doi.org/10.1097/ico.0000000000002507
5. Harb EN, Wildsoet CF. Origins of Refractive Errors: Environmental and Genetic Factors. Annu Rev Vis Sci. 2019 Sep 15;5:47–72. DOI: https://doi.org/10.1146/annurev-vision-091718-015027
6. Mohammadi SF, Khorrami-Nejad M, et al. Posterior corneal astigmatism: a review article. Clin Optom (Auckl). 2019;11:85–96. DOI : https://doi.org/10.2147%2FOPTO.S210721

Pendahuluan Astigmatisme
Etiologi Astigmatisme

Artikel Terkait

  • Memilih Lensa Kontak - Hard Lens atau Softlens
    Memilih Lensa Kontak - Hard Lens atau Softlens
  • Risiko Glaukoma Kronis Sudut Terbuka pada Myopia
    Risiko Glaukoma Kronis Sudut Terbuka pada Myopia
  • Prevalensi dan Penyebab Gangguan Tajam Penglihatan pada Populasi di Asia Tenggara
    Prevalensi dan Penyebab Gangguan Tajam Penglihatan pada Populasi di Asia Tenggara
  • Progresivitas Miopia pada Anak-Anak Usia Sekolah Selama Pandemi COVID-19
    Progresivitas Miopia pada Anak-Anak Usia Sekolah Selama Pandemi COVID-19
  • Manfaat dan Risiko Phakic IOL
    Manfaat dan Risiko Phakic IOL

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
dr.Anindita Farah Yuwana
Dibalas 06 Februari 2025, 00:10
Pitfall pada Koreksi Refraksi Anak dan Dewasa
Oleh: dr.Anindita Farah Yuwana
3 Balasan
Alo Dokter. Saya dokter iship puskesmas dan di puskesmas saya terdapat trial lens untuk koreksi refraksi. Saya ingin bertanya:1. Apakah langkah koreksi...
dr.Putu Rico Aditya Pangestu
Dibalas 25 Juli 2024, 08:37
Fakoemulsifikasi untuk penderita hipermetropia OS +5
Oleh: dr.Putu Rico Aditya Pangestu
2 Balasan
Izin diskusi dok, apakah fakoemulsifikasi pada penderita hipermetropia usia muda (24 tahun) pada salah satu mata saja merupakan solusi?Dimana pemeriksaannya...
Anonymous
Dibalas 18 Juli 2024, 09:24
Kekuatan Dioptri Softlens
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dok, maaf izin bertanya. Kalau pasien hendak menggunakan softlens apakah kekuatan lensanya perlu diturunkan dari kekuatan lensa kacamatanya atau tidak...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.