Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Etiologi Buta Warna annisa-meidina 2025-01-10T13:55:13+07:00 2025-01-10T13:55:13+07:00
Buta Warna
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Etiologi Buta Warna

Oleh :
dr.Michael Wiryadana
Share To Social Media:

Etiologi buta warna kongenital adalah mutasi genetic bawaan yang menyebabkan defisiensi persepsi warna bawaan dan melibatkan gangguan fungsi sel kerucut di retina. Faktor risiko utama adalah riwayat keluarga dengan gangguan serupa.

Secara klinis, buta warna juga bisa disebabkan oleh kelainan didapat, seperti retinopati diabetik dan glaukoma. Meski begitu, istilah buta warna umumnya mengacu pada defisiensi penglihatan warna bawaan.[1-3]

Etiologi Buta Warna Kongenital

Buta warna atau defisiensi penglihatan warna kongenital merupakan kelainan genetik yang diwariskan dengan pola yang berbeda tergantung pada jenis defeknya. Defek protan (kerucut L), deutan (kerucut M), dan blue-cone monochromacy diwariskan secara X-linked recessive, sehingga lebih sering terjadi pada pria. Sebaliknya, defek tritan (kerucut S) diwariskan secara autosomal dominan, sedangkan rod monochromacy memiliki pola autosomal resesif.

Gen OPN1LW dan OPN1MW, yang mengode opsin L dan M, terletak pada lengan panjang kromosom X (Xq28) dalam susunan tandem array, sehingga rekombinasi genetik sering terjadi, menyebabkan mutasi yang memicu defek protan dan deutan. Sementara itu, mutasi pada gen OPN1SW di kromosom 7 (7q32) bertanggung jawab atas defek tritan, dengan individu heterozigot memiliki risiko 50% mewariskan kondisi ini.

Achromatopsia, yang melibatkan ketiadaan fungsi semua kerucut, sering disebabkan oleh mutasi pada gen CNGA3 dan CNGB3. Mutasi pada gen lain seperti GNAT2, PDE6H, PDE6C, dan ATF6 juga terkait dengan kondisi ini, meskipun lebih jarang. Achromatopsia diwariskan secara autosomal resesif, sehingga individu yang terkena harus mewarisi alel mutan dari kedua orang tua.[2,3,7-10,15]

Etiologi Buta Warna Didapat

Buta warna didapat biasanya disebabkan oleh kondisi yang memengaruhi retina, saraf optik, atau korteks visual, seperti retinopati diabetik. glaukoma, neuropati optik, degenerasi makula, atau cedera otak traumatik. Paparan toksin, seperti methanol, atau obat-obatan tertentu seperti ethambutol dan chloroquine, juga dapat menyebabkan gangguan penglihatan warna.

Tidak seperti buta warna kongenital, buta warna yang didapat sering kali asimetris, progresif, dan dapat memengaruhi persepsi warna apa pun, tergantung pada lokasi dan tingkat kerusakan. Pasien juga mungkin melaporkan keluhan tambahan, seperti penurunan tajam penglihatan, fotofobia.[2,3,9]

Tabel 1. Obat Yang Bisa Menyebabkan Buta Warna Didapat

Buta Warna Biru-Kuning Buta Warna Merah-Hijau
Chloroquine Ethambutol
Indomethacin Penghambat monoamine oksidase (MAOI), seperti selegiline, linezolid, dan phenelzine
Phenotiazine
Thioridazine
Digoxin
Penghambat PDE-5, seperti sildenafil

Sumber: dr. Bedry Qintha, Alomedika, 2024.[9]

Faktor Risiko

Kondisi dengan pola pewarisan X-linked recessive seperti defek protan, deutan dan blue-cone monochromacy merupakan kondisi yang lebih sering dijumpai pada laki-laki. Hal ini terjadi karena laki-laki hanya mempunyai satu kromosom X yang didapatkan dari ibu dan satu kromosom Y yang didapatkan dari ayah.

Anak laki-laki dari seorang ibu pembawa sifat (carrier) memiliki kemungkinan sebesar 50% untuk menderita defisiensi penglihatan warna merah-hijau. Sementara itu, anak laki-laki dari seorang ibu penderita defisiensi penglihatan warna merah-hijau pasti menderita kondisi tersebut.

Kondisi dengan pola pewarisan autosomal dominan, seperti defek tritan, dan autosomal resesif, seperti rod monochromacy, memiliki peluang kejadian yang sama antara laki-laki dan perempuan. Faktor risiko lain berupa riwayat anggota keluarga dengan buta warna dan perkawinan sedarah.[3,7,9,16]

Referensi

1. Salih AE, Elsherif M, Ali M, Vahdati N, Yetisen AK, Butt H. Ophthalmic Wearable Devices for Color Blindness Management. Advanced Materials Technologies. 2020;5(8):1901134.
2. Yang Z, Yan L, Zhang W, Qi J, An W, Yao K. Dyschromatopsia: a comprehensive analysis of mechanisms and cutting-edge treatments for color vision deficiency. Front Neurosci. 2024 Jan 17;18:1265630.
3. Yasa AT. Colour Vision Deficiency: Difference Between Congenital and Acquired Colour Blindness. Jurnal Kedokteran, 2022. 11(3), 1021–1027. https://doi.org/10.29303/jku.v11i3.735
7. Carroll J, Conway BR. Chapter 8 - Color vision. In: Barton JJS, Leff A, editors. Handbook of Clinical Neurology. Elsevier; 2021. p. 131–53. (Neurology of Vision and Visual Disorders; vol. 178).
8. Neitz M, Neitz J. Intermixing the OPN1LW and OPN1MW Genes Disrupts the Exonic Splicing Code Causing an Array of Vision Disorders. Genes. 2021 Aug;12(8):1180.
9. Hasrod N, Rubin A. Defects of colour vision: A review of congenital and acquired colour vision deficiencies. AVEH, 2016. https://avehjournal.org/index.php/aveh/article/view/365/648
10. Brunetti-Pierri R, Karali M, Melillo P, Di Iorio V, De Benedictis A, Iaccarino G, et al. Clinical and Molecular Characterization of Achromatopsia Patients: A Longitudinal Study. International Journal of Molecular Sciences. 2021 Jan;22(4):1681.
15. Felden J, Baumann B, Ali M, Audo I, Ayuso C, Bocquet B, et al. Mutation spectrum and clinical investigation of achromatopsia patients with mutations in the GNAT2 gene. Human Mutation. 2019;40(8):1145–55.
16. Osman S, Khalaf S, Mohammed H, El-Sebaity D, Osman D. Prevalence and predictors of colour vision defects among Egyptian university students. East Mediterr Health J. 2021 Apr 27;27(4):399–406.

Patofisiologi Buta Warna
Epidemiologi Buta Warna
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 06 Mei 2025, 11:30
Interpretasi pemeriksaan buta warna dengan buku ishihara
Oleh: Anonymous
4 Balasan
Alo dokterSaya masih bingung dengan interpretasi hasil pemeriksaan ishihara terutama saat mcu atau pembuat surat keterangan bebas buta warna, apabila...
dr. Nur Jana
Dibalas 02 Mei 2025, 11:43
Pemeriksaan buta warna menggunakan buku Ishihara ditemukan tidak dapat melihat warna hijau dan biru namun dapat melihat warna tunggal
Oleh: dr. Nur Jana
2 Balasan
Alo Dokter selamat pagi, ijin bertanya perihal pemeriksaan buta warna menggunakan buku ishihara, kemarin saya melakukan mcu , saya menemukan pasien dapat...
Anonymous
Dibalas 15 Januari 2025, 08:05
Buta warna apakah termasuk disabilitas pada perusahaan garmen
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Mohon maaf dok, izin konsultasi jika bekerja sebagai dokter perusahaan, lalu pihak perusahaan menanyakan terkait karyawan buta warna baik parsial/totalis itu...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.