Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Epidemiologi Retinitis Pigmentosa general_alomedika 2024-10-21T14:20:58+07:00 2024-10-21T14:20:58+07:00
Retinitis Pigmentosa
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Epidemiologi Retinitis Pigmentosa

Oleh :
dr. Florentina Priscilia
Share To Social Media:

Epidemiologi retinitis pigmentosa diperkirakan sebesar 1 dari 5.000 penduduk dunia. Gejala klinis umumnya muncul dan terdeteksi pada usia 20‒30 tahun.[3,4]

Global

Secara global, prevalensi retinitis pigmentosa diperkirakan sebesar 1 dari 5000. Awitan gejala klinis umumnya ditemukan pada individu usia 20-30 tahun. Namun, berdasarkan patofisiologi penyakit ini, kemungkinan kelainan retina sudah dimulai sebelum awitan gejala.

Laki-laki dilaporkan lebih sering mengalami retinitis pigmentosa dibandingkan perempuan. Hal ini diperkirakan karena adanya kasus herediter yang berkaitan dengan kromosom X.[3,4]

Indonesia

Tidak ada data spesifik mengenai tingkat insidensi retinitis pigmentosa di Indonesia. Pada RAAB Survey (Rapid Assessment of Avoidable Blindness), penyebab kebutaan berupa kelainan segmen posterior selain retinopati diabetik berkontribusi sebesar 5,8%. Retinitis pigmentosa menjadi salah satu komponen dalam angka kejadian tersebut, namun tidak ada data pasti mengenai retinitis pigmentosa secara khusus.[14]

Mortalitas

Pasien dengan retinitis pigmentosa akan mengalami progresivitas gejala, yang dapat mencapai kebutaan. Pemeriksaan rutin dan pengobatan optimal untuk mengurangi morbiditas dan mencegah komplikasi merupakan hal yang penting dilakukan.

Apabila mengalami kebutaan, risiko mortalitas pasien akan meningkat karena adanya gangguan aktivitas sehari-hari, pekerjaan, penurunan kualitas hidup, dan peningkatan kerentanan terhadap cedera.[10-12,13]

 

Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini

Referensi

3. Thobani A, Fishman GA, et al. Visual acuity loss in recessive retinitis pigmentosa and its correlation with macular lesions. Retina. 2011;31(5):967-972. doi:10.1097/IAE.0b013e3181f441e1
4. Parmeggiani F. Clinics, epidemiology and genetics of retinitis pigmentosa. Curr Genomics. 2011;12(4):236-237. doi:10.2174/138920211795860080
10. Telander D. Retinitis pigmentosa Treatment and Management. Medscape, 2021. https://emedicine.medscape.com/article/1227488-treatment
11. Ostad-Ahmadi Z, Daemi A, Modabberi MR, Mostafaie A. Safety, effectiveness, and cost-effectiveness of Argus II in patients with retinitis pigmentosa: a systematic review. Int J Ophthalmol. 2021 Feb 18;14(2):310-316. doi: 10.18240/ijo.2021.02.20.
12. Yang YJ, Peng J, et al. A Brief Review on the Pathological Role of Decreased Blood Flow Affected in Retinitis Pigmentosa. J Ophthalmol. 2018;2018:3249064
13. Anil K, Garip G. Coping strategies, vision-related quality of life, and emotional health in managing retinitis pigmentosa: a survey study. BMC Ophthalmol. 2018 Jan 30;18(1):21
14. Persatuan Dokter Spesialis Mata Indonesia. Studi validasi data kebutaan Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS). 2014. Jakarta

Etiologi Retinitis Pigmentosa
Diagnosis Retinitis Pigmentosa

Artikel Terkait

  • Peran Vitamin A, DHA, dan Lutein dalam Memperlambat Progresivitas Retinitis Pigmentosa
    Peran Vitamin A, DHA, dan Lutein dalam Memperlambat Progresivitas Retinitis Pigmentosa
  • 5 Studi Klinis yang Mencengangkan dalam Beberapa Tahun Terakhir
    5 Studi Klinis yang Mencengangkan dalam Beberapa Tahun Terakhir
Diskusi Terkait
dr. Felicia
Dibalas 12 Juli 2023, 11:00
Peran Vitamin A, DHA, dan Lutein dalam Memperlambat Progresivitas Retinitis Pigmentosa - Artikel SKP ALOMEDIKA
Oleh: dr. Felicia
1 Balasan
ALO Dokter!Vitamin A, DHA, dan lutein diketahui memiliki sifat antioksidan. Pemberiannya diharapkan melindungi fotoreseptor retina dari progresifitas...

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.