Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Retinopati Diabetik general_alomedika 2023-07-24T14:00:35+07:00 2023-07-24T14:00:35+07:00
Retinopati Diabetik
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Retinopati Diabetik

Oleh :
dr. Florentina Priscilia
Share To Social Media:

Diagnosis retinopati diabetik seringkali ditegakkan saat pasien diabetes mellitus menjalani pemeriksaan skrining mata karena pada tahap awal pasien dengan retinopati diabetik asimptomatik. Pada kondisi lanjut, beberapa gejala yang timbul adalah floaters, pandangan kabur, dan penurunan tajam penglihatan yang progresif. Pada pemeriksaan segmen posterior akan ditemukan karakteristik klinis berupa mikroaneurisma, area nonperfusi kapiler, cotton-wool spots, eksudat, perdarahan intraretina, edema retina, edema makula, dan neovaskularisasi. Karakteristik klinis yang ditemukan akan menentukan klasifikasi dari retinopati diabetik yang dialami oleh pasien.[1,2,5,6]

Anamnesis

Pada tahap awal retinopati diabetik, pasien umumnya asimptomatik. Diagnosis bisa ditegakan ketika pasien diabetes mellitus menjalani skrining kesehatan mata. Ketika kondisi hiperglikemia berlanjut, pasien retinopati diabetik bisa mengeluhkan gejala progresif berupa pandangan kabur, penurunan visus, adanya benda melayang pada penglihatan (floaters), bagian gelap pada lapang pandang, gangguan dalam melihat warna, hingga kebutaan.

Pada kasus retinopati diabetik juga perlu ditanyakan secara rinci mengenai diagnosis diabetes mellitus, termasuk lamanya menderita, pengobatan yang didapat, serta faktor risiko lain yang dimiliki pasien seperti hipertensi, hiperkolestrolemia, dan merokok.[1,2,5]

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan mata yang dilakukan pada pasien diabetes mellitus perlu dilakukan secara komprehensif. Pemeriksaan perlu mencakup pemeriksaan visus, tekanan intraokular, lapang pandang, pemeriksaan mata anterior, dan funduskopi.[2,5,6]

Melalui pemeriksaan komprehensif tersebut, retinopati diabetik dapat diklasifikasikan menurut karakteristik klinis yang ditemukan. Pembagian klasifikasi retinopati diabetik adalah:

  • Retinopati diabetik nonproliferatif: tanpa neovaskularisasi, yang ditemukan adalah mikroaneurisma, area nonperfusi kapiler, cotton-wool spots, soft exudates, perdarahan intraretina (dot blot dan flame shaped), anomali mikrovaskular retina, edema retina, hard exudates, edema makula, kelainan arteriolar, dan venous bending. Kondisi tersebut terjadi karena kelainan terbatas pada membran limitans interna
  • Retinopati diabetik proliferatif: ada neovaskularisasi patologis yang terjadi karena kelainan sudah melewati membran limitans interna sehingga terjadi iskemia dan peningkatan faktor-faktor angiogenik. Lokasi proliferasi adalah pada sekitar retina dan diskus optik yang dapat menyebar ke daerah lain seperti iris atau segmen anterior lain. Kondisi neovaskularisasi dapat disertai dengan fibrosis dan kontraksi[1,2]

Diagnosis Banding

Diagnosis banding retinopati diabetik adalah penyakit mata dengan keluhan mata tenang namun penurunan tajam penglihatan yang progresif misalnya oklusi vena retina cabang, retinopati hemoglobinopati, dan makroaneurisma retina. [1,5]

Oklusi Vena Retina Cabang

Oklusi vena retina cabang adalah kelainan vaskular retina yang terjadi karena aterosklerosis pada vena di luar cabang utama yaitu sekitar daerah diskus. Gejala yang dialami adalah penurunan visus yang bisa tidak disadari karena tidak melibatkan makula. Faktor risiko kondisi ini adalah penyakit sistemik berupa hipertensi, gangguan pembekuan darah, penyakit jantung, hiperkolesterolemia, dan rokok. Pemeriksaan mata posterior akan menunjukan dilatasi vena cabang, perdarahan intraretina, edema makula dan papil, serta cotton-wool spots.[1,2,15]

Retinopati Hemoglobinopati

Retinopati hemoglobinopati adalah kelainan molekul hemoglobin pada eritrosit sehingga terjadi kerusakan sel yang menyebabkan vaso-oklusi sehingga terjadi hipoksia retina, iskemia, neovaskularisasi, dan fibrovaskularisasi. Pasien dengan diagnosis ini memiliki kondisi dasar berupa penyakit sickle cell seperti anemia sel sabit, atau thalassemia beta.

Pasien bisa tidak merasakan gejala dan dari pemeriksaan ditemukan karakteristik berupa perdarahan salmon patch yang berlokasi pada lapisan antara retina dan membran limitans interna, iridescent spot yang merupakan makrofag hemosiderin-laden, dan black sunburst berupa skar korioretina sirkular.[2,16]

Makroaneurisma Retina

Makroaneurisma retina adalah kondisi dilatasi pada arteriol besar retina. Hal ini berkaitan dengan kondisi sistemik seperti hipertensi, penyakit aterosklerosis, atau hiperkolestrolemia. Pasien dapat asimptomatik sampai mengalami gejala berupa gangguan penglihatan yang mendadak tanpa rasa nyeri. Tampakan klinis berupa dilatasi arteriola besar retina, eksudat, atau perdarahan akibat pecahnya aneurisma.[1,2,17]

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang yang harus dilakukan adalah pemeriksaan terkait diabetes mellitus, seperti kadar HbA1C, kadar gula darah puasa, dan kadar gula darah 2 jam post-prandial.

Beberapa pemeriksaan penunjang mata dapat dilakukan untuk mendukung pemeriksaan klinis, misalnya foto fundus berwarna, optical coherence tomography (khususnya untuk penilaian kondisi edema makula dan area nonperfusi kapiler), dan ultrasonografi (khususnya untuk menilai kekeruhan vitreus dan retina).

Selain daripada itu, dengan semakin berkembangnya teknologi artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan, diharapkan deteksi dan diagnosis retinopati diabetik akan semakin mudah. AI telah dikembangkan untuk mendeteksi gambar foto retina, bahkan dengan menggunakan smartphone.[5,6]

Referensi

1. Ghanchi F, Bailey C, Chakravarthy U, Cohen S, Dobson P, Gibson J. The royal college of ophthalmologists diabetic retinopathy guidelines. R Coll Ophthalmol. 2013;2:1–147.
2. Canada D, Practice C, Expert G. Retinopathy diabetes Canada clinical practice guidelines expert committee. Can Diabetes Assoc. 2018;42:210–216.
5. Wong TY, Sun J, Kawasaki R, et al. Guidelines on diabetic eye care: the international council of ophthalmology recommendations for screening, follow-up, referral, and treatment based on resource settings. Ophthalmology. 2018;125(10):1608–1622. doi:10.1016/j.ophtha.2018.04.007
6. Bragge P, Gruen RL, Chau M, Forbes A, Taylor HR. Screening for Presence or Absence of Diabetic Retinopathy: A Meta-analysis. Arch Ophthalmol. 2011 Apr. 129(4):435-44
15. Hayreh SS, Zimmerman MB. Branch retinal vein occlusion: natural history of visual outcome. JAMA Ophthalmol. 2014 Jan. 132(1):13-22.
16. Leveziel N, Bastuji-Garin S, Lalloum F, Querques G, Benlian P, Binaghi M, et al. Clinical and laboratory factors associated with the severity of proliferative sickle cell retinopathy in patients with sickle cell hemoglobin C (SC) and homozygous sickle cell (SS) disease. Medicine (Baltimore). 2011 Nov. 90(6):372-8.
17. Koinzer S, Heckmann J, Tode J, Roider J. Long-term, therapy-related visual outcome of 49 cases with retinal arterial macroaneurysm: a case series and literature review. Br J Ophthalmol. 2015 Apr 16.

Epidemiologi Retinopati Diabetik
Penatalaksanaan Retinopati Diabetik

Artikel Terkait

  • Deteksi Retinopati Diabetik dengan Artificial Intelligence
    Deteksi Retinopati Diabetik dengan Artificial Intelligence
  • Skrining Retinopati Diabetik: Kapan dan Bagaimana?
    Skrining Retinopati Diabetik: Kapan dan Bagaimana?
  • Injeksi Anti-VEGF untuk Terapi Retinopati Diabetik
    Injeksi Anti-VEGF untuk Terapi Retinopati Diabetik
  • Efikasi Fenofibrate pada Retinopati Diabetes
    Efikasi Fenofibrate pada Retinopati Diabetes
  • Terapi Laser VS Anti-Vascular Endothelial Growth Factor pada Retinopati Diabetik
    Terapi Laser VS Anti-Vascular Endothelial Growth Factor pada Retinopati Diabetik

Lebih Lanjut

Diskusi Terbaru
Anonymous
Dibalas kemarin, 16:20
Pemberian cotrimoksazol pada pasien Hiv-TB
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Halo dok, izin diskusi. Saya ada pasien tb dan juga terdiagnosis hiv. Hiv (+) lewat RDT saja tanpa cek cd4. Sudah di berikan arv dan cotrimoksazol 1x960mg....
Anonymous
Dibalas kemarin, 16:09
Pemberian VAR dan SAR pada pasien terduga rabies
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter, selamat sore. Saya ingin bertanya apakah pemberian VAR/SAR dapat diberikan pada pasien dengan risiko tinggi rabies yang kejadian tergigit hewan...
dr.fandi sukowicaksono
Dibalas 18 jam yang lalu
Apakah USG kehamilan dapat mendeteksi riwayat kehamilan sebelumnya yang tidak diketahui?
Oleh: dr.fandi sukowicaksono
3 Balasan
Alo Dokter. ini cerita pasien saya kemarin.mr X usia 26 th datang konsultasi sendiri , menceritakan kejadian saat usg kehamilan anak pertama istrinya dengan...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.