Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Aspergillosis monika-natalia 2024-02-15T14:26:58+07:00 2024-02-15T14:26:58+07:00
Aspergillosis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Aspergillosis

Oleh :
dr. Mia Amelia Mutiara Salikim
Share To Social Media:

Diagnosis aspergillosis perlu dicurigai pada pasien dengan keluhan batuk, sesak, dan hemoptisis yang memiliki faktor risiko. Aspergillosis umumnya terjadi pada pasien dengan gangguan sistem imun, seperti resipien transplantasi organ solid, serta pasien dengan gangguan saluran napas seperti asma dan cystic fibrosis.

Meskipun bisa melibatkan berbagai sistem organ, saluran napas merupakan sistem organ yang paling sering terpengaruh. Di saluran napas, aspergillosis dapat bermanifestasi sebagai aspergillosis bronkopulmoner alergi (allergic bronchopulmonary aspergillosis/ABPA), chronic necrotizing pulmonary aspergillosis (CNPA), aspergilloma, dan aspergillosis invasif.[1,3]

Anamnesis

Aspergillosis paling sering mempengaruhi saluran napas. Gejala klinis paling sering dijumpai adalah sesak napas, peningkatan produksi sputum, nyeri kepala, serta nyeri sendi. Seiring perkembangan penyakit dapat muncul demam, toksisitas, dan penurunan berat badan.[5]

Allergic Bronchopulmonary Aspergillosis (ABPA)

ABPA biasanya dialami pasien asma dan cystic fibrosis. Pasien asma dan cystic fibrosis yang mengalami ABPA biasanya memiliki kontrol penyakit yang buruk dan sulit melakukan tapering off steroid oral.

Manifestasi klinis yang muncul adalah demam, batuk, dan sumbat lendir yang tidak berespon dengan terapi antibiotik. Jika ABPA terjadi bersamaan dengan sinusitis alergi fungal, pasien juga mungkin mengeluhkan ada drainase sinus yang purulen.[4,6]

Kriteria diagnosis ABPA adalah:

  • Kehadiran 1 dari kondisi predisposisi berikut: asma atau cystic fibrosis

  • Kriteria utama: (1) Tes kulit Aspergillus positif atau peningkatan IgE terhadap fumigatus; (2) Total serum IgE > 1000 IU/mL
  • 2 dari 3 kriteria tambahan: (1) Positif precipitin serum atau IgG terhadap Aspergillus fumigatus; (2) fitur radiologis sugestif untuk ABPA; (3) jumlah eosinofil darah > 500 sel/L pada pasien yang belum pernah menggunakan kortikosteroid[6]

Aspergilloma

Pasien aspergilloma bisa asimptomatik dan penyakit baru ditemukan secara tidak sengaja akibat pencitraan toraks. Jika timbul gejala, pasien bisa mengeluhkan batuk dan demam. Pada 40-60% pasien, aspergilloma menyebabkan hemoptisis yang bisa masif dan mengancam nyawa.

Aspergilloma umumnya terjadi pada pasien yang sudah memiliki kavitas sebelumnya. Ini mencakup pasien tuberkulosis atau pasien HIV yang memiliki riwayat Pneumocystis jiroveci pneumonia.[4,6]

Chronic Necrotizing Pulmonary Aspergillosis (CNPA)

Pasien CNPA biasanya memiliki penyakit struktural paru yang mendasari, misalnya penyakit paru obstruktif kronik (PPOK). Pasien akan memiliki keluhan seperti pneumonia yang tidak berespon dengan terapi antibiotik. Gejala mencakup demam, batuk, dan penurunan berat badan.[4,6]

Aspergillosis Invasif

Gejala aspergillosis invasif serupa dengan aspergillosis saluran napas lainnya, tetapi lebih berat dan berkembang dengan cepat. Gejala dapat berupa demam, batuk, sesak, nyeri dada pleuritik, dan hemoptisis. Aspergillosis invasif sering dialami pasien yang menerima transplantasi organ, seperti transplantasi sumsum tulang.

Pada resipien transplantasi, aspergillosis invasif biasanya berkaitan dengan neutropenia atau penggunaan steroid dosis tinggi. Pada pasien dengan leukemia dan limfoma, aspergillosis bisa terjadi akibat supresi sumsum tulang terkait kemoterapi. Selain itu, aspergillosis invasif juga semakin marak ditemukan pada pasien PPOK yang menerima kortikosteroid dosis tinggi.[4,6]

Pemeriksaan Fisik

Temuan pemeriksaan fisik pada pasien dengan aspergillosis bersifat non-spesifik. Pada ABPA, dapat ditemukan demam dan wheezing pada auskultasi paru. Saat pasien batuk, dapat ditemukan mucus plug.

Pada CNPA dan aspergillosis invasif, dapat ditemukan konsolidasi paru, hemoptisis, takipnea, dan hipoksemia.

Pada aspergilloma, bisa ditemukan hemoptisis. Selain itu, akan tampak tanda klinis dari penyakit yang mendasari, misalnya jari tabuh pada pasien cystic fibrosis.[4,6]

Diagnosis Banding

Diagnosis banding aspergillosis perlu dipikirkan pada pasien dengan infiltrasi, kavitas, atau konsolidasi paru yang tidak diketahui sebabnya. Gejala aspergillosis bersifat tidak spesifik, tetapi biasanya kondisi ini hanya terjadi pada pasien dengan gangguan sistem imun atau penyakit struktural paru yang mendasari.

Asma

Gejala aspergillosis bisa menyerupai asma. Pasien asma juga lebih berisiko mengalami ABPA. Untuk membedakan kedua kondisi ini, dapat dilakukan pencitraan dimana dapat ditemukan adanya bronkiektasis, tree-in-bud, fleeting shadows, konsolidasi, dan fibrosis pada aspergillosis. Selain itu, dapat dilakukan pemeriksaan Aspergillus antigen.[13]

Tuberkulosis Paru

Tuberkulosis paru merupakan diagnosis banding CNPA. Tuberkulosis paru dapat terjadi sebelum, setelah, atau bersamaan dengan CNPA. Terdapat beberapa kesamaan gejala yang ditemui antara tuberkulosis paru dan CNPA yang membuat kedua penyakit ini sulit dibedakan, seperti batuk kronis dan hemoptisis. Pemeriksaan dahak dapat mengonfirmasi adanya Mycobacterium tuberculosis.[14]

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang yang dapat bermanfaat pada aspergillosis mencakup pemeriksaan Aspergillus antigen, serologi, dan pencitraan. Dalam mendiagnosis aspergillosis, dokter perlu mempertimbangkan kondisi klinis keseluruhan dari pasien dan tidak bergantung hanya pada pemeriksaan penunjang saja.[4]

Aspergillus Antigen

Uji Aspergillus antigen akan positif pada pasien dengan ABPA. Uji ini dilakukan dengan uji cukit kulit atau intradermal yang dikatakan positif bila terjadi wheal and flare (bengkak kemerahan) pada area yang diuji.[4]

Pemeriksaan Serologi

Aspergillus precipitin atau Aspergillus-specific IgG dan IgE akan ditemukan positif pada pasien dengan ABPA. Selain itu, kadar serum indeks galactomannan dari sampel sputum atau dari serum plasma juga akan ditemukan meningkat.[4,5]

Pemeriksaan Laboratorium Lain

Pada pasien dengan ABPA, dapat ditemukan eosinofilia dan peningkatan kadar IgE.[4]

Pencitraan

Pada pencitraan, gambaran ABPA dapat sangat bervariasi, mulai dari infiltrat paru ringan hingga impaksi mukoid dan bronkiektasis sentral. CT Scan dapat bermanfaat menunjukkan bentuk bronkiektasis dan massa lobular dengan lebih baik. Selain itu, dapat pula ditemukan area atelektasis akibat obstruksi bronkus terkait impaksi mukus.

Pada aspergilloma, rontgen toraks menunjukkan adanya massa pada kavitas yang sudah terbentuk sebelumnya. Pemeriksaan CT Scan dapat memberikan definisi massa yang lebih baik di dalam kavitas serta mungkin menemukan beberapa aspergilloma pada area berbeda. Pemindaian dapat dilakukan dengan pasien dalam posisi terlentang dan tengkurap untuk menunjukkan pergerakan massa di dalam kavitas.

Pada aspergillosis invasif, gambaran rontgen toraks juga bisa bervariasi. Dapat ditemukan adanya nodul soliter atau multipel, kavitas, atau infiltrat alveolar yang terlokalisir atau bilateral dan lebih menyebar seiring perkembangan penyakit. CT Scan dapat menunjukkan tanda halo, yaitu area infiltrasi ground-glass di sekitar densitas nodular.[4]

Pemeriksaan Histologi

Histopatologi dan pewarnaan perak pada pasien dengan aspergillosis dapat menunjukan hifa bersepta yang bercabang dengan sudut lancip (45 derajat), infiltrasi inflamasi akut, serta nekrosis jaringan dengan granulomata dan invasi pembuluh darah.[4]

Referensi

1. Cadena J, Thompson GR, Patterson TF. Aspergillosis: Epidemiology, Diagnosis, and Treatment. Infect. Dis. Clin. North Am. 2021;35:415–34.
3. Zakaria A, Osman M, Dabboussi F, Rafei R, Mallat H, Papon N, et al. Recent trends in the epidemiology, diagnosis, treatment, and mechanisms of resistance in clinical Aspergillus species: A general review with a special focus on the Middle Eastern and North African region. J. Infect. Public Health 2020;13:1–10.
4. Harman EM. Aspergillosis. Medscape. 2022. https://emedicine.medscape.com/article/296052-overview
5. Vuong MF, Waymack JR. Aspergillosis. StatPearls Publishing; 2022.
6. Russo A, Tiseo G, Falcone M, Menichetti F. Pulmonary Aspergillosis: An Evolving Challenge for Diagnosis and Treatment. Infect Dis Ther. 2020 Sep;9(3):511-524. doi: 10.1007/s40121-020-00315-4. Epub 2020 Jul 7. PMID: 32638227; PMCID: PMC7339098.
13. Pashley CH, Wardlaw AJ. Allergic fungal airways disease (AFAD): an under-recognised asthma endotype. Mycopathologia, 2021. 186:609–22.
14. Ocansey BK, Otoo B, Adjei A, Gbadamosi H, Kotey FCN, Kosmidis C, et al. Chronic pulmonary aspergillosis is common among patients with presumed tuberculosis relapse in Ghana. Med. Mycol. 2022;60:myac063.

Epidemiologi Aspergillosis
Penatalaksanaan Aspergillosis
Diskusi Terbaru
Anonymous
Dibalas 22 jam yang lalu
Seftriaxon 250 mg Injeksi IM harus di larutkan Nacl 0.9% atau Aquabides berapa ml ya dok ?
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Maaf dok, izin bertanya bila ada pasien gonore. Lalu mau diberikan Injeksk Ceftriaxon.  Seftriaxon 250 mg Injeksi IM harus di larutkan Nacl 0.9% atau...
Anonymous
Dibalas 2 jam yang lalu
Salbutamol dan metilprednisolon tablet
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter, izin bertanya ada pasien bumil minum salbutamol hanya 3 tablet berturut-turut dan metilprednisolon 4mg 1 tablet saat asthmanya kambuh. Pasien UK...
Anonymous
Dibalas 09 Mei 2025, 16:20
Pemberian cotrimoksazol pada pasien Hiv-TB
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Halo dok, izin diskusi. Saya ada pasien tb dan juga terdiagnosis hiv. Hiv (+) lewat RDT saja tanpa cek cd4. Sudah di berikan arv dan cotrimoksazol 1x960mg....

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.