Diagnosis Chlamydia
Diagnosis chlamydia perlu dicurigai pada pasien dengan keluhan disuria dan sekret mukopurulen dari anogenital yang memiliki riwayat hubungan seksual berisiko, misalnya tanpa pengaman. Diagnosis dikonfirmasi dengan tes amplifikasi asam nukleat (NAAT), dimana sampel diambil dari swab vagina, endoservikal atau uretra pada wanita, dan first catch urine pada pria.
Anamnesis
Pasien chlamydia umumnya mengeluhkan disuria dan keluar sekret mukopurulen berwarna kuning dari uretra atau vaginal discharge pada wanita. Pasien juga bisa mengalami perdarahan pervaginam setelah koitus atau perdarahan yang tidak berhubungan dengan haid. Pada beberapa kasus, pasien chlamydia juga mungkin mengeluhkan dispareunia, nyeri perut bagian bawah, demam, proktitis, atau mungkin juga asimptomatik.
Pada kebanyakan kasus, pasien memiliki riwayat berhubungan seksual berisiko, termasuk berhubungan seksual tanpa penggunaan kondom atau hubungan seksual peranal. Riwayat aktivitas seksual berisiko lain contohnya memiliki pasangan seksual lebih dari 1 orang dalam 1 bulan terakhir, berhubungan seksual dengan penjaja seks dalam 1 bulan terakhir, mengalami 1 kali atau lebih episode infeksi menular seksual (IMS) seperti gonorrhea dalam 1 bulan terakhir, ataupun memiliki pasangan seksual dengan perilaku berisiko.[1,2]
Referensi
(Konten ini khusus untuk dokter. Registrasi untuk baca selengkapnya)