Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Chlamydia yogi 2023-03-15T10:16:57+07:00 2023-03-15T10:16:57+07:00
Chlamydia
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan
  • Panduan e-Prescription

Diagnosis Chlamydia

Oleh :
dr. Novita
Share To Social Media:

Diagnosis chlamydia perlu dicurigai pada pasien dengan keluhan disuria dan sekret mukopurulen dari anogenital yang memiliki riwayat hubungan seksual berisiko, misalnya tanpa pengaman. Diagnosis dikonfirmasi dengan tes amplifikasi asam nukleat (NAAT), dimana sampel diambil dari swab vagina, endoservikal atau uretra pada wanita, dan first catch urine pada pria.

Anamnesis

Pasien chlamydia umumnya mengeluhkan disuria dan keluar sekret mukopurulen berwarna kuning dari uretra atau vaginal discharge pada wanita. Pasien juga bisa mengalami perdarahan pervaginam setelah koitus atau perdarahan yang tidak berhubungan dengan haid. Pada beberapa kasus, pasien chlamydia juga mungkin mengeluhkan dispareunia, nyeri perut bagian bawah, demam, proktitis, atau mungkin juga asimptomatik.

Pada kebanyakan kasus, pasien memiliki riwayat berhubungan seksual berisiko, termasuk berhubungan seksual tanpa penggunaan kondom atau hubungan seksual peranal. Riwayat aktivitas seksual berisiko lain contohnya memiliki pasangan seksual lebih dari 1 orang dalam 1 bulan terakhir, berhubungan seksual dengan penjaja seks dalam 1 bulan terakhir, mengalami 1 kali atau lebih episode infeksi menular seksual (IMS) seperti gonorrhea dalam 1 bulan terakhir, ataupun memiliki pasangan seksual dengan perilaku berisiko.[1,2]

Khusus anamnesis untuk menggali informasi mengenai riwayat seksual pasien terdapat model bernama The Five P’s yang tersaji dalam Tabel 1.[9]

Tabel 1. The Five P’s

Keterangan Jenis pertanyaan
Partners

●              Apakah jenis kelamin pasangan Anda?

●              Berapa jumlah pasangan seks Anda dalam 2- 12 bulan terakhir?

●              Apakah mungkin apabila salah satu pasangan Anda dalam 12 bulan terakhir, juga berhubungan seksual dengan orang lain?

Practices ●              Bagaimana Anda melakukan hubungan seksual? Sebagai contoh apakah melalui oral, rektal, vagina, hingga frontal receptive sex?

Pregnancy Attitudes

●              Apakah Anda ingin memiliki anak (lagi)?

●              Apabila Ya, kapan?

●              Seberapa penting menurut Anda untuk mencegah kehamilan?

Previous STIs ●      Apakah Anda pernah mengalami IMS sebelumnya?
Protection from STIs

●              Bagaimana cara Anda mencegah terinfeksi IMS dan HIV?

●              Apakah Anda pernah menggunakan obat yang disuntikkan?

●              Apakah Anda pernah melakukan tes IMS?

●              Apabila pemeriksaan IMS direkomendasikan hari ini, apakah Anda bersedia untuk melakukan tes?

Sumber: dr. Novita, Alomedika, 2022.[9]

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik pada kasus chlamydia dipusatkan pada area uro-rekto-genitalia.[1]

Pemeriksaan Fisik pada Pria

Pada pemeriksaan fisik pria akan ditemukan sekret mukopurulen dari uretra dan rektal, nyeri dan bengkak pada skrotum (biasanya sifatnya unilateral), perineal fullness, dan gejala pada saat berkemih seperti urgensi, frekuensi dan disuria.[1,2]

Pemeriksaan Fisik pada Wanita

Pemeriksaan fisik pada wanita yang mengidap chlamydia akan ditemukan friabilitas pada serviks, disuria, nyeri pada perut bagian bawah atau adneksa, dan nyeri goyang serviks (cervical motion tenderness) jika pasien sudah mengalami kehamilan ektopik atau penyakit radang panggul. Pada kebanyakan kasus juga ditemukan sekret mukopurulen pada serviks, uretra, dan vagina. Pada penderita dengan koinfeksi limfogranuloma venereum, akan ditemukan buboes atau adenopati pada area inguinal, ulserasi pada genital, dan groove sign.[1]

Diagnosis Banding

Diagnosis banding yang perlu dipikirkan pada kasus chlamydia adalah gonorrhea, trikomoniasis, sifilis, dan bakterial vaginosis.

Gonorrhea

Gejala gonorrhea sangat mirip dengan chlamydia. Masa inkubasi gonorrhea urogenital berkisar antara 2-7 hari setelah terpapar dengan pasangan seksual yang terinfeksi. Setelahnya, pasien akan mengeluhkan disuria dan sekret mukopurulen juga. Kedua penyakit ini dapat dibedakan melalui pewarnaan Gram dan tes amplifikasi asam nukleat (NAAT).

Meski demikian, perlu diketahui bahwa pada kebanyakan kasus chlamydia dan gonorrhea terjadi secara bersamaan. Oleh karenanya, pasien yang diperiksa untuk infeksi chlamydia biasanya sudah pasti akan diperiksa untuk infeksi gonorrhea.

Trikomoniasis

Trikomoniasis adalah infeksi menular seksual akibat Trichomonas vaginalis. Serupa dengan chlamydia, trikomoniasis dapat asimtomatik atau menyebabkan uretritis, vaginitis, sistitis, epididimitis, dan prostatitis. Untuk membedakan dengan chlamydia, dilakukan pemeriksaan mikroskopis langsung, tes dipstick, NAAT, atau kultur.

Sifilis

Sifilis disebabkan oleh Treponema pallidum. Untuk membedakan sifilis dengan chlamydia, dapat dilakukan pemeriksaan serologi, polymerase chain reaction (PCR), atau darkfield examination.

Bakterial Vaginosis

Bakterial vaginosis ditandai dengan keluhan berupa peningkatan keputihan yang memiliki bau amis, dengan konsistensi yang cair dan berwarna abu-abu atau putih. Kondisi ini dibedakan dari chlamydia melalui pemeriksaan swab vagina.[1]

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada kasus chlamydia cukup beragam. Dimulai dari pemeriksaan Gram, kultur, pemeriksaan direct immunofluorescence assay, hingga pemeriksaan NAAT. Dari sekian banyak pemeriksaan penunjang, baku emas pemeriksaan chlamydia adalah pemeriksaan NAAT. Pemeriksaan penunjang lainnya seperti pencitraan (CT Scan dan Ultrasonografi) tidak diwajibkan, kecuali bila dicurigai adanya komplikasi.[3-5,11]

Nucleic Acid Amplification Test (NAAT) 

Pemeriksaan menggunakan uji amplifikasi asam nukleat, salah satu cara yang paling sering dilakukan adalah Polymerase Chain Reaction (PCR), sampel diambil dari swab vagina, endoservikal atau uretra pada wanita, dan first catch urine pada pria.[1,2]

Pemeriksaan Gram

Pemeriksaan mikroskopis menggunakan pewarnaan Gram merupakan pemeriksaan sederhana yang dapat dilakukan untuk melihat jumlah leukosit polimorfonuklear (PMN). Jika ditemukan >10/LPB pada wanita dan >5/LPB pada pria, maka kemungkinan besar pasien menderita infeksi chlamydia.[1,2]

Kultur

Pemeriksaan kultur chlamydia dilakukan menggunakan media McCoy atau HeLa. Apabila spesimen kultur pada chlamydia dilakukan dengan benar, maka hasil yang negatif mengindikasikan absence dari infeksi dengan spesifisitas hingga 100%.[10]

Pemeriksaan Direct Immunofluoresence Assay

Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi antibodi spesifik chlamydia. Gambaran yang didapat tercantum pada Gambar 1.[1, ]

Imunofluoresensi klamidia. Sumber: anonim, Openi, 2014. Imunofluoresensi klamidia. Sumber: anonim, Openi, 2014.

Gambar 1. Imunofluoresensi Klamidia

Pencitraan

Pemeriksaan penunjang berupa pemeriksaan pencitraan, seperti CT Scan dan Ultrasonografi, tidak diwajibkan untuk dilakukan. Namun, apabila dicurigai adanya komplikasi seperti kehamilan ektopik, maka pemeriksaan pencitraan dapat dipertimbangkan.[1]

 

 

Direvisi oleh: dr. Abi Noya

Referensi

1. Qureshi S. Chlamydia (Chlamydial Genitourinary Infections). Medscape, 2021. https://emedicine.medscape.com/article/214823-clinical#b1
2. Mohseni M, Sung S, Takov V. Chlamydia. [Updated 2022 Apr 30]. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK537286/
3. World Health Organization. Guidelines for the Treatment of Chlamydia trachomatis. 2016. https://apps.who.int/iris/bitstream/handle/10665/246165/9789241549714-eng.pdf
4. Moore A, Traversy G, Reynolds DL, Riva JJ, Thériault G, Wilson BJ, Subnath M, Thombs BD; Canadian Task Force on Preventive Health Care. Recommendation on screening for chlamydia and gonorrhea in primary care for individuals not known to be at high risk. CMAJ. 2021 Apr 19;193(16):E549-E559. doi: 10.1503/cmaj.201967. PMID: 33875459; PMCID: PMC8084554.
5. CDC. Chlamydia. 2021. https://www.cdc.gov/std/chlamydia/stdfact-chlamydia-detailed.htm#_ENREF_3
9. Yonke N, Aragon M, Phillips JK. Chlamydial and gonococcal infections: screening, diagnosis, and treatment. Am Fam Physician. 2022; 105(4): 388-396
11. Geisler WM, Hocking JS, Darville T, Batteiger BE, Brunham RC. Diagnosis and Management of Uncomplicated Chlamydia trachomatis Infections in Adolescents and Adults: Summary of Evidence Reviewed for the 2021 Centers for Disease Control and Prevention Sexually Transmitted Infections Treatment Guidelines. Clin Infect Dis. 2022 Apr 13;74(Suppl_2):S112-S126. doi: 10.1093/cid/ciac126. PMID: 35416965; PMCID: PMC9006972.

Epidemiologi Chlamydia
Penatalaksanaan Chlamydia

Artikel Terkait

  • Teknik Anamnesis Riwayat Kesehatan Seksual
    Teknik Anamnesis Riwayat Kesehatan Seksual
  • Doxycycline sebagai Profilaksis Pasca Pajanan Infeksi Menular Seksual
    Doxycycline sebagai Profilaksis Pasca Pajanan Infeksi Menular Seksual
  • Pedoman Profilaksis Penyakit Menular Seksual Bakterial 2024 – Ulasan Guideline Terkini
    Pedoman Profilaksis Penyakit Menular Seksual Bakterial 2024 – Ulasan Guideline Terkini
Diskusi Terbaru
Anonymous
Dibalas 23 jam yang lalu
Pemberian cotrimoksazol pada pasien Hiv-TB
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Halo dok, izin diskusi. Saya ada pasien tb dan juga terdiagnosis hiv. Hiv (+) lewat RDT saja tanpa cek cd4. Sudah di berikan arv dan cotrimoksazol 1x960mg....
Anonymous
Dibalas kemarin, 16:09
Pemberian VAR dan SAR pada pasien terduga rabies
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter, selamat sore. Saya ingin bertanya apakah pemberian VAR/SAR dapat diberikan pada pasien dengan risiko tinggi rabies yang kejadian tergigit hewan...
dr.fandi sukowicaksono
Dibalas 18 jam yang lalu
Apakah USG kehamilan dapat mendeteksi riwayat kehamilan sebelumnya yang tidak diketahui?
Oleh: dr.fandi sukowicaksono
3 Balasan
Alo Dokter. ini cerita pasien saya kemarin.mr X usia 26 th datang konsultasi sendiri , menceritakan kejadian saat usg kehamilan anak pertama istrinya dengan...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.