Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Kleptomania general_alomedika 2023-09-07T10:59:00+07:00 2023-09-07T10:59:00+07:00
Kleptomania
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Kleptomania

Oleh :
dr. Nindy Adhilah
Share To Social Media:

Diagnosis kleptomania perlu dicurigai pada individu dengan perilaku mencuri berulang. Pasien kleptomania mengalami dorongan kuat yang tidak tertahankan untuk mencuri. Hal ini dilakukan bukan untuk meraih keuntungan material.

Kriteria diagnosis kleptomania berdasarkan DSM-5 adalah:

  1. Kegagalan berulang dalam menahan dorongan untuk mencuri benda yang sebenarnya tidak dibutuhkan secara personal maupun memiliki nilai secara materi
  2. Peningkatan ketegangan segera sebelum melakukan pencurian
  3. Perasaan senang, puas, atau lega pada saat melakukan pencurian
  4. Pencurian tidak dilakukan untuk menyalurkan amarah atau dendam dan bukan merupakan respons terhadap waham atau halusinasi
  5. Pencurian tidak disebabkan karena gangguan perilaku, episode manik, atau gangguan kepribadian antisosial[3]

Anamnesis

Penderita dengan kleptomania jarang datang ke fasilitas kesehatan untuk mencari pengobatan secara mandiri. Seringnya, individu diketahui mengalami kleptomania ketika tertangkap setelah melakukan aksi pencurian. Ketika ditangkap, pasien biasanya akan mengakui bahwa dia telah melakukan pencurian, tetapi tidak bisa menjelaskan tujuan dan alasannya.

Pasien dengan kleptomania pada umumnya tidak mengalami kesulitan ekonomi dan tidak mencuri untuk mendapatkan keuntungan material. Benda yang dicuri biasanya tidak memiliki manfaat atau nilai yang berarti bagi pasien. Benda tersebut terkadang diberikan pasien kepada orang lain, dibuang, atau disimpan dan diam-diam dikembalikan kepada pemiliknya.

Pencurian biasanya dilakukan seorang diri, tanpa bantuan dari orang lain, serta tidak dilakukan dengan rencana matang sebelumnya. Meskipun begitu, pasien akan cenderung menghindari mengambil barang ketika terdapat risiko tinggi untuk segera ditangkap.

Pasien biasanya menyadari bahwa tindakannya salah dan berusaha keras menahan dorongan untuk mencuri. Pasien dapat mengalami rasa takut akan tertangkap dan sering merasa depresi atau merasa bersalah terkait pencurian yang dilakukan, tetapi pasien tetap melakukannya karena tidak mampu melawan dorongan untuk mencuri.[3,4,7,9]

Selain melakukan anamnesis mengenai gejala kleptomania, anamnesis untuk mencari komorbid gangguan psikiatrik lainnya perlu dilakukan, seperti tanda-tanda gangguan mood, gangguan cemas, gangguan makan, atau gangguan kontrol impuls lainnya. Tanyakan juga penggunaan venlafaxine, karena obat ini telah dilaporkan menginduksi kleptomania.[8,10,11]

Pemeriksaan Fisik

Pada umumnya, pasien dengan kleptomania tidak memiliki kelainan fisik tertentu. Tidak terdapat pemeriksaan fisik khusus dalam penegakan diagnosis kleptomania. Pemeriksaan fisik dapat dilakukan untuk menyingkirkan diagnosis banding lain seperti adanya gangguan mental organik.

Diagnosis Banding

Kleptomania perlu dibedakan dari kasus pencurian biasa, malingering, gangguan mental organik, gangguan perilaku, dan episode manik.

Pencurian Biasa

Kleptomania perlu dibedakan dengan pencurian biasa yang dilakukan tanpa gangguan jiwa. Pada kasus pencurian biasa, pelaku melakukannya karena benda yang dicuri memiliki nilai material atau dapat bermanfaat bagi pelaku. Selain itu, pelaku kasus pencurian biasa pada umumnya telah menyusun strategi sebelum melakukan aksinya. Hal ini berbeda pada pasien kleptomania yang cenderung mencuri secara spontan dengan target yang acak.[3,4,7]

Malingering

Pada kasus malingering, individu dapat berpura-pura memiliki gejala kleptomania untuk menghindari konsekuensi hukuman.[3]

Gangguan Mental Organik

Pasien dengan gangguan mental organik dapat mengalami gangguan fungsi kognitif dan gangguan daya ingat. Pasien dapat mengambil barang tanpa tahu itu bukan miliknya atau lupa untuk melakukan pembayaran.[3,4,7]

Gangguan Kepribadian Antisosial dan Gangguan Perilaku

Pada pasien dengan gangguan kepribadian antisosial atau gangguan perilaku, akan didapatkan gejala perilaku antisosial atau kejahatan lainnya di samping aksi pencurian.[3]

Episode Manik dan Gangguan Psikotik

Beberapa individu dapat melakukan pencurian secara sengaja atau tidak sengaja pada saat mengalami episode manik atau akibat waham dan halusinasi akibat gangguan psikotik.[3]

Pemeriksaan Penunjang

Penegakan diagnosis kleptomania tidak memerlukan pemeriksaan penunjang khusus. Pemeriksaan radiologi dapat dilakukan jika terdapat kecurigaan adanya lesi organik.[12]

Referensi

3. American Psychiatric Association. Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (5th ed). Washington DC: American Psychiatric Publishing; 2013.
4. Zhang ZH, Huang FR, Liu DH. Kleptomania: Recent Advances in Symptoms, Etiology and Treatment. Curr Med Sci. 2018 Oct;38(5):937-940. doi: 10.1007/s11596-018-1966-2. Epub 2018 Oct 20. PMID: 30341533.
7. Levani Y, Prastya AD, Ramadhani SN. Kleptomania: Manifestasi Klinis dan Pilihan Terapi. Magna Medika. 2019; 6(1).
8. Grant JE, Chamberlain SR. Symptom severity and its clinical correlates in kleptomania. Ann Clin Psychiatry. 2018;30(2):97-101.
9. Kim HS, Christianini AR, Hodgins DC, Tavares H. Impairments of kleptomania: what are they? Braz J Psychiatry. 2017;39(3):279-280. doi:10.1590/1516-4446-2017-2218
10. Odlaug BL, Grant JE, Kim SW. Suicide attempts in 107 adolescents and adults with kleptomania. Arch Suicide Res. 2012;16(4):348-59. doi: 10.1080/13811118.2013.722058. PMID: 23137224.
11. Sakurada K, Nibuya M, Yamada K, Nakagawa S, Suzuki E. Kleptomania Induced by Venlafaxine. Case Rep Psychiatry. 2021;2021:8470045. Published 2021 Sep 10. doi:10.1155/2021/8470045
12. Sipowicz J, Kujawski R. Kleptomania or common theft - diagnostic and judicial difficulties. Psychiatr Pol. 2018 Feb 28;52(1):81-92. English, Polish. doi: 10.12740/PP/82196. Epub 2018 Feb 28. PMID: 29704416.

Epidemiologi Kleptomania
Penatalaksanaan Kleptomania
Diskusi Terbaru
Anonymous
Dibalas kemarin, 16:20
Pemberian cotrimoksazol pada pasien Hiv-TB
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Halo dok, izin diskusi. Saya ada pasien tb dan juga terdiagnosis hiv. Hiv (+) lewat RDT saja tanpa cek cd4. Sudah di berikan arv dan cotrimoksazol 1x960mg....
Anonymous
Dibalas kemarin, 16:09
Pemberian VAR dan SAR pada pasien terduga rabies
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter, selamat sore. Saya ingin bertanya apakah pemberian VAR/SAR dapat diberikan pada pasien dengan risiko tinggi rabies yang kejadian tergigit hewan...
dr.fandi sukowicaksono
Dibalas 18 jam yang lalu
Apakah USG kehamilan dapat mendeteksi riwayat kehamilan sebelumnya yang tidak diketahui?
Oleh: dr.fandi sukowicaksono
3 Balasan
Alo Dokter. ini cerita pasien saya kemarin.mr X usia 26 th datang konsultasi sendiri , menceritakan kejadian saat usg kehamilan anak pertama istrinya dengan...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.