Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penatalaksanaan Kleptomania general_alomedika 2023-11-20T10:04:08+07:00 2023-11-20T10:04:08+07:00
Kleptomania
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Kleptomania

Oleh :
dr. Nindy Adhilah
Share To Social Media:

Sampai saat ini, bukti ilmiah yang dapat dijadikan basis penatalaksanaan kleptomania masih sangat terbatas. Belum ada satu obat pun yang secara spesifik disetujui untuk terapi kleptomania. Meski begitu, secara umum diyakini bahwa kombinasi psikofarmaka dan psikoterapi seperti cognitive behavioral therapy akan meningkatkan efikasi terapi.[4,6]

Terapi Psikofarmaka

Beberapa obat yang telah digunakan sebagai terapi gangguan obsesif kompulsif, adiksi, dan gangguan kontrol impuls dicobakan pada kasus kleptomania. Psikofarmaka yang menunjukkan perbaikan gejala meliputi obat golongan selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI), seperti  fluoxetine, fluvoxamine, dan paroxetine. Selain itu, antagonis opioid naltrexone; serta topiramate, lithium, asam valproat, trazodone, dan terapi elektro konvulsan juga dapat digunakan. Akan tetapi, penggunaan SSRI sebagai terapi kleptomania masih menuai kontroversi, karena pada beberapa kasus gejala kleptomania justru muncul setelah pasien mengonsumsi SSRI.

Naltrexone merupakan antagonis opioid yang bekerja dengan cara menghambat pelepasan dopamin yang dimediasi oleh opioid. Naltrexone merupakan obat yang biasa digunakan sebagai terapi adiksi alkohol dan adiksi perilaku. Studi menunjukkan bahwa naltrexone dapat mengurangi gejala kleptomania secara signifikan. Dosis naltrexone yang direkomendasikan adalah 50 mg sampai 150 mg per hari.

Topiramate merupakan antiepilepsi yang dilaporkan dapat memberikan perbaikan gejala pada pasien kleptomania. Dosis yang direkomendasikan adalah 200 mg sampai 400 mg per hari.

Pemilihan terapi psikofarmaka dapat mempertimbangkan komorbid yang dimiliki oleh pasien. Sebagai contoh, pada pasien dengan depresi, SSRI dapat menjadi pilihan terapi utama. Pada pasien dengan gangguan penyalahgunaan zat, naltrexone dapat menjadi pilihan.[1,4,6,7,12-14]

Psikoterapi

Psikoterapi memegang peranan penting dalam tata laksana kleptomania. Cognitive behavioral therapy (CBT) merupakan metode yang paling umum digunakan. Beberapa pendekatan yang bisa dipilih antara lain covert sensitization, terapi aversi, dan desensitisasi.

Pada covert sensitization, pasien diajarkan untuk mengurangi keinginan mencuri dengan cara membayangkan dampak negatif yang dapat muncul setelahnya, seperti tertangkap saat mencuri.

Terapi aversi merupakan upaya untuk mengkaitkan tindakan mencuri dengan suatu hal yang memberikan rasa tidak nyaman. Sebagai contoh, pasien diminta untuk menahan nafas setiap kali keinginan mencuri timbul. Selanjutnya, ,strategi desensitisasi yaitu pasien diminta membayangkan situasi ketika keinginan mencuri muncul, lalu pasien diajarkan teknik relaksasi untuk mengurangi ketegangan pada situasi tersebut.[1,4,6,7,12-14]

Referensi

1. Torales J, González I, Castaldelli-Maia JM, Ventriglio A. Kleptomania as a neglected disorder in psychiatry. Int Rev Psychiatry. 2020 Aug-Sep;32(5-6):451-454. doi: 10.1080/09540261.2020.1756635. Epub 2020 May 13. PMID: 32401643.
4. Zhang ZH, Huang FR, Liu DH. Kleptomania: Recent Advances in Symptoms, Etiology and Treatment. Curr Med Sci. 2018 Oct;38(5):937-940. doi: 10.1007/s11596-018-1966-2. Epub 2018 Oct 20. PMID: 30341533.
6. Takemura M. [The Concept and Treatment of Kleptomania]. Brain Nerve. 2016 Oct;68(10):1177-1186. Japanese. doi: 10.11477/mf.1416200571. PMID: 27703105.
7. Levani Y, Prastya AD, Ramadhani SN. Kleptomania: Manifestasi Klinis dan Pilihan Terapi. Magna Medika. 2019; 6(1).
12. Sipowicz J, Kujawski R. Kleptomania or common theft - diagnostic and judicial difficulties. Psychiatr Pol. 2018 Feb 28;52(1):81-92. English, Polish. doi: 10.12740/PP/82196. Epub 2018 Feb 28. PMID: 29704416.
13. Annamalai MM, Sankaran A, Sarkar S. Fluoxetine-induced Kleptomania in a Patient with Depressive Disorder: A Case Report. SBV Journal of Basic, Clinical, and Applied Health Science. 2019.
14. Mouaffak F, Hamzaoui S, Kebir O, Laqueille X. Kleptomania treated with naltrexone in a patient with intellectual disability. J Psychiatry Neurosci. 2020;45(1):71-72. doi:10.1503/jpn.190064

Diagnosis Kleptomania
Prognosis Kleptomania
Diskusi Terbaru
Anonymous
Dibalas kemarin, 16:20
Pemberian cotrimoksazol pada pasien Hiv-TB
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Halo dok, izin diskusi. Saya ada pasien tb dan juga terdiagnosis hiv. Hiv (+) lewat RDT saja tanpa cek cd4. Sudah di berikan arv dan cotrimoksazol 1x960mg....
Anonymous
Dibalas kemarin, 16:09
Pemberian VAR dan SAR pada pasien terduga rabies
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter, selamat sore. Saya ingin bertanya apakah pemberian VAR/SAR dapat diberikan pada pasien dengan risiko tinggi rabies yang kejadian tergigit hewan...
dr.fandi sukowicaksono
Dibalas 18 jam yang lalu
Apakah USG kehamilan dapat mendeteksi riwayat kehamilan sebelumnya yang tidak diketahui?
Oleh: dr.fandi sukowicaksono
3 Balasan
Alo Dokter. ini cerita pasien saya kemarin.mr X usia 26 th datang konsultasi sendiri , menceritakan kejadian saat usg kehamilan anak pertama istrinya dengan...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.