Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Patofisiologi Kleptomania general_alomedika 2023-11-20T10:04:17+07:00 2023-11-20T10:04:17+07:00
Kleptomania
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Patofisiologi Kleptomania

Oleh :
dr. Nindy Adhilah
Share To Social Media:

Patofisiologi kleptomania belum sepenuhnya diketahui, tetapi diduga berkaitan dengan gangguan pada jalur neurotransmitter yang melibatkan serotonin, dopamin, dan opioid. Awalnya, kleptomania sering dianggap sebagai bagian dari spektrum gangguan obsesi kompulsi. Gangguan obsesif kompulsif merupakan penyakit yang memberikan respon positif terhadap terapi selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI). Hal ini yang mencetuskan dugaan bahwa serotonin turut berperan dalam patomekanisme kleptomania.

Selain serotonin, dopamin juga diduga berperan dalam terjadinya kleptomania. Penggunaan agonis dopamin sebagai terapi penyakit Parkinson dapat memunculkan efek samping gejala kleptomania serta kelainan kendali impuls lainnya. Pemberian dopaminergik sebagai upaya mengatasi defisiensi dopamin di striatum dorsal pada Parkinson diduga dapat menyebabkan kelebihan dopamin di jalur kortikostriatal ventral yang mempengaruhi fungsi kognitif dan sistem limbik.

Komponen berikutnya yang diduga berperan dalam terjadinya kleptomania adalah sistem opioid pada otak yang berpengaruh terhadap kemampuan individu dalam mengendalikan impuls. Sebagian beranggapan bahwa kleptomania tergolong dalam kelompok gangguan adiksi perilaku. Hal ini mendorong studi untuk mengetahui manfaat pemberian terapi adiksi pada pasien kleptomania. Naltrexone merupakan antagonis opioid yang dimanfaatkan sebagai terapi pada adiksi alkohol dan adiksi perilaku. Obat ini bekerja dengan menghambat pelepasan dopamin yang dimediasi oleh opioid. Beberapa laporan kasus menunjukkan perbaikan gejala pada kleptomania dengan pemberian naltrexone sehingga opioid dianggap berperan dalam patofisiologi kleptomania.[1,4,5,7]

Referensi

1. Torales J, González I, Castaldelli-Maia JM, Ventriglio A. Kleptomania as a neglected disorder in psychiatry. Int Rev Psychiatry. 2020 Aug-Sep;32(5-6):451-454. doi: 10.1080/09540261.2020.1756635. Epub 2020 May 13. PMID: 32401643.
4. Zhang ZH, Huang FR, Liu DH. Kleptomania: Recent Advances in Symptoms, Etiology and Treatment. Curr Med Sci. 2018 Oct;38(5):937-940. doi: 10.1007/s11596-018-1966-2. Epub 2018 Oct 20. PMID: 30341533.
5. Mangot AG. Kleptomania: Beyond serotonin. J Neurosci Rural Pract. 2014;5(Suppl 1):S105-S106. doi:10.4103/0976-3147.145244
7. Levani Y, Prastya AD, Ramadhani SN. Kleptomania: Manifestasi Klinis dan Pilihan Terapi. Magna Medika. 2019; 6(1).

Pendahuluan Kleptomania
Etiologi Kleptomania
Diskusi Terbaru
Anonymous
Dibalas kemarin, 16:20
Pemberian cotrimoksazol pada pasien Hiv-TB
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Halo dok, izin diskusi. Saya ada pasien tb dan juga terdiagnosis hiv. Hiv (+) lewat RDT saja tanpa cek cd4. Sudah di berikan arv dan cotrimoksazol 1x960mg....
Anonymous
Dibalas kemarin, 16:09
Pemberian VAR dan SAR pada pasien terduga rabies
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter, selamat sore. Saya ingin bertanya apakah pemberian VAR/SAR dapat diberikan pada pasien dengan risiko tinggi rabies yang kejadian tergigit hewan...
dr.fandi sukowicaksono
Dibalas 18 jam yang lalu
Apakah USG kehamilan dapat mendeteksi riwayat kehamilan sebelumnya yang tidak diketahui?
Oleh: dr.fandi sukowicaksono
3 Balasan
Alo Dokter. ini cerita pasien saya kemarin.mr X usia 26 th datang konsultasi sendiri , menceritakan kejadian saat usg kehamilan anak pertama istrinya dengan...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.