Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Etiologi Emfisema general_alomedika 2022-11-24T14:10:18+07:00 2022-11-24T14:10:18+07:00
Emfisema
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Etiologi Emfisema

Oleh :
dr. Qorry Amanda, M.Biomed
Share To Social Media:

Etiologi utama emfisema adalah adanya paparan kronik terhadap gas polutan berbahaya seperti asap rokok. Paparan kronik asap rokok ditemukan pada 80-90% pasien dengan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), termasuk emfisema. Etiologi lainnya dapat berupa asap polusi lingkungan yang berasal dari pembakaran bahan bakar biomassa, serta gas polutan lain seperti sulfur dioksida. Aktivitas memasak yang masih menggunakan kayu bakar juga menjadi etiologi yang sering untuk emfisema, terutama di negara berkembang.

Etiologi lain dari emfisema adalah adanya penyakit kelainan autosomal resesif berupa defisiensi antitripsin-1 yang mempengaruhi organ paru dan hepar. Etiologi ini sering dikaitkan dengan emfisema jenis panasinar bibasilar yang terjadi di usia yang relatif muda.[1,2,5]

Faktor Risiko

Faktor risiko terjadinya emfisema mencakup usia lanjut, merokok, dan asma bronkial.

Usia Lanjut

Perubahan struktural dan fungsional terjadi seiring dengan proses penuaan. Emfisema menjadi salah satu perubahan yang terjadi pada proses penuaan sistem respirasi, meskipun dapat bersifat simptomatik ataupun asimptomatik.[5,6]

Merokok Aktif Maupun Pasif

Merokok merupakan faktor risiko utama pada emfisema. Penelitian menyatakan bahwa emfisema terjadi pada 8 dari 10 perokok. Paparan asap rokok pada masa intrauterin juga meningkatkan risiko terjadinya PPOK pada bayi yang dilahirkan di kemudian hari.[1,2]

Paparan Gas Beracun dari Polutan Lingkungan

Paparan gas yang berasal dari pembakaran bahan bakar biomassa, pertambahangan, atau bahan organik seperti kayu, padi, atau gandum diprediksi menjadi faktor risiko pada 31,1% penderita emfisema atau PPOK.[1,5]

Riwayat Asma Bronkial

Riwayat asma berat pada masa anak-anak meningkatkan risiko PPOK termasuk emfisema sebanyak 32 kali lipat dibandingkan kelompok yang tidak memiliki riwayat asma. Riwayat bronkitis dengan wheezing pada anak-anak juga terbukti mempengaruhi terjadinya peningkatan risiko PPOK termasuk emfisema di kemudian hari.[10]

Pengguna Obat-Obatan Narkotika Intravena

Sekitar 2% pengguna obat-obatan narkotika intravena seperti methadone dan methylphenidate juga dilaporkan mengalami emfisema akibat adanya serat tak larut yang ikut dalam proses injeksi. Laporan terbaru juga menyatakan adanya kejadian emfisema pada usia muda yang dipicu oleh penggunaan marijuana.[1,2]

Infeksi Paru Kronik

Infeksi paru kronik seperti tuberkulosis (TB) paru terkonfirmasi menjadi faktor risiko independen terhadap emfisema. Inflamasi rekuren atau residual yang terjadi pada TB paru merupakan pemicu terjadinya remodeling pada struktur paru sehingga menyebabkan emfisema.[7]

Penyakit HIV

Penelitian terbaru melaporkan bahwa di era terapi menggunakan antiretroviral therapy (ART), penyakit HIV meningkatkan risiko terjadinya emfisema akibat adanya aktivasi imun melalui CD14 yang terlihat meningkat. Aktivasi oleh CD14 ini dicurigai terjadi akibat adanya translokasi bakteri mukosa meskipun telah diberi ART.[2,11]

Penyakit Autoimun

Penelitian genome yang dilakukan Georgia State University dan Vanderbilt University Medical Center menyimpulkan bahwa penyakit autoimun mungkin meningkatkan faktor risiko terjadinya PPOK, termasuk emfisema. Penelitian tersebut mengonfirmasi adanya hubungan genetik antara penyakit autoimun dengan PPOK sehingga perlu dikaji lebih lanjut pada penelitian klinis.[8]

Sindrom Marfan

10% pasien sindrom Marfan akan menderita PPOK termasuk emfisema. Mutasi pada gen FBN1 yang terjadi pada sindrom Marfan mempengaruhi terjadinya abnormalitas pada beberapa sistem organ, termasuk terjadinya emfisema pada sistem pernapasan.[2,9]

Berat Badan Lahir Rendah

Penelitian terbaru mengatakan bahwa berat badan lahir rendah (BBLR) pada neonatus merupakan faktor risiko PPOK, termasuk emfisema, di kemudian hari. BBLR secara signifikan mempengaruhi terjadinya penurunan Forced Expiratory volume in one second (FEV1) pada usia 59-70 tahun.[2,10]

 

 

Penulisan pertama oleh: dr. Novita

Referensi

1. Pahal P, Avula A, Sharma S. Emphysema. [Updated 2022 May 15]. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK482217/
2. Boka, K. Emphysema. Medscape. 2019. https://emedicine.medscape.com/article/298283-overview#a5
5. Devasahayam J, LaFreniere K, Naik R. Chronic Emphysema. [Updated 2022 May 4]. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK539910/
6. Buendia-Roldan I, Palma-Lopez A, Chan-Padilla D, Herrera I, Maldonado M, Fernández R, Martínez-Briseño D, Mejia M, Selman M. Risk factors associated with the detection of pulmonary emphysema in older asymptomatic respiratory subjects. BMC Pulm Med. 2020 Jun 9;20(1):164. doi: 10.1186/s12890-020-01204-9. PMID: 32517728; PMCID: PMC7285611.
8. Ji X, Niu X, Qian J, Martucci V, Pendergrass SA, Gorlov IP, Amos CI, Denny JC, Massion PP, Aldrich MC. A Phenome-Wide Association Study Uncovers a Role for Autoimmunity in the Development of Chronic Obstructive Pulmonary Disease. Am J Respir Cell Mol Biol. 2018 Jun;58(6):777-779. doi: 10.1165/rcmb.2017-0409LE. PMID: 29856256; PMCID: PMC6002656.
9. Tun MH, Borg B, Godfrey M, Hadley-Miller N, Chan ED. Respiratory manifestations of Marfan syndrome: a narrative review. J Thorac Dis. 2021 Oct;13(10):6012-6025. doi: 10.21037/jtd-21-1064. PMID: 34795948; PMCID: PMC8575822.
10. Savran O, Ulrik CS. Early life insults as determinants of chronic obstructive pulmonary disease in adult life. Int J Chron Obstruct Pulmon Dis. 2018 Feb 26;13:683-693. doi: 10.2147/COPD.S153555. PMID: 29520136; PMCID: PMC5834168.
11. Attia EF, Akgün KM, Wongtrakool C, Goetz MB, Rodriguez-Barradas MC, Rimland D, Brown ST, Soo Hoo GW, Kim J, Lee PJ, Schnapp LM, Sharafkhaneh A, Justice AC, Crothers K. Increased risk of radiographic emphysema in HIV is associated with elevated soluble CD14 and nadir CD4. Chest. 2014 Dec;146(6):1543-1553. doi: 10.1378/chest.14-0543. PMID: 25080158; PMCID: PMC4251616.

Patofisiologi Emfisema
Epidemiologi Emfisema

Artikel Terkait

  • Efek Samping Sistem Kardiovaskular Pada Bronkodilator Kerja Panjang Untuk Penyakit Paru Obstruktif Kronis
    Efek Samping Sistem Kardiovaskular Pada Bronkodilator Kerja Panjang Untuk Penyakit Paru Obstruktif Kronis
  • Perbandingan Potensi Kortikosteroid Sistemik
    Perbandingan Potensi Kortikosteroid Sistemik
  • Peran C-Reactive Protein Pada Eksaserbasi Penyakit Paru Obstruktif Kronik
    Peran C-Reactive Protein Pada Eksaserbasi Penyakit Paru Obstruktif Kronik
  • Manajemen PPOK Menurut Pedoman GOLD 2023
    Manajemen PPOK Menurut Pedoman GOLD 2023
  • Pedoman Penanganan PPOK 2025 – Ulasan Guideline Terkini
    Pedoman Penanganan PPOK 2025 – Ulasan Guideline Terkini

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
dr. Emillya Sari
Dibalas 22 November 2023, 15:57
Manajemen PPOK Menurut Pedoman GOLD 2023 - Artikel SKP Alomedika
Oleh: dr. Emillya Sari
1 Balasan
Penyakit paru obstruktif kronik atau PPOK merupakan suatu kondisi paru yang ditandai adanya sindrom respirasi kronik seperti batuk berdahak dan sesak napas...
dr.Peter Fernando
Dibalas 12 Juli 2023, 15:23
Mnemonic #10: Gejala PPOK
Oleh: dr.Peter Fernando
2 Balasan
P - Perlahan (Progressif): Gejalanya berkembang secara perlahan seiring waktu. P - Pernafasan (Sulit): Kesulitan bernafas, terutama saat aktivitas fisik. O -...
dr. Hudiyati Agustini
Dibalas 21 Desember 2022, 09:00
Pilihan Terapi Yang Tepat untuk Pasien Asma dan Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) - Artikel Alomedika
Oleh: dr. Hudiyati Agustini
1 Balasan
ALO Dokter!Pilihan terapi yang tepat untuk pasien asma dan PPOK adalah kombinasi long-acting beta-2 agonist (LABA) dan inhaled corticosteroid (ICS). Termasuk...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.