Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Rhinitis Kronik general_alomedika 2023-08-14T10:37:40+07:00 2023-08-14T10:37:40+07:00
Rhinitis Kronik
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Rhinitis Kronik

Oleh :
dr.tyagita khrisna ayuningtias
Share To Social Media:

Diagnosis rhinitis kronik cukup mudah ditegakkan. Namun, membedakan antara rhinitis alergi dan nonalergi memiliki tantangan tersendiri karena gejalanya yang sangat mirip. Rhinitis dikatakan kronik jika gejala dialami selama 3 bulan atau lebih.[2]

Anamnesis

Secara umum, pasien rhinitis kronik akan menunjukkan gejala rhinorrhea, kongesti nasal, dan bersin. Gejala ini dialami setidaknya 30‒60 menit dalam sehari, selama 3 bulan atau lebih.[1]

Pada rhinitis alergi, gejala yang dikeluhkan pasien dapat disertai rasa gatal pada hidung, mata, telinga, dan palatum. Gejala rhinitis alergi berkaitan dengan pencetus alergen tertentu, misalnya tungau, debu, atau serbuk sari. Adanya riwayat atopi sebelumnya atau dalam keluarga juga sugestif terhadap rhinitis alergi.[2,6]

Pada pasien dengan rhinitis nonalergi, keluhan serupa dengan rhinitis alergi, namun keluhan bersin dan rasa gatal pada hidung, telinga, mata, dan palatum lebih ringan. Keluhan yang lebih dirasakan pada rhinitis nonalergi adalah hidung tersumbat, rhinorrhea, nyeri kepala, dan post-nasal drip yang bersifat intermiten atau persisten.[2,11]

Perlu diketahui pula informasi tentang bahan-bahan iritan yang mencetuskan gejala, seperti asap rokok; atau pemicu lain seperti udara dingin, perubahan iklim, atau penggunaan obat tertentu.[2,11]

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik tidak hanya terfokus pada pemeriksaan hidung saja, tetapi juga pada mata, fitur wajah, telinga, orofaring, leher, paru-paru, dan kondisi kulit.

Rhinitis Alergi

Temuan klasik pemeriksaan fisik terkait dengan rhinitis alergi yaitu allergic shiner, allergic salute atau nasal crease. Allergic shiner adalah lingkaran hitam di sekitar mata yang disebabkan adanya vasodilatasi atau sumbatan hidung. Allergic salute atau nasal crease adalah lipatan horizontal di bawah hidung yang muncul sebagai akibat adanya gerakan berulang telapak tangan dengan ujung hidung.[2,6]

Pada pemeriksaan fisik hidung, dapat ditemukan konka edema dengan warna pucat keabu-abuan. Sekret hidung bersifat encer dan berwarna bening.

Rhinitis Nonalergi

Pada rhinitis nonalergi, seringkali konka edema dan kemerahan disertai dengan post-nasal drip pada pemeriksaan orofaring. Pada pasien dengan rhinitis nonalergi juga dapat ditemukan penurunan fungsi indera penciuman. Pada pemeriksaan telinga juga dapat didapatkan retraksi membran timpani sebagai akibat dari peningkatan tekanan negatif di telinga tengah akibat disfungsi tuba Eustachius.[2,6]

Diagnosis Banding

Diagnosis banding pada rhinitis kronik di antaranya adalah polip nasal dan rhinosinusitis kronik.

Polip Nasal

Polip nasal bisa saja terjadi sebagai komplikasi dari rhinitis kronik. Polip nasal adalah hasil peradangan dari mukosa sinus paranasal yang disebabkan oleh peradangan mukosa kronik yang sering kali timbul dari meatus media dan daerah ethmoid.

Gejala utama polip nasal adalah kongesti nasal, obstruksi nasal, anosmia, atau hiposmia. Pada pemeriksaan fisik, polip nasal muncul sebagai massa berwarna keabu-abuan semitranslusen yang berbeda dengan mukosa sekitar yang berwarna merah muda.[12]

Rhinosinusitis Kronik

Rhinosinusitis kronik dicurigai apabila ditemukan dua dari empat gejala yaitu nyeri wajah, hiposmia atau anosmia, post-nasal drip, dan obstruksi nasal setidaknya selama 12 minggu. Penegakan diagnosis objektif didapatkan dari rinoskopi anterior dan pemeriksaan radiologi.[12,13]

Pemeriksaan Penunjang

Sebagian besar kasus rhinitis kronik disebabkan oleh reaksi alergi. Oleh karenanya, pemeriksaan reaksi alergi merupakan pemeriksaan pilihan untuk memastikan alergen pencetus rhinitis alergi ataupun menyingkirkan diagnosis ini. Pemeriksaan penunjang lain yang mungkin diperlukan adalah endoskopi nasal dan CT scan sesuai indikasi.[2,11]

Skin Test

Skin test merupakan pemeriksaan yang penting dilakukan untuk menentukan alergen pencetus rhinitis alergi. Terdapat beberapa metode dalam pemeriksaan skin test, namun yang direkomendasikan adalah skin prick test. Meskipun pemeriksaan skin test memiliki nilai akurasi yang rendah dan hasil positif belum tentu berhubungan dengan rhinitis alergi, pemeriksaan ini masih sering dilakukan.[2,9,11]

Pemeriksaan Kadar Immunoglobulin E (IgE)

Pengukuran kadar immunoglobulin E (IgE) sebetulnya tidak sensitif dan spesifik untuk rhinitis alergi, karena kadar IgE bisa meningkat pada kondisi reaksi alergi apapun. Namun, jika digabungkan dengan pemeriksaan lain, pemeriksaan ini dapat bermanfaat dalam penegakan diagnosis rhinitis alergi.[2,6,9]

Pemeriksaan Kadar Eosinofil

Sama hal nya dengan kadar IgE, pemeriksaan kadar eosinofil juga tidak spesifik untuk rhinitis alergi, namun pemeriksaan ini juga dapat membantu menegakkan diagnosis jika dikombinasikan dengan pemeriksaan lain.[2,6,11]

Radiologi

Pemeriksaan radiologi tidak dilakukan semata-mata untuk menegakkan diagnosis, tetapi dapat membantu melakukan penilaian terhadap adanya komorbiditas atau mendeteksi komplikasi. Pemeriksaan radiologi sinus (Caldwell, Waters, dan Lateral views) dapat dilakukan untuk membantu mengevaluasi kondisi sinus paranasal dan mengidentifikasi jika terjadi sinusitis.

Pemeriksaan radiologi posisi lateral leher dapat membantu mengevaluasi kelainan jaringan lunak nasofaring seperti hipertrofi adenoid.[2,6,9]

 

 

Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini

Referensi

1. Raugh D. Chronic Rhinitis. Pediatrics in Review, 2004;1-4. https://doi.org/10.1542/pir.25-11-406
2. Greiwe JC, Bernstein JA. Allergic and Mixed Rhinitis: Diagnosis and Natural Evolution. J Clin Med. 2019;8(11):2019. doi:10.3390/jcm8112019
6. Jean T. Allergic Rhinitis. Medscape, 2023. https://emedicine.medscape.com/article/134825-overview
9. Sacre Hazouri JA. Rinitis crónica no alérgica [Non-allergic chronic rhinitis]. Rev Alerg Mex. 2010 May-Jun;57(3):85-95. Spanish. PMID: 21255517.
11. Nyenhuis SM, Mathur SK. Rhinitis in older adults. Curr Allergy Asthma Rep. 2013;13(2):171-177. doi:10.1007/s11882-013-0342-3
12. Georgy MS, Peters AT. Chapter 7: Nasal polyps. Allergy Asthma Proc. 2012 May-Jun;33 Suppl 1:22-23. doi: 10.2500/aap.2012.33.3537. PMID: 22794680.
13. Sedaghat AR. Chronic Rhinosinusitis. Am Fam Physician. 2017 Oct 15;96(8):500-506. PMID: 29094889.

Epidemiologi Rhinitis Kronik
Penatalaksanaan Rhinitis Kronik

Artikel Terkait

  • Rhinitis Alergi akibat Polusi dalam Ruangan
    Rhinitis Alergi akibat Polusi dalam Ruangan
  • Pemilihan Antihistamin untuk Rhinitis Alergi
    Pemilihan Antihistamin untuk Rhinitis Alergi
  • Pilek pada Anak – Panduan e-Prescription Alomedika
    Pilek pada Anak – Panduan e-Prescription Alomedika
  • Pilek pada Dewasa – Panduan e-Prescription Alomedika
    Pilek pada Dewasa – Panduan e-Prescription Alomedika
Diskusi Terbaru
dr. Ade Wijaya SpN
Dibalas kemarin, 14:17
Fitur Ulasan Pasien di dalam MyPatient - Aplikasi Alomedika
Oleh: dr. Ade Wijaya SpN
7 Balasan
AlodokterSekarang ada option respon terhadap ulasan pasien.Ini fungsinya apa ya?Mohon info.Terima kasih.
Anonymous
Dibalas kemarin, 08:02
Suplemen Ibu Hamil apakah perlu tambah suplemen kalsium dan Fe
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter, apakah konsumsi folamil untuk bumil sudah cukup? atau perlu tambah suplemen kalsium atau fe dari luar? 🙏
dr.Suyanti, Sp.T.H.T.B.K.L
Dibalas kemarin, 08:13
Benda Asing Hipofaring- ALOPALOOZA THT-KL
Oleh: dr.Suyanti, Sp.T.H.T.B.K.L
4 Balasan
pasien wanita 52 tahun, datang dengan keluhan nyeri serta sulit saat menelan dan terasa tertusuk kurang lebih 1 jam setelah mengkonsumsi oncom..dilakukan...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.