Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Benign Prostatic Hyperplasia general_alomedika 2023-12-27T11:25:59+07:00 2023-12-27T11:25:59+07:00
Benign Prostatic Hyperplasia
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Benign Prostatic Hyperplasia

Oleh :
Josephine Darmawan
Share To Social Media:

Diagnosis benign prostatic hyperplasia (BPH) atau hiperplasia prostat jinak dapat dicurigai pada pasien dengan lower urinary tract symptoms (LUTS). Pemeriksaan fisik yang dapat dilakukan adalah colok dubur untuk meraba prostat yang membesar. Sementara, diagnosis pasti BPH dapat ditegakkan dengan pemeriksaan radiologi, seperti USG atau CT scan pelvis.[1,3,5]

International Prostate Symptom Score (IPSS) dapat digunakan untuk membantu menilai derajat keparahan LUTS. Skoring IPSS terdiri atas 7 pertanyaan yang diberi nilai 0 hingga 5, dan satu pertanyaan mengenai kualitas hidup pasien yang diberi nilai 1 hingga 7. Berdasarkan skoring IPSS, gejala LUTS dapat dibagi menjadi 3 derajat, yaitu:

  • Derajat 1 (ringan): skor 0-7
  • Derajat 2 (sedang): skor 8-19
  • Derajat 3: skor 20-25

Skoring AUA-I (American Urological Association Symptom Score Index) juga dapat digunakan, di mana klasifikasi nilai skor AUA-I sama dengan IPSS.[5,8,16]

Tabel 1. International Prostate Symptom Score (IPSS)

Pertanyaan Skor

  1. Dalam satu bulan terakhir, apakah Anda merasakan sisa urin sehabis buang air kecil?

  • Dalam satu bulan terakhir, apakah Anda harus buang air kecil kembali dengan jarak waktu kurang dari 2 jam?
  • Dalam satu bulan terakhir, apakah Anda harus berhenti dan memulai kembali beberapa kali pada saat berkemih?
  • Apakah dalam sebulan terakhir, Anda tidak dapat menahan keinginan untuk kencing?

  1. Apakah dalam sebulan terakhir, Anda merasakan pancaran urin yang melemah?
  2. Apakah dalam sebulan terakhir, Anda harus mengejan untuk memulai kencing?

 

Untuk pertanyaan 1-6 menggunakan Skor ini.

Untuk skor di hitung di setiap pertanyaan.

 

1.    Tidak pernah

2.    = Kurang dari sekali dalam 5 kejadian

3.    = Kurang dari separuh kejadian

4.    = Separuh dari kejadian

5.    = Lebih dari separuh kejadian

6.    = Hampir selalu

 

7. Apakah dalam sebulan terakhir, Anda terbangun dari tidur malam hari untuk kencing?

 

  1. = Tidak pernah
  2. = 1 kali
  3. = 2 kali
  4. = 3 kali
  5. = 4 kali
  6. = 5 kali atau lebih

8. Bagaimanakah perasaan anda terhadap gangguan kualitas hidup yang disebabkan karena penyakit anda saat ini?

  1. = Sangat puas
  2. = Puas
  3. = Umumnya puas
  4. = Tidak tahu
  5. = Umumnya tidak puas
  6. = Tidak puas
  7. = Sangat tidak puas

Sumber: dr. Roshni Manwani, Alomedika. 2021.[5,7]

Anamnesis

Anamnesis pada pasien dengan benign prostatic hyperplasia merupakan komponen yang sangat penting karena akan menentukan skoring benign prostatic hyperplasia, baik dengan IPSS ataupun skor AUA-I. Secara garis besar, gejala klinis benign prostatic hyperplasia dapat dibagi menjadi gejala saluran kemih bagian bawah, gejala saluran kemih bagian atas, dan gejala di luar saluran kemih.

Gejala Saluran Kemih Bagian Bawah (Lower Urinary Tract Symptoms/ LUTS

Gejala saluran kemih bagian bawah dapat dibedakan menjadi gejala obstruktif dan iritatif. Gejala obstruktif terdiri dari:

  • Kesulitan memulai miksi/ hesitancy

  • Mengejan untuk memulai miksi/ straining

  • Pancaran melemah/ weak stream

  • Rasa tidak lampias/ incomplete emptying

  • Urin menetes di akhir miksi/ dribbling

  • Aliran urine hilang timbul/ intermittent flow

Gejala iritatif terdiri dari:

  • Frekuensi
  • Urgensi
  • Nokturia
  • Inkontinensia

Gejala Saluran Kemih Bagian Atas

Gejala saluran kemih bagian atas berupa, nyeri pinggang, benjolan di daerah pinggang, demam dan mual.

Gejala di Luar Saluran Kemih

Gejala di luar saluran kemih akibat benign prostatic hyperplasia (BPH) adalah hernia inguinalis, hemoroid, dan inkontinensia paradoksal.[1-3,5,6,17]

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik yang harus dilakukan pada pasien-pasien dengan BPH meliputi pemeriksaan abdomen dan colok dubur.

Pemeriksaan Abdomen

Pemeriksaan abdomen berupa inspeksi, palpasi, dan perkusi.

  • Pada inspeksi: benjolan pada regio suprapubik abdomen dapat menunjukkan adanya buli-buli yang terisi
  • Pada palpasi: penekanan pada regio suprapubik dapat menimbulkan rasa ingin miksi, pemeriksaan ballotement ginjal dapat menunjukkan adanya hidronefrosis
  • Pada perkusi: suara redup jika buli-buli terisi

Colok Dubur

Colok dubur atau digital rectal examination dilakukan untuk membedakan pembesaran prostat jinak atau ganas. Pada BPH, biasanya ditemukan prostat membesar secara simetris pada lobus kanan dan kiri, konsistensi kenyal, dan tidak ditemukan adanya nodul. Sedangkan, pada karsinoma prostat konsistensinya keras, lobus tidak simetris, dan bernodul.[1,3,5]

Diagnosis Banding

Diagnosis banding benign prostatic hyperplasia  (BPH) antara lain adalah:

  • Sistitis
  • Prostatitis
  • Kanker prostat
  • Batu saluran kemih
  • Kandung kemih neurogenik/ neurogenic bladder

  • Striktur uretra

  • Infeksi saluran kemih[1,3,5]

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada benign prostatic hyperplasia berupa pemeriksaan laboratorium, radiologi, uroflowmetri, dan histologi.

Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium yang dapat dilakukan pada benign prostatic hyperplasia adalah:

  • Darah lengkap
  • Urinalysis: urin lengkap dan biakan urin
  • Serum kreatinin
  • Urea nitrogen darah/blood urea nitrogen (BUN)
  • Antigen prostat spesifik/prostate specific antigen (PSA) untuk diagnosis banding kanker prostat

Pemeriksaan Radiologi

Pemeriksaan radiologi sangat membantu dalam menentukan ukuran atau volume prostat. Modalitas yang dapat dilakukan antara lain adalah:

Ultrasonografi (USG):

Pemeriksaan USG merupakan metode pilihan. USG dapat dilakukan secara transabdominal atau transrektal. Pemeriksaan ini dapat menentukan volume prostat, adanya batu buli-buli, serta urine residual.

CT Scan:

CT scan pelvis dapat membantu evaluasi ukuran prostat. Jika terjadi pembesaran, diameter prostat pada potongan transversal umumnya berukuran >5 cm.

Magnetic Resonance Imaging (MRI):

Pemeriksaan ini sangat jarang dilakukan untuk kasus pembesaran prostat.

Pielogram Intravena/Intravenous Pyelography (IVP):

Pemeriksaan piyelogram intravena tidak rutin dilakukan pada benign prostatic hyperplasia dan hanya dilakukan bila ada indikasi tertentu. Akan terlihat adanya indentasi pada bagian dasar buli, elevasi trigonum buli, atau huruf “J” pada ureter distal (gambaran mata pancing) saat buli terisi. Pada saat buli kosong, akan terlihat sisa urin akibat obstruksi.

Uroflowmetri

Pemeriksaan uroflowmetri dilakukan oleh dokter spesialis urologi untuk menilai progresivitas BPH dengan menilai laju urin saat miksi. Hasil laju urin maksimum/maximum flow rate (Qmax) >20mL/detik dapat menyingkirkan kemungkinan BPH pada pasien dengan LUTS; akurasi 90%.

Histologi

Pemeriksaan histologi dapat dilakukan terutama untuk membedakan hiperplasia maligna dan benigna. Biopsi pada benign prostatic hyperplasia akan menunjukkan kombinasi antara hiperplasia stroma dan epitel, proliferasi otot polos, fibroadenoma, atau trabekulasi buli dengan peningkatan kolagen.[1,5,6,18]

 

Direvisi oleh: dr. Roshni Manwani

Referensi

1. Deters LA. Benign Prostatic Hyperplasia (BPH). Medscape. 2013. https://emedicine.medscape.com/article/437359
2. Vasanwala FF, Wong MYC, Ho HSS, Foo KT. Benign prostatic hyperplasia and male lower urinary symptoms: a guide for family physicians. AJUR. 2017;4:181–4.
3. Flannery M, Abel E, Chapple C. Benign Prostatic Hyperplasia. BMJ Best Prac. 2017. Diakses dari: http://bestpractice.bmj.com/topics/en-us/208
5. McVary K. Clinical manifestations and diagnostic evaluation of benign prostatic hyperplasia. Uptodate. 2019.
6. Homma Y, Gotoh M, Kawauchi A, Kojima Y, Masumori N, Nagai A, et al. Clinical guidelines for male lower urinary tract symptoms and benign prostatic hyperplasia. Int J Urol. 2017;24:716–29.
7. Barry MJ, Fowler FJ, O’leary MP, Bruskewitz RC, Holtgrewe HL, Mebust WK, et al. The American Urological Association Symptom Index for Benign Prostatic Hyperplasia. J Urol. 2017;197:S189–97.
8. Lerner LB, McVary, KT, Barry MJ et al: Management of lower urinary tract symptoms attributed to benign prostatic hyperplasia: AUA Guideline part I, initial work-up and medical management. J Urol 2021.
16. Pearson R, Williams PM. Common questions about the diagnosis and management of benign prostatic hyperplasia. Am Fam Physician. 2014;90:769–74.
17. Foo KT, Ho HSS, Wong MYC. Singapore Urological Association Clinical Guidelines for Male Lower Urinary Tract Symptoms/Benign Prostatic Hyperplasia. Singapore Med J. 2017;58:473–80.
18. Biddulth. Pemilihan Modalitas Pemeriksaan Radiologi untuk Diagnosis Benign Prostatic Hyperplasia. CDK-241. 2016;43:469–72.

Epidemiologi Benign Prostatic Hy...
Penatalaksanaan Benign Prostatic...

Artikel Terkait

  • Pilihan Metode Skrining Kanker Prostat
    Pilihan Metode Skrining Kanker Prostat
  • Potensi Risiko Skrining Prostate Specific Antigen (PSA)
    Potensi Risiko Skrining Prostate Specific Antigen (PSA)
  • Solusi Masalah Kateterisasi Uretra secara Blind
    Solusi Masalah Kateterisasi Uretra secara Blind
  • Red Flag Retensi Urine
    Red Flag Retensi Urine
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 03 Februari 2025, 16:34
Peresepan obat BPH bagi dokter umum
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter, izin diskusi dok...pasien saya laki-laki usia 60 th dengan gejala BPH, apakah dokter umum boleh meresepkan obat untuk BPH misalnya finasteride...
Anonymous
Dibalas 30 November 2023, 09:48
Tata laksana BPH/Gangguan Prostat
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Dok izin diskusi untuk laki-laki lansia usia diatas 65 tahun dengan kondisi kesehatan Hipertensi (Konsumsi Candesartan dan Amlodipine ) , Pitting Odema...
Anonymous
Dibalas 27 Januari 2023, 07:52
Pengobatan kalsifikasi prostat pada pasien usia 65 tahun
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter. Saya memiliki pasien umur 65 tahun dengan keluhan sering kencing pada malam hari. 3 tahun yang lalu didiagnosa dengan kalsifikasi prostat. Obat...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.