Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Etiologi Urolithiasis general_alomedika 2023-06-15T10:05:20+07:00 2023-06-15T10:05:20+07:00
Urolithiasis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Etiologi Urolithiasis

Oleh :
dr. Karina Sutanto
Share To Social Media:

Etiologi urolithiasis berhubungan dengan supersaturasi urine yang membentuk kristal, di mana kristal ini merupakan komposisi batu saluran kemih. Etiologi urolithiasis bersifat multifaktorial yang melibatkan pola diet, faktor genetik, gangguan metabolik, atau kombinasi lainnya. Batu pada urolithiasis dapat terbentuk akibat kalsium oksalat (>80%), asam urat (13%), kalsium fosfat (5%), dan struvite (5%).[1,4]

Sebagian besar penelitian mengenai etiologi urolithiasis dikaitkan dengan peningkatan kadar kalsium, oksalat dan asam urat, serta penurunan kadar sitrat urin.[8]

Batu Kalsium

Terbentuknya kalsium oksalat, kalsium fosfat, dan kalsium urat dikaitkan dengan beberapa gangguan, antara lain:

  • Hiperkalsiuria akibat peningkatan penyerapan kalsium di usus
  • Hiperurikosuria akibat pola diet, produksi asam urat berlebih, atau gangguan ekskresi
  • Hiperoksaluria akibat faktor genetik produksi oksalat berlebihan, pola diet berlebih, atau meningkatnya absorpsi oksalat pada saluran gastrointestinal
  • Hipositraturia akibat asidosis tubulus renal distal, sindrom diare kronik, hipokalemia diinduksi thiazide, dan idiopatik
  • Hipomagnesuria akibat diet rendah magnesium[8,9]

Batu Struvite (Magnesium, Ammonium, Fosfat)

Batu struvite dikaitkan dengan infeksi saluran kemih kronik akibat bakteri gram negatif (Proteus sp., Pseudomonas sp., dan Klebsiella sp.). Bakteri gram negatif merupakan urease-positif yang mengubah urea menjadi amonium. Bila ammonium bergabung dengan fosfat dan magnesium akan mengkristal membentuk batu.[8,9]

Batu Asam Urat

Pembentukan batu asam urat dikaitkan dengan pH urin >5,5, diet tinggi purin, atau keganasan. Sekitar 25% penderita batu asam urat mengalami gout. Gangguan metabolik, neoplasma tertentu, dan diare kronik juga berhubungan dengan terjadinya batu asam urat.[1,8.9]

Batu Sistin

Batu sistin dapat terjadi akibat defek metabolik sehingga terjadi gangguan reabsorpsi senyawa sistin, ornitin, lisin, dan arginin pada renal. Kelainan bawaan yang menyebabkan mutasi pada SLC3A1 dan SLC7A9 menyebabkan gangguan metabolisme dan transpor sistin, sehingga terjadi sistinuria dan pembentukan batu.[1,8,9]

Faktor Risiko

Sekitar 97% urolithiasis ditemukan di renal dan ureter, sedangkan sisanya 3% di vesika urinaria dan uretra. Beberapa faktor risiko telah diidentifikasi dapat meningkatkan risiko pembentukan atau rekurensi urolithiasis antara lain diet, obat-obatan, faktor genetik, komorbid, dan faktor lainnya seperti tindakan medis.[4]

Diet

Faktor risiko urolithiasis terkait diet antara lain kurangnya hidrasi, diet rendah kalsium, serta diet tinggi protein hewani, oksalat, natrium (seperti tinggi garam), atau vitamin C. Diet rendah kalsium meningkatkan risiko urolithiasis karena keadaan ini akan mengurangi kadar kalsium dalam saluran gastrointestinal, sehingga meningkatkan penyerapan dan ekskresi oksalat.[1,3]

Makanan tinggi oksalat seperti kacang-kacangan, beer, berries, kopi dan teh, coklat, soda, bayam, dan kentang dapat berkontribusi sebagai faktor risiko urolithiasis. Konsumsi sitrat dapat mencegah pembentukan batu karena menghambat agregasi kristal dengan membentuk kompleks dengan garam kalsium di dalam urin.[1]

Obat-obatan

Urolithiasis diinduksi obat jarang terjadi. Beberapa obat-obatan atau metabolitnya dapat mengendap dalam urin dan menyebabkan urolithiasis, seperti indinavir, atazanavir, guaifenesin, triamterene, obat golongan sulfa, dan ceftriaxone.[1,3]

Faktor genetik

Urolithiasis dikaitkan dengan faktor genetik. Mutasi yang teridentifikasi terdapat pada tujuh gen resesif (AGXT, ATP6V1B1, CLDN16, CLDN19, GRHPR, SLC3A1, SLC12A1), dan satu gen dominan (SLC9A3R1). Terdapat pula satu gen (SLC34A1) dengan pewarisan resesif dan dominan.[8]

Komorbid

Penyakit penyerta seperti penyakit ginjal kronis, hipertensi, gout, diabetes melitus, hiperlipidemia, dan keganasan meningkatkan risiko urolithiasis.[1]

Lainnya

Riwayat urolithiasis sebelumnya dan pada keluarga meningkatkan risiko urolithiasis. Prosedur Roux-en-Y gastric bypass dan sleeve gastrectomy meningkatkan risiko pembentukan batu kalsium oksalat akibat malabsorpsi pasca operasi sebanyak 3 kali lipat.[1,3]

 

 

Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli

Referensi

1. Thakore P, Liang TH. Urolithiasis. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK559101/
3. Chung MJ. Urolithiasis and nephrolithiasis. JAAPA. 2017; 30(9):49-50.
4. Fisang C, Anding R, Müller SC, Latz S, Laube N. Urolithiasis—an Interdisciplinary Diagnostic, Therapeutic and Secondary Preventive Challenge. Dtsch Arztebl Int. 2015; 112(6): 83–91.
8. Dave CN. Nephrolithiasis. Medscape, 2020. https://emedicine.medscape.com/article/437096-overview#a5
9. Srinivas S, Venkanna B, Madan Mohan E, Krishna Mohan C. Urolithiasis: Overview. J Pharm Biomed Anal. 2012; 1(1): 20-31.

Patofisiologi Urolithiasis
Epidemiologi Urolithiasis
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 26 Desember 2024, 09:01
Apakah Riwayat Batu Ginjal Yang Sudah Di Angkat termasuk Non Comorbiditas?
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Izin bertanya dokter, ada beberapa pasien yang terdiagnosa Gagal Ginjal Kronis Stadium 5 dan menjalani Hemodialisis ( HD) dan Penyebab HD nya karena Batu...
dr.Roshni Manwani
Dibalas 30 Agustus 2021, 15:18
Pasien dengan urolithiasis bagaimana prognosisnya - Penyakit Dalam Ask The Expert
Oleh: dr.Roshni Manwani
3 Balasan
Alo dr. Fardah Akil, Sp.PD-KEGH.Izin bertanya Dok. Bagaimana prognosi pasien denga urolithiasis? apakah akan berulang? ada anjuran tertentu untuk pasien...
dr. Retma Rosela Nurkayanty
Dibalas 31 Maret 2021, 10:29
Kriteria Pasien untuk Terapi Farmakologis Penghancur Batu Saluran Kemih - Urologi Ask The Expert
Oleh: dr. Retma Rosela Nurkayanty
1 Balasan
ALO, Dr. dr. Besut Daryanto, Sp.B, Sp.U(K), izin bertanya dokterApa saja dok kriteria pasien dengan batu saluran kemih boleh menjalani terapi farmakologi...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.