Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Patofisiologi Urolithiasis general_alomedika 2023-06-15T09:47:04+07:00 2023-06-15T09:47:04+07:00
Urolithiasis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Patofisiologi Urolithiasis

Oleh :
dr. Karina Sutanto
Share To Social Media:

Patofisiologi urolithiasis melibatkan proses nukleasi, pertumbuhan, agregasi, dan retensi kristal. Proses pembentukan batu bergantung pada volume urin, konsentrasi ion kalsium, fosfat, oksalat, dan natrium. Kadar ion yang tinggi, volume urin yang rendah, pH rendah, dan kadar sitrat yang rendah menyebabkan pembentukan urolithiasis.[1,5]

Nukleasi

Nukleasi merupakan pembentukan kristal padat dalam larutan. Fase nukleasi kristal menjadi langkah pertama pembentukan batu dengan terbentuknya kristal batu yang tersusun dari supersaturasi urin yang berada dalam konsentrasi tinggi dan mengkristal dalam parenkim ginjal.[1,5,6]

Pertumbuhan Kristal

Setelah nukleasi, akan terjadi pertumbuhan kristal. Pertumbuhan kristal dimediasi secara epitaksial, yakni proses menumbuhkan kristal dengan orientasi tertentu di atas kristal lain, di mana orientasi ditentukan oleh kristal yang mendasarinya. Pertumbuhan kristal ditentukan oleh ukuran, bentuk molekul, sifat fisik material, pH, dan kecacatan yang mungkin terbentuk pada struktur kristal.[1,6]

Agregasi

Selanjutnya, terjadi proses agregasi, di mana inti kristal terikat satu sama lain untuk membentuk partikel yang lebih besar. Jarak antar partikel yang kecil akan meningkatkan gaya tarik dan agregasi partikel. Agregat akan membesar dan menghalangi aliran keluar urin dari tubulus renal, sehingga dapat mendorong pembentukan batu yang lebih kecil.[1,5,7]

Retensi

Proses selanjutnya yang dapat menyebabkan urolithiasis adalah retensi kristal. Retensi kristal disebabkan oleh asosiasi kristal dengan lapisan sel epitel dan tergantung pada komposisi permukaan sel epitel tubulus ginjal.[1,5,6]

Apabila batu menyebabkan penyumbatan dan tidak memungkinkan keluarnya urin melalui ureter, akan terjadi nyeri kolik dan hidronefrosis. Terdapat dua area penyempitan, antara lain di dekat ureteropelvic junction (UPJ) dan di persimpangan ureterovesical junction (UVJ).[1]

 

 

Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli

Referensi

1. Thakore P, Liang TH. Urolithiasis. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK559101/
5. Jayaraman UC, Gurusamy AA. Review on Uro-Lithiasis Pathophysiology and Aesculapian Discussion. IOSR Journal Of Pharmacy. 2018; 8(2): 30-42.
6. Yasui T, Okada A, Hamamoto S, Ando R, Taguchi K, et al. Pathophysiology-based treatment of urolithiasis. Int J Urol. 2017; 24: 32-38.
7. Knoll T. Epidemiology, Pathogenesis, and Pathophysiology of Urolithiasis. Eur Urol. 2010: 802-806.

Pendahuluan Urolithiasis
Etiologi Urolithiasis

Artikel Terkait

  • Alpha Blocker untuk Manajemen Batu Saluran Kemih
    Alpha Blocker untuk Manajemen Batu Saluran Kemih
  • Kolik Renal Mereda Bukan Tanda Hilangnya Batu Ginjal
    Kolik Renal Mereda Bukan Tanda Hilangnya Batu Ginjal
  • Red Flag Hematuria
    Red Flag Hematuria
  • Peningkatan Konsumsi Air Minum dan Pencegahan Batu Ginjal
    Peningkatan Konsumsi Air Minum dan Pencegahan Batu Ginjal
  • Penggunaan Ketorolac Intranasal vs Intravena untuk Terapi Kolik Renal Berat – Telaah Jurnal Alomedika – Artikel Terkini!
    Penggunaan Ketorolac Intranasal vs Intravena untuk Terapi Kolik Renal Berat – Telaah Jurnal Alomedika – Artikel Terkini!

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 26 Desember 2024, 09:01
Apakah Riwayat Batu Ginjal Yang Sudah Di Angkat termasuk Non Comorbiditas?
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Izin bertanya dokter, ada beberapa pasien yang terdiagnosa Gagal Ginjal Kronis Stadium 5 dan menjalani Hemodialisis ( HD) dan Penyebab HD nya karena Batu...
Anonymous
Dibalas 22 November 2022, 14:38
Diet untuk penderita batu ginjal - Gizi Klinik Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter Kurnia Sp.GK, ada pasien yang sudah di USG ditemukan batu ginjal, sudah diberikan obat dan dinyatakan sembuh. Namun beberapa lama kemudian kambuh...
Anonymous
Dibuat 02 Juli 2022, 10:11
Nyeri perut kanan setelah pelepasan Dj Stent?
Oleh: Anonymous
0 Balasan
Alo dokter. Ijin bertanya, mohon maaf cerita saya agak panjang. Begini dokter, saya sdh 8 hari stlh pelepasan dj stent, sebelumnya saya menjalani operasi...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.