Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Urolithiasis general_alomedika 2023-06-15T09:46:33+07:00 2023-06-15T09:46:33+07:00
Urolithiasis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Pendahuluan Urolithiasis

Oleh :
dr. Karina Sutanto
Share To Social Media:

Urolithiasis merupakan kondisi terbentuknya batu pada saluran kemih. Batu dapat bermula dari pelvis renalis (batu ginjal atau nefrolithiasis) dan dapat berpindah ke ureter (ureterolithiasis), vesika urinaria (vesikolithiasis), atau uretra (uretrolithiasis).[1,2]

Sebesar 80% batu pada urolithiasis terdiri dari kalsium oksalat atau fosfat. Beberapa jenis batu lainnya, antara lain batu asam urat, struvite, dan sistin lebih jarang ditemukan. Faktor risiko berbeda berdasarkan jenis batu, antara lain pola diet, riwayat urolithiasis sebelumnya, riwayat pada keluarga, faktor lingkungan, faktor genetik, konsumsi obat-obatan seperti ciprofloxacin, dan riwayat penyakit sistemik tertentu.[1,3]

batu saluran kemih, batu ginjal, batu ureter, batu uretra, batu kandung kemih, alomedika

Gambar 1. Urolithiasis.

Urolithiasis bisa asimptomatik, tetapi bisa memiliki manifestasi klinis berat yang dapat berupa nyeri kolik abdomen atau pinggang unilateral, hematuria, mual, muntah, dan demam. Selain berdasarkan anamnesis, diagnosis ditegakkan dengan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang berupa urinalisis dan pencitraan.[1,2,4]

Penatalaksanaan urolithiasis mencakup terapi medis konservatif, medikamentosa, intervensi medis, dan pembedahan. Sekitar 86% batu akan keluar secara spontan dalam 30–40 hari. Batu yang menyebabkan terjadinya obstruksi, gagal ginjal, atau infeksi akan membutuhkan intervensi lanjutan.[1,4]

 

 

Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli

Referensi

1. Thakore P, Liang TH. Urolithiasis. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK559101/
2. Smith JK. Urinary Calculi (Urolithiasis) Imaging. Medscape, 2018. https://emedicine.medscape.com/article/381993-overview
3. Chung MJ. Urolithiasis and nephrolithiasis. JAAPA. 2017; 30(9):49-50.
4. Fisang C, Anding R, Müller SC, Latz S, Laube N. Urolithiasis—an Interdisciplinary Diagnostic, Therapeutic and Secondary Preventive Challenge. Dtsch Arztebl Int. 2015; 112(6): 83–91.

Patofisiologi Urolithiasis

Artikel Terkait

  • Alpha Blocker untuk Manajemen Batu Saluran Kemih
    Alpha Blocker untuk Manajemen Batu Saluran Kemih
  • Kolik Renal Mereda Bukan Tanda Hilangnya Batu Ginjal
    Kolik Renal Mereda Bukan Tanda Hilangnya Batu Ginjal
  • Red Flag Hematuria
    Red Flag Hematuria
  • Peningkatan Konsumsi Air Minum dan Pencegahan Batu Ginjal
    Peningkatan Konsumsi Air Minum dan Pencegahan Batu Ginjal
  • Penggunaan Ketorolac Intranasal vs Intravena untuk Terapi Kolik Renal Berat – Telaah Jurnal Alomedika – Artikel Terkini!
    Penggunaan Ketorolac Intranasal vs Intravena untuk Terapi Kolik Renal Berat – Telaah Jurnal Alomedika – Artikel Terkini!

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 26 Desember 2024, 09:01
Apakah Riwayat Batu Ginjal Yang Sudah Di Angkat termasuk Non Comorbiditas?
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Izin bertanya dokter, ada beberapa pasien yang terdiagnosa Gagal Ginjal Kronis Stadium 5 dan menjalani Hemodialisis ( HD) dan Penyebab HD nya karena Batu...
Anonymous
Dibalas 22 November 2022, 14:38
Diet untuk penderita batu ginjal - Gizi Klinik Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter Kurnia Sp.GK, ada pasien yang sudah di USG ditemukan batu ginjal, sudah diberikan obat dan dinyatakan sembuh. Namun beberapa lama kemudian kambuh...
Anonymous
Dibuat 02 Juli 2022, 10:11
Nyeri perut kanan setelah pelepasan Dj Stent?
Oleh: Anonymous
0 Balasan
Alo dokter. Ijin bertanya, mohon maaf cerita saya agak panjang. Begini dokter, saya sdh 8 hari stlh pelepasan dj stent, sebelumnya saya menjalani operasi...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.