Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penatalaksanaan Urolithiasis general_alomedika 2023-08-29T13:15:23+07:00 2023-08-29T13:15:23+07:00
Urolithiasis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Urolithiasis

Oleh :
dr. Karina Sutanto
Share To Social Media:

Penatalaksanaan urolithiasis yang perlu rujukan ke urologis segera adalah ukuran batu besar, klinis tidak perbaikan, dengan gagal ginjal akut, oliguria/anuria, memenuhi kriteria SIRS, disertai infeksi saluran kemih, atau hanya satu ginjal yang berfungsi.

Pada keluhan nyeri, analgesik dengan obat antiiflamasi nonsteroid (OAINS) dapat diberikan. Medical expulsive therapy (MET), misalnya golongan alpha-blocker, dapat dipertimbangkan untuk ukuran batu 5-10 mm. Pilihan penatalaksanaan mencakup tata laksana medis konservatif, medikamentosa, intervensi medis, dan bedah.[1,10]

Konservatif

Penatalaksanaan lini pertama yang diberikan pada urolithiasis dengan nyeri kolik adalah hidrasi, analgesik, dan antiemetik.

Obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS), seperti metamizole dipyrone, dapat diberikan dengan dosis oral tunggal maksimum 1.000 mg dan dosis harian total sampai dengan 5.000 mg. Pilihan analgesik lain adalah paracetamol dan natrium diklofenak. Golongan opioid dapat menjadi pilihan untuk nyeri derajat berat atau yang refrakter.

Selain itu, pada pasien dengan keluhan mual dan muntah dapat diberikan antiemetik seperti ondansetron, metoklopramid, atau promethazine.[1,10]

Modifikasi Gaya Hidup

Modifikasi gaya hidup terkait urolithiasis berhubungan dengan diet sesuai mineral atau bahan dasar yang membentuk batu. Pada pasien dengan batu oksalat, konsumsi makanan yang banyak mengandung oksalat dikurangi, tetapi intake kalsium dipertahankan.

Sedangkan pada batu kalsium, intake kalsium harus dibatasi pada rentang 1000–2000 mg per hari. Pembatasan intake natrium dan protein perlu dilakukan pada batu sistin.[13]

Medikamentosa

Ukuran batu berkontribusi terhadap keluarnya batu secara spontan. Sekitar 86% batu akan keluar secara spontan dalam 30–40 hari.

Medical expulsive  therapy (MET) dapat dipilih pada pasien dengan ukuran batu 5–10 mm tanpa komplikasi. Pemberian MET harus dihentikan jika terjadi komplikasi berupa infeksi, nyeri yang refrakter, dan penurunan fungsi ginjal.[1,10]

Indikasi untuk pemberian MET adalah batu dengan besar 5–10 mm. Regimen yang umum digunakan antara lain:

  • Alpha-blocker, direkomendasikan untuk ekspulsi batu ureter bagian distal. Contohnya tamsulosin, terazosin, dan doxazosin

  • Calcium channel blocker, seperti nifedipine extended release

  • Kortikosteroid, seperti prednison dan methylprednisolone, sebagai monoterapi atau kombinasi dengan alpha-blocker

  • Phosphodiesterase-5 inhibitors, seperti tadalafil[8,10,17,18]

Intervensi Medis

Ukuran batu yang besar atau presentasi klinis yang konsisten dengan gagal ginjal akut, oliguria, anuria, memenuhi kriteria systemic inflammatory response syndrome (SIRS), atau hanya memiliki satu ginjal, kemungkinan akan perlu intervensi segera.[1]

Extracorporeal Shockwave Lithotripsy (ESWL)

Extracorporeal shockwave lithotripsy (ESWL) adalah teknik minimal invasif menggunakan energi gelombang suara yang tinggi untuk memecah batu menjadi fragmen-fragmen yang lebih kecil agar dapat keluar melalui urine.

Indikasi ESWL adalah batu ukuran ≤2 cm yang terdapat di pelvis, kaliks atas dan tengah. Cedera jaringan renal, perdarahan, dan sisa fragmen batu menjadi komplikasi yang dapat terjadi.[1,16]

Flexible Ureteroscopy (URS)

Flexible ureteroscopy (URS) adalah metode intervensi menggunakan endoskopi melalui traktus urinarius bagian bawah ke dalam ureter dan kaliks untuk visualisasi dan pengambilan batu. Metode ini menjadi pilihan yang baik untuk lower pole stones ukuran 1,5–2 cm dan pada pasien yang mengonsumsi antikoagulan atau antiplatelet.[1,16]

Pembedahan

Menurut pedoman American Urological Association (AUA), indikasi dilakukannya pembedahan, antara lain:

  • Batu ureter >10 mm
  • Batu ureter distal tanpa komplikasi ≤10 mm yang tidak keluar secara spontan setelah 4–6 minggu
  • Batu ginjal yang menimbulkan obstruksi
  • Gejala simptomatik dengan penyebab lain yang telah disingkirkan
  • Pasien anak dengan batu ureter yang gagal terapi sebelumnya
  • Kehamilan dengan batu ureter atau ginjal yang gagal sembuh setelah observasi[8]

Percutaneous Nephrolithotomy (PCNL)

Percutaneous nephrolithotomy (PCNL) adalah modalitas lain untuk fragmentasi dan ekstraksi batu dengan membuat insisi di belakang dan dilatasi menggunakan nefroskop untuk akses batu pada renal pyelocaliceal system dan ureter proksimal. Indikasi dilakukan PCNL antara lain batu ukuran >2 cm di pelvis renal atau kaliks, batu multipel, dan kontraindikasi terhadap ESWL dan URS.[1,16]

Operasi Laparoskopi

Laparoskopi untuk urolithiasis membutuhkan 3–4 sayatan. Tindakan ini diindikasikan pada kasus urolithiasis terkait kelainan renal atau komplikasi lain dimana teknik minimal invasif tidak dapat dilakukan.[16]

Operasi Terbuka

Nefrostomi terbuka semakin jarang dilakukan karena memerlukan sayatan tunggal besar untuk akses batu, sehingga memiliki risiko komplikasi lebih besar. Komplikasi dapat berupa perdarahan, nyeri berlebihan, dan pemanjangan durasi rawat inap dan pemulihan. Umumnya, tindakan ini dilakukan pada kasus sulit, pasien obesitas, atau tidak terdapat pilihan modalitas lain.[8,16]

 

 

Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli

Referensi

1. Thakore P, Liang TH. Urolithiasis. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK559101/
8. Dave CN. Nephrolithiasis. Medscape, 2020. https://emedicine.medscape.com/article/437096-overview#a5
10. Türk C, Skolarikos A, Neisius A, Petrik A, Seitz C, et al. EAU Guidelines on Urolithiasis. 2019. https://uroweb.org/wp-content/uploads/EAU-Guidelines-on-Urolithiasis-2019.pdf
13. Pearle MS, Goldfarb DS, Assimos DG et al: Medical management of kidney stones: AUA Guideline. J Urol 2019; 192: 316.
16. Bawari S, Sah AN, Tewari D. Urolithiasis: An Update on Diagnostic Modalities and Treatment Protocols. Indian J Pharm Sci. 2017; 79(2):164-174.
17. Sakhaee K, Maalouf NM, Sinnott B. Kidney Stones 2012: Pathogenesis, Diagnosis, and Management. J Clin Endocrinol Metab. 2012; 97(6): 1847–1860.
18. Bos D, Kapoor A. Update on medical expulsive therapy for distal ureteral stones: Beyond alpha-blockers. Can Urol Assoc J. 2014; 8(11-12): 442–445.

Diagnosis Urolithiasis
Prognosis Urolithiasis

Artikel Terkait

  • Alpha Blocker untuk Manajemen Batu Saluran Kemih
    Alpha Blocker untuk Manajemen Batu Saluran Kemih
  • Kolik Renal Mereda Bukan Tanda Hilangnya Batu Ginjal
    Kolik Renal Mereda Bukan Tanda Hilangnya Batu Ginjal
  • Red Flag Hematuria
    Red Flag Hematuria
  • Peningkatan Konsumsi Air Minum dan Pencegahan Batu Ginjal
    Peningkatan Konsumsi Air Minum dan Pencegahan Batu Ginjal
  • Penggunaan Ketorolac Intranasal vs Intravena untuk Terapi Kolik Renal Berat – Telaah Jurnal Alomedika – Artikel Terkini!
    Penggunaan Ketorolac Intranasal vs Intravena untuk Terapi Kolik Renal Berat – Telaah Jurnal Alomedika – Artikel Terkini!

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 26 Desember 2024, 09:01
Apakah Riwayat Batu Ginjal Yang Sudah Di Angkat termasuk Non Comorbiditas?
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Izin bertanya dokter, ada beberapa pasien yang terdiagnosa Gagal Ginjal Kronis Stadium 5 dan menjalani Hemodialisis ( HD) dan Penyebab HD nya karena Batu...
Anonymous
Dibalas 22 November 2022, 14:38
Diet untuk penderita batu ginjal - Gizi Klinik Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter Kurnia Sp.GK, ada pasien yang sudah di USG ditemukan batu ginjal, sudah diberikan obat dan dinyatakan sembuh. Namun beberapa lama kemudian kambuh...
Anonymous
Dibuat 02 Juli 2022, 10:11
Nyeri perut kanan setelah pelepasan Dj Stent?
Oleh: Anonymous
0 Balasan
Alo dokter. Ijin bertanya, mohon maaf cerita saya agak panjang. Begini dokter, saya sdh 8 hari stlh pelepasan dj stent, sebelumnya saya menjalani operasi...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.