Pendahuluan Operasi Bariatrik
Operasi bariatrik adalah intervensi bedah untuk menurunkan berat badan dan meningkatkan kualitas hidup pada pasien obesitas morbid atau komorbiditas terkait, seperti diabetes mellitus tipe 2 dan hipertensi. Prosedur ini bekerja dengan cara membatasi asupan makanan (restrictive), mengurangi penyerapan nutrisi (malabsorptive), atau kombinasi keduanya.
Jenis-jenis operasi bariatrik yang umum meliputi sleeve gastrectomy yang mengecilkan lambung menjadi seperti tabung, dan gastric bypass yang menciptakan jalur bypass sebagian lambung dan usus halus untuk mengurangi penyerapan kalori. Selain membantu penurunan berat badan, operasi ini juga memiliki efek metabolik, termasuk perbaikan sensitivitas insulin dan pengendalian glikemik.[1,2]
Indikasi utama operasi bariatrik adalah pasien obesitas dengan indeks massa tubuh (IMT) ≥40 kg/m² atau IMT ≥35 kg/m² dengan komorbiditas serius, seperti diabetes mellitus tipe 2, yang tidak berhasil menurunkan berat badan melalui terapi konservatif. Kontraindikasi meliputi ketidakstabilan psikologis, gangguan makan aktif, dan penyalahgunaan zat.
Dalam lima tahun pasca operasi, rata-rata pasien pasca operasi bariatrik mampu mempertahankan penurunan berat badan hingga 23,4% dari berat badan awalnya. Angka ini terus bertahan hingga 10 tahun pasca operasi. Pada pemantauan 15 tahun pasca operasi, umumnya pasien dapat mempertahankan penurunan berat badan hingga 22,2%.[1,3,4]