Pendahuluan Resusitasi Bayi dan Anak
Resusitasi jantung paru atau RJP pada bayi dan anak adalah prosedur penyelamatan darurat yang dilakukan saat terjadinya henti jantung henti napas. Yang dimaksud dengan bayi adalah usia di bawah 1 tahun, tidak termasuk neonatus usia 0-28 hari. Sementara itu, yang dimaksud dengan anak adalah usia 1 tahun sampai usia 12 tahun. Sejak pubertas anak disebut sebagai remaja dimana pedoman resusitasi yang diterapkan adalah pedoman resusitasi dewasa.
Selain itu, resusitasi pada anak juga mempertimbangkan berat badannya. Resusitasi pada anak dengan berat badan > 55kg mengikuti prosedur resusitasi pada dewasa.[1-3]
Indikasi dilakukan resusitasi pada bayi dan anak adalah henti jantung. Henti jantung pada bayi dan anak banyak disebabkan karena gagal napas dan syok. Etiologi gagal napas pada anak dapat disebabkan karena penyakit jantung pulmoner dan sumbatan jalan napas.
Henti jantung dan paru pada bayi dan anak berbeda dengan dewasa. Pada dewasa sering disebabkan karena aritmia jantung. Di sisi lain pada bayi dan anak, sering disebabkan oleh penyakit jantung bawaan, kardiomiopati, penyakit infeksi seperti bronkopneumonia, penyakit pulmoner seperti aspirasi, dan trauma.[4-7]
Prosedur resusitasi bayi dan anak berbeda dengan dewasa karena perbedaan anatomi, fisiologi, prosedur, dosis obat, dan diagnosis banding. Semakin muda usia pasien, rahangnya semakin pendek. Asesmen umum awal yang harus dilakukan terlebih dahulu yakni dengan mengenali keadaan umum, pola pernapasan dan sirkulasi, atau yang dikenal dengan Pediatric Assessment Triangle sehingga dapat diketahui apakah kondisi pasien mengancam jiwa atau tidak serta untuk menentukan kelainan fisiologis yang dialami.[4,8,9]
Setelah dilakukan asesmen umum, dilanjutkan asesmen primer hingga tersier. Asesmen primer dilakukan dengan prinsip A-B-C-D-E yakni airway, breathing, circulation, disability, dan exposure. Kemudian dilanjutkan dengan asesmen sekunder dengan prinsip S-A-M-P-L-E, yakni sign and symptom, allergies, medication, past medical history, last meal, events leading to current illness. Asesmen tersier dilakukan untuk menentukan diagnosis dan memulihkan etiologi yang mendasari.[4,5,8,9]
Komplikasi resusitasi pada bayi dan anak dapat disebabkan karena ventilasi, seperti saat pemakaian bag valve mask yang bisa menyebabkan inflasi lambung dan aspirasi. Komplikasi karena kompresi yang dapat terjadi adalah fraktur kosta atau fraktur sternum. Komplikasi karena defibrilasi mencakup luka bakar.[4,8-10]
Penulisan pertama oleh: dr. Yoke K. Putri, M.Sc, Sp.A, IBCLC